Gajah juga memprotes kebakaran hutan
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Mereka mengamuk dan berteriak sangat keras. Ini membuat proses pemadaman api menjadi sangat berbahaya.”
PEKANBARU, Indonesia — Upaya tim pemadaman kebakaran hutan di Riau tidak hanya terhambat kabut asap yang membatasi jarak pandang, namun juga tiga kawanan gajah liar Sumatera yang mengamuk akibat kebakaran hutan.
“Kami memadamkan api selama tiga hari dan selalu bertemu dengan kawanan gajah liar. Mereka mengamuk dan mengeluarkan teriakan yang sangat keras. “Hal ini membuat proses pemadaman api menjadi sangat rentan,” kata Komandan Tim Konstrad, Sersan Dian Syaifullah, Jumat, 23 Oktober.
Personil Kostrad telah melakukan pemadaman api di kawasan Bukit Apolo di Desa Bagan Limau, Pelalawan sejak 20 Oktober. Kawasan ini merupakan salah satu jalur perlintasan tiga kawanan gajah liar.
“Awalnya kami berencana bermalam di lokasi pembakaran, namun suasana sangat mencekam dan berbahaya pada malam hari karena kawanan gajah sering mengamuk sehingga kami memutuskan mundur,” ujarnya.
Gajah yang habitatnya terganggu akibat kebakaran hutan, merusak kebun-kebun yang dibuat oleh perambah hutan. Pada hari ketiga pemadaman, tim gabungan nyaris menabrak gajah.
“Kami terpaksa menunggu beberapa saat untuk menunggu kawanan gajah liar itu lewat sebelum kami bisa pulang,” ujarnya.
“Yang terbakar adalah lahan berupa hutan dan perkebunan kelapa sawit milik penghuni liar. “Kami menduga kebakaran ini disebabkan adanya perambahan di sana untuk membuka lahan kelapa sawit karena tanaman yang dibakar juga tandus.”
Dugaan adanya pembakaran yang dilakukan oleh penghuni liar juga diperkuat dengan adanya 30 gubuk kayu yang dibangun oleh penghuni liar di Bukit Apolo. Saat kebakaran terjadi, kabin terkunci dan kosong.
“Jika mereka bukan penghuni liar dan mempunyai niat baik, mereka pasti membantu kami memadamkan api dan tidak melarikan diri,” ujarnya.
Helikopter tidak dapat beroperasi
Jarak pandang di landasan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru kembali memburuk sehingga jarak pandang hanya 200 meter. Aktivitas di bandara pun terhenti.
Kabut asap juga menghentikan operasional dua helikopter BNPB yang berupaya memadamkan kebakaran hutan serangan bom air.
“Sangat berbahaya jika terpaksa terbang di tengah kabut asap yang tebal. Situasi memasuki hari keempat tanpa adanya alat pemadam udara, kata Brigjen Nurendi, Komandan Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau.
Kelumpuhan bandara membuat pemadaman kebakaran hanya dilakukan oleh kru darat. Tim ini merupakan gabungan dari tim Manggala Agni Kementerian Kehutanan dibantu TNI dan Polri.
Pada Kamis, 22 Oktober, jumlah titik api di Riau tercatat sebanyak 31 titik yang tersebar di Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hilir, dan Kabupaten Kepulauan Meranti. — Laporan Antara/Rappler
BACA JUGA: