Gubernur Jawa Barat Aher akan digugat atas kasus korupsi stadion
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Stadion bernilai setengah triliun ini tidak bisa digunakan. Aher menolak bertanggung jawab.
BANDUNG, Indonesia — Gubernur Jawa Barat Ahmad “Aher” Heryawan akan segera diperiksa Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri terkait dugaan korupsi di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Stadion GBLA merupakan stadion berstandar internasional yang pembangunannya dimulai pada tahun 2009 dan menelan biaya hampir setengah triliun rupiah. Sayangnya, stadion GBLA masih bermasalah dan belum bisa digunakan karena banyak bagian yang gagal pembangunannya.
Terkait kasus ini, Aher dan mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada akan dipanggil untuk dimintai keterangan oleh Direktorat Tindak Pidana Korupsi, Bareskrim Mabes Polri.
“Sebagai saksi nanti ya (dipanggil). “Karena penanggung jawabnya adalah kepala daerah,” kata Kabareskrim Komjen Budi Waseso usai meninjau Stadion GBLA, di Gedebage, Bandung, Kamis, 30 April 2015.
“Saya bilang saya ingin bertanya tentang perencanaan stadion ini, asal usulnya, dan keputusan (terkait). “Kami juga meminta (informasi) ke DPRD karena pasti ada persetujuan.”
Hingga saat ini, pemeriksaan masih terbatas pada pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkot Bandung dan Pemprov Jabar. Pemanggilan Gubernur Jawa Barat dan mantan Wali Kota Bandung ini sebenarnya masih menunggu perkembangan.
“Kita lihat dulu perkembangan tim. Sebab, mereka adalah pejabat daerah. Itu sudah menjadi keputusan, kami mempertimbangkannya. “Jadi mockup yang dibuat akan sesuai dengan kondisi fisik di sini atau tidak,” jelasnya.
Dalam kasus ini, lanjut Budi, Bareskrim hanya menetapkan satu tersangka yakni Sekretaris Dinas Penataan Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) Kota Bandung, Yayat A. Sudrajat. Namun Budi tak menampik bakal ada tersangka baru dalam pembangunan stadion tersebut.
“Hanya satu (tersangka). Kemungkinannya (meningkat) ada karena ini proyek besar. Perkembangan kasus tidak bisa dilakukan atau dikendalikan oleh satu orang saja. “Pasti ada beberapa pihak yang terlibat dalam pembangunan ini,” jelas jenderal polisi bintang tiga itu.
Aher sendiri mengaku siap diperiksa polisi terkait kontroversi GBLA.
“Bantuan GBLA itu dari provinsi, jadi wajar saja kalau ada informasi dari gubernur,” kata Aher.
Ia mengaku hanya bertanggung jawab mengucurkan dana untuk pengembangan GBLA. Soal penggunaan anggaran, dia menyebut hal itu di luar tanggung jawabnya sebagai gubernur.
“Kalau saya tidak tanda tangan bantuannya, pembangunannya tidak akan terlaksana. Tidak ada GBLA jika tidak ada tanda tangan. Itu saja,” lanjutnya.
Aher menolak dimintai pertanggungjawaban atas kasus korupsi GBLA. Menurut dia, pengguna anggaran harus lebih tertib dalam penggunaan anggaran dan bantuan dari provinsi.
“Yang bertanggung jawab adalah yang menggunakan anggaran. Ini sangat bagus bagi mereka yang menandatangani pembayaran gubernur, dan mereka yang menggunakan anggaran yang lebih rendah. Tapi kalau salah, gubernur harus bertanggung jawab, jelas Aher.
Aher kemudian bercanda bahwa semua gubernur akan masuk penjara jika dimintai pertanggungjawaban.
“Kalau kesalahan orang-orang di bawah tapi tanggung jawab gubernur, maka semua gubernur akan masuk penjara,” ujarnya. —Rappler.com