• November 25, 2024
Diplomasi Global Paus Fransiskus untuk ‘Sister Earth’

Diplomasi Global Paus Fransiskus untuk ‘Sister Earth’

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Paus bertujuan untuk mempengaruhi pemerintah yang mempersiapkan pertemuan puncak PBB mengenai perubahan iklim pada bulan Desember

Paus Fransiskus menyelidiki subjek sekuler dengan ensiklik besarnya yang pertama mengenai tema lingkungan hidup, “Laudato Si” (“Puji bagi Anda”), yang menyerukan negara-negara dan masyarakat untuk berhenti merawat bumi, “rumah kita bersama, untuk menghancurkan bumi.” .”

Dokumen 184 halaman yang bisa dibaca Di Sini, dipandang sebagai kritik Paus Fransiskus terhadap kapitalisme global yang tak henti-hentinya, yaitu bisnis yang mengorbankan lingkungan demi keuntungan. Dia mendesak perubahan pola pikir, “metode produksi” dan “gaya hidup” untuk mengakhiri dampak buruk perubahan iklim.

Paus Fransiskus menyoroti para pemimpin yang memiliki “respons politik internasional yang lemah” dan kegagalan dalam presentasi global mengenai lingkungan hidup, serta menantang mereka untuk menyingkirkan “kepentingan khusus” yang mengalahkan kepentingan bersama. Jelas bahwa ia bermaksud mempengaruhi pemerintah yang mempersiapkan pertemuan puncak perubahan iklim PBB pada bulan Desember. Pertemuan kontroversial ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan global mengenai pembatasan emisi gas rumah kaca dengan menetapkan kebijakan baru.

Di Filipina, aktivis lingkungan merayakan “Laudato Si”, yang menurut mereka mewakili para korban perubahan iklim.

Kini menjadi bagian dari doktrin sosial Gereja Katolik, ensiklik atau surat pengajaran tersebut akan dibahas oleh para uskup dan imam di seluruh dunia dan dibagikan kepada komunitas mereka.

Namun peran terbesar akan dimainkan oleh Paus ketika “Laudato Si” menegaskan perannya sebagai diplomat global. Dia dijadwalkan untuk menyebarkan Injil baru ini pada bulan Juli di Amerika Selatan, dan di Kuba dan Amerika Serikat pada bulan September, di mana dia akan membicarakannya di PBB.

Paus berupaya untuk menjauh dari isu-isu yang memecah-belah Gereja, seperti kontrasepsi dan aborsi, seperti yang pernah ia katakan di masa lalu. Namun ia memasukkan kritik terhadap aborsi dan pengurangan pengendalian populasi sebagai solusi terhadap kemiskinan.

Namun, para pengamat Gereja mengatakan bahwa Paus selalu mempunyai pandangan yang kuat terhadap lingkungan. Pada tahun 2014, ia mengejutkan banyak orang ketika, dalam pidatonya di sebuah universitas Italia, ia menggambarkan eksploitasi bumi sebagai “dosa kita.” Sebuah laporan menggambarkan peristiwa tersebut sebagai peristiwa yang “revolusioner secara diam-diam” karena Paus Fransiskus memaparkan isu-isu lingkungan hidup sebagai “salah satu tantangan terbesar di zaman kita”, yang bukan merupakan persoalan teologi semata. Bagaimanapun, tindakan dalam isu lingkungan memerlukan negara dan pemerintah untuk mereformasi politik mereka demi memberikan manfaat bagi kepentingan publik.

Paus Fransiskus dengan cerdik memadukan iman dan isu-isu pemerintahan, menjadikan Gereja sebagai kekuatan yang relevan di panggung global. – Rappler.com

Data SGP Hari Ini