• October 6, 2024
FAKTA CEPAT: Blok Mahakam

FAKTA CEPAT: Blok Mahakam

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Berikut beberapa data dan fakta mengenai sumber daya migas besar yang kepemilikannya kerap menjadi kontroversi, Blok Mahakam.

Jakarta, Indonesia – Pemerintah kembali menegaskan komitmennya untuk mengambil alih pengelolaan blok Mahakam, Kalimantan Timur, dari perusahaan migas Perancis Total E&P Indonesia dan mitranya dari Jepang, Inpex Corporation.

Hal itu akan dilakukan saat kontrak bagi hasil berakhir pada 2017. Setelah itu, pemerintah akan menyerahkan blok Mahakam kepada PT. pertamina (persero).

Presiden Joko Widodo kembali menegaskan bahwa pemerintah telah memutuskan pengelolaan Blok Mahakam akan diambil alih oleh pemerintah. kata Menteri Negara Pratikno melalui siaran pers pada Senin, 25 Mei 2015.

Berikut beberapa data dan fakta mengenai sumur minyak yang kepemilikannya kerap menjadi sumber kontroversi.

Dimulai pada tahun 1967

Mengacu pada informasi Menurut situs resmi Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), kontrak bagi hasil di blok Mahakam ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan investor asing pada 30 Maret 1967 dengan jangka waktu 30 tahun. .

Ketika habis masa berlakunya pada tahun 1997, kontrak tersebut diperpanjang selama 20 tahun lagi dan akan berakhir pada tahun 2017.

Setelah melakukan eksplorasi hingga tahun 1972, Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation menemukan cadangan minyak dan gas alam yang relatif besar.

Kombinasi cadangan terbukti dan cadangan potensial yang ditemukan saat itu mencapai 1,68 miliar barel minyak dan 21,2 triliun kaki kubik (TCF) gas alam.

Minyak dan gas yang dihasilkan di blok Mahakam kemudian berkontribusi terhadap pertumbuhan Indonesia sebagai salah satu eksportir minyak dan gas terbesar di dunia pada periode 1980-2000.

Tentang Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation

Total adalah perusahaan minyak internasional atau Perusahaan Minyak Internasional (IOC) merupakan perusahaan besar dengan portofolio investasi minyak dan gas yang tersebar di beberapa belahan dunia.

Berdasarkan laporan “Studi Cadangan Minyak dan Gas Global diterbitkan oleh Ernst & Young pada tahun 2014, Total merupakan IOC yang mengeluarkan belanja modal terbesar ke-7 di seluruh dunia.

Dalam pengelolaan blok Mahakam, Total menggandeng perusahaan asal Jepang yakni Inpex Corporation. Kembali ke data SKK Migas, kedua perusahaan ini memiliki kepemilikan yang setara di Blok Mahakam, masing-masing sebesar 50%.

Mengapa pengelolaan Blok Mahakam harus diambil alih?

Dalam komunikasi tertulis dengan Rappler, Vice President Corporate Communications Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan ada beberapa poin mengapa Pertamina ingin pengelolaan blok Mahakam segera diambil alih dan diberikan kepada mereka.

1. Ingin meningkatkan peran Pertamina sebagai Indonesia National Oil Company (NOC) dalam pengelolaan sumber daya migas dalam negeri.

Menurut Wianda, saat ini hanya 26% dari total kapasitas produksi migas dalam negeri yang dikelola oleh Pertamina.

Angka ini relatif rendah dibandingkan rata-rata global. Mengacu pada penelitian bank dunia yang bertajuk Perusahaan minyak nasional dan penciptaan nilai diterbitkan empat tahun lalu, 75% produksi minyak dan gas dunia berasal dari NOC. Sementara itu, 90% cadangannya juga dikuasai NOC.

2. Misi Pertamina untuk meningkatkan kapasitas produksi blok Mahakam.

Pertamina yakin blok Mahakam bisa tumbuh lebih produktif jika dikelola.

“Banyak bukti bahwa pengalihan blok dari operator ke Pertamina justru meningkatkan produksi. Misalnya di Blok West Madura Offshore (WMO) dan Blok Offshore Northwest Java (ONWJ), kata Wianda.

Yang tersisa dari blok Mahakam

SKK Migas memperkirakan total cadangan terbukti dan potensial di blok Mahakam pada akhir kontrak bagi hasil tahun 2017 akan tetap sebesar 131 juta barel untuk minyak dan 3,8 TCF untuk gas.

Mulai April 2015, Blok Mahakam menghasilkan 66.400 barel minyak dan 1.750 juta kaki kubik gas per hari.

Dengan asumsi jumlah tersebut tidak berubah, maka tersisa sekitar 5,5 tahun untuk minyak dan 6 tahun untuk gas sebelum seluruh cadangan migas di blok Mahakam habis. Hal ini dimulai sejak tahun 2017, ketika kepemilikan blok Mahakam dikembalikan sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia. —Rappler.com


taruhan bola online