• October 6, 2024
Didorong oleh harga minyak dunia, inflasi bulan April meningkat

Didorong oleh harga minyak dunia, inflasi bulan April meningkat

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan dalam situs resminya bahwa pada April 2015 terjadi inflasi sebesar 0,36%. Akankah tren ini berlanjut menjelang Ramadhan?

Jakarta, Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) melepaskan dalam situs resminya bahwa pada bulan April 2015 terjadi inflasi sebesar 0,36%.

Angka tersebut meningkat dibandingkan bulan sebelumnya meskipun tingkat inflasi tahun kalender 2015 masih negatif sebesar 0,08% hingga bulan April lalu. Dengan kata lain, pada tahun 2015 kita mengalami deflasi sebesar 0,08%.

Didorong oleh harga minyak

Kepala BPS Suryamin menjelaskan bahwa kenaikan inflasi bulan April dibandingkan bulan Maret sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak dunia. Di Indonesia, hal ini menyebabkan harga bahan bakar dan biaya transportasi juga meningkat.

Harga minyak dunia sendiri memang demikian mencapai titik tertinggi sepanjang tahun 2015 pada tanggal 29 April.

Minyak mentah light sweet untuk pengiriman bulan Juni (diperdagangkan melalui kontrak masa depan) pada saat itu harga naik 2,7% menjadi US$58,75. Sedangkan jenis minyak mentah membakar naik 1,9% menjadi US$ 65,84.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Ada beberapa penyebab terjadinya situasi ini. Salah satu dampak terbesarnya adalah perlambatan produksi produsen minyak mentah terbesar dunia, Amerika Serikat.

Meski Negeri Paman Sam mencatatkan jumlah cadangan minyak mentah terbesar sejak April 1982, namun pertumbuhannya lambat di bawah ekspektasi analis.

Selain itu, ketidakstabilan kawasan Timur Tengah pasca serangan Arab Saudi dan negara koalisinya terhadap pemberontak Houthi di Yaman juga turut berkontribusi terhadap kenaikan harga minyak global.

(BACA: Pesawat tempur pimpinan Saudi menargetkan pemberontak di Yaman Selatan)

Ke mana perginya inflasi?

Namun setelah mencapai titik tertinggi tahun 2015 pada akhir April, harga minyak justru anjlok dalam dua hari terakhir. mundur.

Hal ini disebabkan potensi penurunan permintaan dari China setelah laju industri manufaktur di negeri tirai bambu itu mulai melambat.

Apakah ini berarti inflasi kita akan turun lagi bulan depan?

Menurut analis Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Imaduddin Abdullah, terlalu dini untuk berharap demikian. Apalagi kita sudah semakin dekat dengan datangnya bulan Ramadhan.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan permintaan pangan selama bulan puasa akan mendorong inflasi.”

TPID adalah sebuah harapan

Lalu bagaimana pemerintah menyikapi potensi kenaikan inflasi jelang Ramadan?

Imaduddin menilai INDEF belakangan ini melihat koordinasi yang baik antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan pemerintah pusat. Jika hal ini dapat dipertahankan, maka hal ini dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengendalikan inflasi.

Praktisnya, jika terjadi kelebihan pasokan komoditas tertentu di daerah tertentu, TPID akan segera mengkomunikasikannya kepada pemerintah pusat. Pemerintah pusat kemudian segera melakukan redistribusi.”

Yang berbahaya adalah jika bersamaan dengan tibanya bulan Ramadhan, harga minyak dunia kembali naik. Dalam situasi ini, ada dua faktor yang mendorong inflasi. “Tugas pemerintah untuk menekan inflasi akan semakin sulit,” kata Imad. — Rappler.com

slot online gratis