• October 7, 2024
Dua anggota ISIS asal Sukabumi diyakini tewas

Dua anggota ISIS asal Sukabumi diyakini tewas

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Mereka bukanlah warga Sukabumi terakhir yang berniat menjadi anggota jaringan teroris yang berbasis di Suriah dan Irak ini.

JAKARTA, Indonesia – Dua anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dikabarkan tewas di Suriah.

“Kedua anggota jaringan teror ISIS yang berangkat ke Suriah tahun lalu berinisial DR dan SB alias Ap, warga Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi,” kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP, Diki Budiman, seperti dikutip. Di antaraKamis 7 Mei 2015.

Menurut Diki, dirinya mendapat kabar bahwa DR dan SB dari keluarganya telah meninggal dunia. Namun Polres Sukabumi Kota masih belum mengetahui secara detail penyebab keduanya meninggal.

SB diduga merupakan mantan teroris kelompok Heri Golun, jaringan Noordin M. Top dan murid Dr Azhari.

Indonesia mulai menjadi basis anggota ISIS

Rupanya, DR dan SB bukanlah warga Sukabumi terakhir yang bergabung dengan ISIS.

Di antara Diberitakan, pada 7 Mei 2015, aparat Polres Sukabumi bekerja sama dengan tokoh agama dan masyarakat serta TNI berhasil menghentikan keberangkatan puluhan warga Sukabumi yang berencana melakukan hal serupa.

“Mereka berniat berangkat tahun ini, tapi buru-buru diberhentikan dan diberi pembinaan. “Sepertinya mereka belum paham apa sebenarnya ISIS,” kata Diki.

Tak hanya dari Sukabumi. Rustawi Tomo Kabul (63), warga negara Indonesia (WNI) asal Malang, Jawa Timur, ditangkap di Bandara Seri Begawan, Brunei Darussalam. Dia ditemukan dengan amunisi dan bendera yang menyerupai lambang ISIS.

Sedianya, Rustawi dijadwalkan berangkat umrah bersama 53 anggota rombongan lainnya dan berada di Brunei untuk transit.

(BACA: Seorang WNI yang membawa bendera mirip ISIS telah ditahan di Brunei)

Bergabungnya WNI ke ISIS cukup terorganisir. Maret lalu, 5 orang ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri karena diduga merekrut anggota ISIS di Indonesia.

Mengapa ada orang yang bergabung dengan ISIS?

Omer Taspinar dari US National War College menulis untuk Pos Huffington bahwa salah satu segmen yang berpotensi terjadinya radikalisme adalah mereka yang berpendidikan tinggi dan mempunyai ambisi untuk maju namun tidak melihat potensi nyata untuk mencapai kemajuan tersebut.

Menurut Omer, situasi ini pada akhirnya membuat mereka frustasi dan rentan terjerumus ke dalam radikalisme.

Pada kesempatan lain beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan ISIS memperoleh pengikut dan tumbuh subur di negara-negara yang rentan dan tidak stabil, misalnya di Suriah dan Irak pasca Saddam Hussein.— Rappler.com

link demo slot