• November 26, 2024
Doktrin Jokowi: Indonesia adalah poros maritim dunia

Doktrin Jokowi: Indonesia adalah poros maritim dunia

Pidato Presiden Indonesia Joko Widodo pada KTT Asia Timur ke-9, Sidang Pleno, Naypyidaw, Myanmar, 13 November 2014

Yang Mulia Presiden U Thein Sein,

Yang Mulia para Kepala Negara dan Pemerintahan negara-negara peserta KTT Asia Timur,
Bagi Indonesia, KTT Asia Timur memainkan peran penting dalam keamanan, stabilitas, dan kemakmuran ekonomi di kawasan. Oleh karena itu, saya memilih forum ini untuk menyampaikan gagasan saya tentang Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, dan harapan saya tentang peran KTT Asia Timur di masa depan.

Indonesia sadar bahwa transformasi besar sedang terjadi di abad ke-21. Pusat gravitasi geo-ekonomi dan geo-politik dunia sedang bergeser dari Barat ke Asia Timur. Negara-negara Asia sedang mengalami peningkatan.

Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 7 persen per tahun, dengan total PDB sekitar USD 40 triliun, kawasan Asia Timur merupakan kawasan yang paling dinamis secara ekonomi. Sekitar 40 persen perdagangan dunia berada di kawasan ini.

Dalam dinamika ini, laut akan menjadi semakin penting bagi masa depan kita. Jalur laut yang menghubungkan dua samudera strategis – Samudera Hindia dan Samudera Pasifik – merupakan jalur penting bagi lalu lintas perdagangan dunia.

Tiga Jalur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan “jalur” lalu lintas laut dunia. Kedua samudra strategis ini juga menyimpan kekayaan yang sangat besar – energi dan sumber daya kelautan lainnya – yang akan menentukan kemakmuran kawasan di masa depan.

Indonesia berada tepat di tengah-tengah proses perubahan strategis, baik secara geografis, geopolitik, dan geoekonomi.

Oleh karena itu, sebagai negara maritim, Indonesia harus menegaskan dirinya sebagai Poros Maritim Dunia, sebagai kekuatan antara dua samudera: Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Posisi sebagai Poros Maritim Dunia memberikan peluang bagi Indonesia untuk membangun kerja sama regional dan internasional demi kesejahteraan rakyat.

Terhormat,

Agenda pembangunan untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia memiliki lima pilar utama.

Pertama, kita akan membangun kembali budaya maritim Indonesia. Sebagai negara yang terdiri dari 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus menyadari dan memandang dirinya sebagai bangsa yang jati dirinya, kesejahteraannya, dan masa depannya sangat ditentukan oleh cara kita mengelola laut.

Kedua, kita akan melindungi dan mengelola sumber daya kelautan dengan fokus membangun kedaulatan maritim melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. Kekayaan maritim kita akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat kita.

Ketiga, kita akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun jalan tol laut, pelabuhan laut dalamlogistik, industri pelayaran, dan wisata bahari.

Keempat, melalui diplomasi maritim, kami mengajak seluruh mitra Indonesia untuk bekerja sama di bidang maritim. Bersama-sama, kita harus menghilangkan sumber konflik di laut, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa wilayah, pembajakan, dan pencemaran laut. Lautan harusnya mempersatukan, bukan memecah belah kita semua.

Kelima, sebagai negara yang menjadi titik tumpu dua samudera, Indonesia mempunyai kewajiban untuk membangun kekuatan pertahanan maritim. Hal ini tidak hanya diperlukan untuk melindungi kedaulatan dan kekayaan maritim kita, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab kita dalam menjaga keselamatan kapal dan keamanan maritim.

Cita-cita dan agenda di atas akan menjadi fokus Indonesia di abad ke-21. Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia, kekuatan yang mengarungi dua samudera, sebagai negara maritim yang sejahtera dan bermartabat.

Terhormat,

Sebagai Poros Maritim Dunia, Indonesia tentu mempunyai kepentingan dalam menentukan masa depan kawasan Samudera Pasifik dan Hindia (PACINDO).

Kami ingin Samudera Hindia dan Pasifik tetap damai dan aman bagi perdagangan global, tidak menjadi arena perebutan sumber daya alam, sengketa wilayah, dan supremasi maritim.

Terkait hal tersebut, saya menilai potensi maritim dalam forum EAS belum dimanfaatkan secara maksimal. Indonesia mengusulkan untuk memperkuat bidang prioritas kerja sama maritim di EAS.

Kami mendorong negara-negara mitra ASEAN di EAS untuk mendukung dan terlibat aktif dalam realisasi Master Plan Konektivitas ASEAN, khususnya konektivitas dan infrastruktur maritim.

Kami menyerukan kerja sama EAS yang konkrit di bidang energi, ketahanan pangan, manufaktur, dan keberlanjutan maritim.

Kami menyerukan kerja sama yang lebih erat dalam menjaga keamanan maritim. Khusus terkait Laut Cina Selatan, Indonesia menyambut baik komitmen implementasi DOC (Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea). Saya juga mendukung penyelesaian COC (South China Code of Conduct) melalui konsultasi secepatnya.

Terima kasih.

Data SGP