• November 25, 2024

Dukung ISIS, kata pemimpin teror Indonesia yang dipenjara kepada pengikutnya

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Abu Bakar Ba’asyir, pemimpin spiritual kelompok teroris Jemaah Islamiyah, juga berniat mendirikan khilafah

JAKARTA, Indonesia – Ulama Muslim Abu Bakar Ba’asyir yang dipenjara, pemimpin spiritual kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) dan pendiri reinkarnasinya Jemaah Ansharut Tauhid (JAT)dilaporkan menginstruksikan pengikutnya untuk mendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Itu Pos Jakarta melaporkan pada Senin 14 Juli bahwa Ba’asyir, yang dijatuhi hukuman 15 tahun penjara pada tahun 2011 karena pelanggaran terorisme, pesan tersebut disampaikannya usai bertemu dengan petinggi JAT dan keluarganya di Lapas Pasir Putih dengan keamanan maksimum, Nusakambangan, Kamis, 10 Juli. Itu Dukungan dilaporkan dapat datang dalam bentuk membantu mendanai gerakan ISIS dan mempersiapkan anggota JAT untuk berperang di Suriah.

“JAT adalah kamuflase baru JI,” Ansyaad Mbai, kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), mengatakan kepada Rappler pada tahun 2012. “Pemimpinnya sama, Abu Bakar Ba’asyir, dan sebagian besar tokoh penting JAT juga JI. Jadi saya menyebutnya jaket baru JI.”

JI merupakan jaringan teroris yang melakukan serangan paling mematikan di Indonesia, termasuk bom Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang. Sebagian besar anggota JI mengikuti Ba’asyir, termasuk sisa anggota JI yang mengenyam pendidikan Afghanistan. (BACA: Jaringan Teror yang Berkembang di Indonesia)

ISIS baru-baru ini mengumumkan hal itu berdirinya “khilafah” membentang dari Aleppo di Suriah utara hingga Diyala di Irak – wilayah tempat ISIS berperang melawan rezim yang berkuasa. Kekhalifahan – bentuk pemerintahan Islam yang terakhir terlihat pada masa Kesultanan Ottoman – adalah tujuan para jihadis. (Membaca: Anggota baru dari Asia Tenggara bergabung dengan ISIS)

Dalam wawancara baru-baru ini, Ansyaad mengatakan kepada Rappler ISIS akan lebih berbahaya daripada Afghanistan.

“Kami tahu situasi di Suriah dan Irak sekarang sangat serius dengan banyaknya senjata, dan kami tahu bahwa ISIS telah menjalani pelatihan militer untuk perjuangan mereka mendirikan kekhalifahan Islam. Mereka akan lebih terampil,” ujarnya.

Kapolri Jenderal Sutarman baru-baru ini mengatakan setidaknya 56 WNI telah bergabung dengan ISIS, dan Ansyaad mengatakan beberapa di antaranya sudah kembali dari Irak. Ketakutannya adalah para pejuang dari Suriah – seperti pelaku bom Bali – akan kembali ke rumah dan melakukan serangan menggunakan taktik yang telah mereka asah dalam pertempuran.

Sebuah sumber mengatakan kepada Rappler bahwa perekrutan ISIS di Indonesia dilakukan oleh sebuah yayasan yang terletak hanya seratus meter dari sana Ngruki, Jawa Tengah, tempat Ba’asyir mengelola pesantren Al Mukmin yang juga dikabarkan merekrut jihadis.

“Semua militan yang pergi ke Suriah atau Irak direkrut oleh LSM,” kata Ansyaad. “Mereka menggunakan berbagai nama, tapi kita tahu itu hanya kedok. Sumber utama terkait dengan JI atau JAT atau NII (Islam Hitam Indonesia atau bahasa Indonesia Negara Islam).

“Begitu mereka mengangkat isu khilafah, tidak ada lagi perbedaan di antara mereka. Ini adalah tujuan mereka bersama,” katanya. – Rappler.com

uni togel