• November 23, 2024

Di tengah tingginya ekspektasi terhadap Jokowi, masyarakat tidak boleh dibiarkan menunggu

“Saat ini demokrasi Indonesia ada di tangan masyarakat. Masyarakat harus selalu kritis dan waspada untuk melindungi hak-hak mereka.’

Di Indonesia, orang-orang merayakannya. Pendukung Joko “Jokowi” Widodo mengikuti parade pada hari Senin, 20 Oktober, untuk menyambut dia dan Jusuf “JK” Kalla pada hari mereka dilantik sebagai presiden dan wakil presiden baru Indonesia.

Setelah melalui proses yang melelahkan, Jokowi dan JK mengalahkan mantan jenderal Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dengan perolehan 53,5% suara. Ketika Mahkamah Konstitusi menolak gugatan Prabowo terhadap hasil pemilu, Jokowi dan JK resmi menjadi pemenang pemilu presiden langsung.

Siapakah Jokowi? Apa saja tantangan yang dihadapinya sebagai presiden di negara berpenduduk 250 juta jiwa ini?

Pemimpin jenis baru

Posisi Jokowi dalam kancah politik Indonesia sangat berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya. BJ Habibie, Megawati Sukarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono berasal dari kalangan elit politik Indonesia. Abdurrahman Wahid telah bekerja dengan masyarakat sipil di lingkup nasional dan internasional. Sedangkan Jokowi adalah seorang penjual furnitur sebelum terjun ke dunia politik.

Jokowi memulai karir politiknya pada tahun 2005 sebagai walikota sebuah kota di Jawa Tengah bernama Solo. Ia menjadi begitu populer sehingga Jokowi dan pasangannya, Hadi Ruyatmo, ketika terpilih kembali pada tahun 2010, memperoleh 90,09% suara.

Kemenangan fantastis Jokowi menunjukkan warga Solo sangat puas dengan kepemimpinannya. Gaya pemerintahannya yang membumi menjadi magnet yang menarik simpati dan dukungan rakyat, bahkan dari masyarakat luar Solo.

Baru dua tahun menjalani masa jabatan keduanya sebagai walikota, Jokowi setuju untuk dicalonkan sebagai calon gubernur Jakarta oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Dengan Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal Ahok sebagai cawapresnya, Jokowi mencalonkan diri melawan petahana Fauzi Bowo. Bowo adalah pesaing yang kuat. Ia seorang Betawi asal Jakarta dan menjabat Wakil Gubernur Jakarta selama dua periode.

Kemenangan pada Pilgub DKI Jakarta tahun 2012 dipandang sebagai kemenangan bergengsi dan strategis bagi partai politik menjelang pemilu presiden tahun 2014.

Jokowi mengalahkan Bowo pada pemungutan suara putaran kedua dengan perolehan suara 53,82%. Kemenangannya bersama Ahok yang mengusung slogan kampanye “Jakarta Baru” menandai bangkitnya kerelawanan, karena partisipasi politik masyarakat untuk mendukung kandidat tersebut berasal dari masyarakat akar rumput.

Tantangan menanti Jokowi

Setelah beralih dari walikota sebuah kota kecil di Jawa menjadi gubernur Jakarta, Jokowi kini menghadapi tantangan besar sebagai presiden Indonesia.

Pertama, ekspektasi masyarakat Indonesia terhadap kepemimpinannya sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat sebagai beban atau motivasi.

Untuk mengatasi peningkatan ketimpangan

Perekonomian Indonesia tumbuh antara 5% dan 7% per tahun selama 10 tahun terakhir. Namun masih banyak masyarakat Indonesia yang miskin. Hasil pembangunan tidak merata.

Kesenjangan antara kaya dan miskin sangat mencolok. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan berarti banyak jika kesenjangan antar kelas sosial semakin lebar.

Survei Sosial dan Ekonomi Nasional tahun 2003-2013 menunjukkan bahwa kelompok kaya mengalami peningkatan pendapatan jauh lebih cepat dibandingkan kelompok menengah ke bawah. Rata-rata pertumbuhan pendapatan masyarakat kaya adalah tiga kali lipat rata-rata pertumbuhan pendapatan masyarakat kelas bawah, yang mencakup 40% populasi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua lapisan masyarakat merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi. Hanya kalangan menengah ke atas yang menikmatinya.

Jokowi-JK harus memprioritaskan kesejahteraan sosial dan menyusun strategi untuk menjembatani kesenjangan sosial yang semakin besar. Mereka harus meninggalkan kebijakan yang tidak efektif. Mereka harus memastikan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan, kesehatan, pangan dan perumahan.

Pemberantasan korupsi

Tantangan serius lainnya adalah menciptakan pemerintahan yang bebas korupsi.

Yudhoyono meninggalkan masalah korupsi besar-besaran setelah ia mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden. Indonesia adalah negara terkorup ke-4 di Asia. Indeks persepsi korupsinya mengalami stagnasi pada tahun 2012 dan 2013 pada angka 32 pada skala 0 hingga 100.

Bahkan setelah upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), daftar pegawai negeri sipil yang terlibat kasus suap terus bertambah. Tiga menteri kabinet SBY, dua di antaranya kader kepercayaannya, harus mengundurkan diri karena korupsi.

Jokowi harus bekerja keras mengembalikan kepercayaan masyarakat. Ia harus menyusun kabinetnya untuk mencerminkan kemauan politik untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, rendah hati, dan pekerja keras.

Perlindungan demokrasi

Kemenangan Jokowi juga menjadi ujian bagi demokrasi Indonesia. Jika tidak ada perubahan dalam komposisi pemerintahan dan koalisi lawan saat ini, ia akan menghadapi parlemen yang dikuasai oposisi. Ketegangan antara kedua koalisi politik tersebut meningkat sejak pemilihan presiden. Jokowi akan memiliki hubungan yang lebih dinamis dengan parlemen dibandingkan pemerintahan sebelumnya.

Langkah Jokowi sebelum pelantikannya bertemu dengan Prabowo Subianto dan pimpinan partai koalisi Merah Putih lainnya mungkin bisa meredakan ketegangan. Namun, pertemuan singkat tersebut tidak menjamin perubahan sikap politik pihak oposisi.

Ia belum membuktikan diri dengan membentuk kabinet yang bersih, pekerja keras, dan non-transaksional. Di sisi lain, partai-partai koalisi Merah Putih akan tetap kritis terhadap perlawanan terhadap upaya Jokowi mengamankan pemilu 2019.

Kesadaran masyarakat

Saat ini, demokrasi Indonesia berada di tangan masyarakat. Masyarakat harus senantiasa kritis dan waspada untuk melindungi hak-haknya. Memang benar, terdapat kesadaran masyarakat yang lebih besar akan perlunya mengarahkan pemerintahan Jokowi agar fokus pada tujuan kesejahteraan sosial dan mengawasi parlemen dan elit politik.

Harapan baru diusung masyarakat pada Senin dengan dilantiknya Jokowi dan JK. Namun masyarakat tidak boleh lengah.

Percakapan

Sri Budi Eko Wardani adalah direktur eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia. Beliau adalah dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Fokus penelitiannya adalah pada partai politik, politik lokal, pemilu, dan partisipasi perempuan dalam politik. Ia telah menerima dana dari AusAID, USAID dan The Asia Foundation.

Artikel ini awalnya diterbitkan pada Percakapan. Membaca artikel asli.

data hk hari ini