• October 6, 2024
Dikritik atas pertemuannya dengan Donald Trump, Fadli Zon mengancam akan menuntut Imam Besar New York

Dikritik atas pertemuannya dengan Donald Trump, Fadli Zon mengancam akan menuntut Imam Besar New York

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kehadirannya bisa dianggap sebagai dukungan terhadapnya. Ini jelas tidak etis dan merugikan hubungan kedua negara ke depan karena dianggap bias oleh Indonesia.”

JAKARTA, Indonesia – Imam Besar Islamic Center New York, Shamsi Ali, mengatakan Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengancam akan melayangkan somasi jika Shamsi tidak mengoreksi pernyataannya yang mengkritik pertemuan Fadli dengan Donald Trump.

Percakapan Fadli dengan Shamsi melalui Whatsapp diunggah Shamsi di laman Facebooknya.

“Saya tidak tahu apakah posisi ini benar, artinya Anda adalah imam besar masjid New York. Alhamdulillah,” Tulis Fadli dalam pesan melalui Whatsapp dengan Syamsi.

“Ini beberapa hal yang saya minta diperbaiki. Jika tidak, saya akan melayangkan surat somasi karena melanggar UU ITE. Saya akan menyewa pengacara. Terima kasih.”

Konflik mereka dimulai dari penempatan Kritik Shamsi terhadap Fadli diposting di Facebook Shamsi tentang kemunculan Fadli dan Ketua DPR Setya Novanto pada konferensi pers Donald Trump, sosok yang sedang berkampanye untuk menjadi calon presiden di Amerika.

“Mungkin memang protokol Ketua DPR menghadiri acara kampanye calon presiden di negara yang salah,” tulis Shamsi.

“Tidak usah keberatan saat acara kampanye. Bertemu pejabat pemerintah saat musim kampanye dengan seorang kandidat merupakan hal yang perlu diwaspadai. Kehadirannya bisa dianggap sebagai dukungan baginya. “Hal ini jelas tidak etis dan merugikan hubungan kedua negara ke depan karena Indonesia akan dianggap bias.”

Shamsi juga merasa Fadli tidak dihargai oleh Trump karena hanya ditemui selama 5 menit “dan pergi setelah diperkenalkan kepada pendukungnya.”

“Rasanya terlalu rendah hati bangsa ini jika pejabat tinggi diperlakukan seperti ini oleh Donald Trump,” kata Shamsi.

Fadli tak membenarkan rencana pemanggilan tersebut. Ketika Rappler menghubunginya, dia tidak menanggapi. Diwawancarai mediaFadli hanya membenarkan dirinya memang mengirimkan pesan Whatsapp kepada Shamsi.

“Saya sudah lama berbicara dengan Imam Shamsi Ali melalui WhatsApp. Dia salah paham,” kata Fadli. Menurut Fadli, dirinya tidak ikut kampanye Trump, melainkan hanya menghadiri konferensi pers.

“Trump mengundang kami turun ke lobi untuk melihat konferensi persnya,” kata Fadli. “Sebagai bentuk rasa hormat tentu saja kami melihat dan memang jalan keluar gedung itu seluruhnya dihalangi orang. “Jadi ini bukan kampanye Pak, tapi konferensi pers.”

Syamsi kemudian membalas Fadli lagi dengan mengatakan bahwa dia memahami bahwa yang dihadiri Fadli adalah konferensi pers.

“Tapi konferensi pers rangkaian kampanye DT. “Itulah sebabnya Tuan. Ketua dan rombongan di belakangnya beserta pendukungnya dengan slogan mendukung DT,” tulis Shamsi. “Janganselfie bersenang-senang dengan salah satu pendukungnya?”

“Sekali lagi, saya tidak punya beban, apalagi takut akan ancaman.” — Rappler.com

BACA JUGA:


demo slot pragmatic