• September 7, 2024
DPR dan kilang belum siap

DPR dan kilang belum siap

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Tak hanya terkendala proses produksi, keinginan Pertamina meluncurkan Pertalite juga dihadang DPR yang meminta mereka menunda peluncurannya.

JAKARTA, Indonesia – Penentangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan belum siapnya kilang tampaknya menjadi alasan Pertamina memutuskan menunda peluncuran Pertalite

Pada April 2015, Pertamina mendapat kesempatan tersebut menyatakan kesiapannya menawarkan Pertalite, bahan bakar minyak (BBM) jenis baru sebagai alternatif pengganti bensin Penelitian angka oktan (RON) 88 atau lebih dikenal sebagai Premium. Rencananya Pertalite akan dipasarkan pada Mei ini. Tapi kemudian mereka menundanyadengan alasan perlunya waktu yang lebih lama untuk sosialisasi.

Sejumlah kajian, termasuk dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas, menyebut adanya Premium sebagai sumber inefisiensi bisnis Pertamina. Kehadiran Pertalite diharapkan dapat menjadi solusi.

Kilangnya belum siap

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, mengatakan salah satu kendala yang dihadapi pihaknya dalam memproduksi Pertalite adalah kesiapan kilang minyak.

“Kilang kita banyak yang tingkat kompleksitasnya rendah,” kata Dwi, Senin, 11 Mei 2015.

Tingkat kompleksitas di sini secara sederhana mengacu pada kemampuan sebuah kilang dalam mengolah minyak mentah menjadi produk bernilai tinggi (high value Crude Oil Derived Products).

Semakin tinggi tingkat kompleksitas suatu kilang, maka semakin mampu kilang tersebut mengolah minyak mentah menjadi produk yang lebih beragam dengan nilai jual yang lebih tinggi, termasuk bensin dengan tingkat oktan 90 seperti Pertalite.

“Saat ini faktanya banyak kilang kita yang produk olahan minyak mentahnya justru bernilai lebih rendah dibandingkan minyak mentah itu sendiri,” kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang.

Terjebak di DPR

Tak hanya terkendala proses produksi, keinginan Pertamina meluncurkan Pertalite juga dihadang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Setelah wacana peluncuran Pertalite mengemuka, baru-baru ini Komisi VII DPR RI meminta Pertamina menunda peluncuran dan pemasaran Pertalite.

Proses persiapan yang belum matang dijadikan kambing hitam. Pertamina juga diminta berkomunikasi terlebih dahulu dengan DPR sebelum menjual Pertalite ke masyarakat.

Anggota Komisi VII Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Totok Daryanto, mengatakan kepada Rappler, sebenarnya ada baiknya Pertamina sebagai badan usaha meluncurkan produk baru.

“Saya termasuk yang setuju dengan Pertamina membuat Pertalite. “Akan menawarkan alternatif baru yang kualitasnya jelas lebih baik dari Premium, namun dengan harga yang masih di bawah Pertamax,” kata Totok.

“Namun hal ini sangat perlu dikomunikasikan oleh Pertamina karena ada teman (anggota Komisi VII DPR) yang menduga Pertalite diciptakan untuk menggantikan premium. Meski bukan itu masalahnya.”

Bukan tanpa alasan DPR menilai Pertamina akan menghilangkan Premium. BPH Migas sebelumnya mengatakan Pertalite diharapkan bisa menggantikan Premium.

“Suatu saat kita harus meninggalkan Premium untuk bahan bakar yang lebih baik dan ramah lingkungan, itu tujuannya,” kata Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Someng. media.

Alternatif baru, bukan pengganti

Namun, melalui Dwi, Pertamina memastikan Pertalite hadir untuk menawarkan alternatif baru bagi konsumen dan belum tentu pengganti Premium.

“Pertalite BBM menambah varian sehingga konsumen lebih leluasa memilih karena ada kendaraan yang spesifikasinya harus menggunakan RON 90,” kata Dwi.

Pertamina pun optimistis niat tersebut akan mendapat respon yang relatif positif dari masyarakat.

BUMN Migas ini memperkirakan jika harga jual Pertalite bisa diturunkan – hingga selisihnya dengan Premium kurang dari Rp 700/liter – 30% konsumen Premium akan beralih menggunakan Pertalite.

“Hal itu kami temukan dari hasil riset internal kami,” kata Ahmad.

Lalu apa yang terjadi dengan Pertalite?

Dwi menegaskan, Pertamina tetap berkomitmen untuk meluncurkan Pertalite dalam waktu dekat.

“Kami berharap bisa mempersiapkan diri dengan baik,” kata Dwi saat ditanya kemungkinan Pertalite bisa dipasarkan tahun ini.— Rappler.com

slot