• October 6, 2024

Dua gelar sudah cukup untuk Indonesia

Meski tak berharap banyak, Indonesia yakin ganda campuran dan ganda putra mampu meraih medali.

Agenda turnamen bulutangkis dunia tahun ini langsung seru sejak awal. Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menempatkan ajang besar Super Series Premier All England di awal tahun menjelang turnamen internasional lainnya. Rasanya dua gelar saja sudah cukup bagi Indonesia. Mengapa?

Kamis dini hari, 5 Maret, atau malam waktu Birmingham, Inggris, babak pertama ajang bulu tangkis tertua di dunia itu digelar. Alhasil, wakil Indonesia tersisa sembilan di sektor tunggal putra, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.

Salah satu sektor terlemah Indonesia, tunggal putri, harus merugi setelah Linda Weni Faneteri kalah permainan lurus atas pebulu tangkis Thailand, Porntip Buranaprasertsuk dengan skor 16-21, 11-21. Sementara Bellaetrix Manuputty harus kalah di tangan pebulu tangkis India Saina Nehwal dengan skor 8-21, 12-21.

Di tunggal putra, yang tersisa hanya Dyonisius Hayom Rumbaka setelah secara mengejutkan memenangi laga “perang saudara” melawan Tommy Sugiarto 21-12, 21-12. Bahkan, Hayom sempat diprediksi akan kalah. Kemenangan tak tanggung-tanggung diraih permainan lurus.

(BACA: Bulu Tangkis Kurang ‘Bintang’ Masa Depan, Kata Taufik Hidayat dari Indonesia)

Jadi siapa yang tersisa? Berikut daftarnya:

Tunggal putra

Dionysius Hayom Rumbaka

Ganda putra

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan

Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo

Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan

Ganda putri

Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari

Ganda campuran

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

Praveen Jordan/Debby Susanto

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Greysia Polii

Dari sisa wakil Merah Putih, patut ditunggu sejauh mana kemampuan Hayom melangkah. Jangan terlalu banyak bicara soal gelar karena dia bukan unggulan utama. Sektor ganda putri lebih baik karena Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari menjadi unggulan ketujuh.

Namun, seperti nasihat orang bijak, lebih baik jangan terlalu berharap terlalu tinggi. Karena kalau terjatuh, disini sakit! Kita sebaiknya berharap pada sektor yang memberikan performa “terjamin” (baca: realistis) pada dua sektor terbaik Indonesia saat ini: ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Duet Tontowi dan Liliyana malah memburu trik seperempat alias gelar All England keempat berturut-turut! Mereka sudah tiga kali meraih gelar juara sejak 2012, 2013, dan 2014. Sedangkan nomor ganda diburu Ahsan/Hendra setelah meraihnya pada tahun lalu. Ketua Departemen Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Rexy Mainaky pun memberikan isyarat harapan yang realistis.

“Kami berharap bisa membawa pulang dua gelar All England lagi seperti tahun lalu, yakni dari ganda putra dan ganda campuran,” kata rekan duet Ricky Subagdja saat meraih emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996.

Apa saja yang baru dari All England kali ini?

BWF mempostingnya pada awal tahun. Dia acara besar Event internasional pertama yang digelar tahun ini. Situasi ini membuat segalanya sulit diprediksi. Karena tim tidak bisa bersaing satu sama lain tangkai seperti mengejar kekasih yang jomblo. Mereka hanya bisa berharap untuk persiapan pelatihan mereka sendiri.

Seluruh Inggris pada awal tahun juga tidak membuat “mesin” terlalu panas. Jadi kita hanya bisa berharap pada dua sektor terbaiknya saja.

Namun, bukan berarti jalan mereka mulus. Di babak kedua, Hendra/Ahsan akan bertemu pasangan kelas berat Fu Haifeng/Zhang Nan (China).

Untuk sektor ganda campuran, setidaknya hati kita bisa sedikit lega hingga babak semifinal. Pasalnya pada babak tersebut kemungkinan Owi/Butet (julukan Tontowi dan Liliyana) akan bertemu lawan tangguh yakni Joachim Fischer Ielsen/Christinna Pedersen (Denmark).

“Ini seluruh Inggris. Jangan terlalu memikirkan semifinal dulu. “Kita harus fokus dari awal,” kata Owi merendah.

Lalu bagaimana dengan pemain yang tersingkir? Ini tidak perlu dipikirkan lagi. Sektor tunggal putri kita memang menjadi titik terlemah Merah Putih. Linda Weni dan Bellatrix diperkirakan tidak akan melangkah lebih jauh.

Mahir memainkan reli-reli panjang, Linda tak pernah terkena stroke fatal. Sementara itu, Bellatrix yang mempunyai pukulan mematikan sering kali lemah dalam berbagai hal ketahanan.

Susi Susanti, legenda hidup bulu tangkis putri Indonesia, tak terlalu berambisi mengomentari kelemahan sektor ini. “Masalah kita adalah semangat bertarung!” serunya. Ah! —Rappler.com

Agung Putu Iskandar atau Aga Agung adalah mantan jurnalis Jawa Pos. Selain menulis tentang olahraga, ia juga peduli dengan masalah sosial dan hukum. Ikuti Twitter-nya @aagung dan blog pribadinya agungputu.wordpress.com.


Result SDY