• November 28, 2024

Hal-hal yang perlu Anda ketahui saat memilih sekolah anak Anda

Ada lima pertimbangan dalam memilih sekolah anak, yaitu kebutuhan anak, kurikulum, pekerjaan rumah, lingkungan pertemanan, dan kualitas guru.

Sejak Januari lalu, banyak sekolah yang membuka pendaftaran siswa baru. Memilih sekolah untuk anak bisa didasarkan pada banyak hal, yang paling sederhana adalah memilih sekolah yang dekat dengan rumah. Namun, pertimbangan orang tua seringkali lebih rumit dan membingungkan.

Bagaimana seharusnya orang tua memilih pendidikan yang tepat untuk anaknya?

1. Kenali kebutuhan anak

Apakah Si Kecil mempunyai bakat dan minat khusus pada bidang ilmu tertentu? Apakah ia mempunyai kebutuhan khusus yang memerlukan bimbingan ekstra agar tetap fokus?

Bagaimana dengan persaingan? Apakah ia menyukainya atau malah justru menyurutkan semangat belajarnya?

“Meski bersaudara, karakter dan kebutuhan kedua anak saya sangat berbeda,” kata Annie (34), ibu dari Vina (8) dan Vino (6).

“Makanya mereka bersekolah di tempat yang berbeda-beda, sesuai kebutuhan masing-masing. Kakaknya mempunyai rentang perhatian yang pendek, sehingga membutuhkan bimbingan terus-menerus agar dapat fokus.

Beliau juga sangat tidak menyukai kompetisi sehingga kami memilih sekolah yang mempunyai kuota siswa sedikit dalam satu kelas dan tidak menggunakan sistem ranking. “Adiknya sangat rajin, disiplin dan mempunyai jiwa kompetitif, (sehingga) kami kirimkan ke sekolah yang lebih besar, unggul dan menggunakan sistem ranking.”

2. Kurikulum dan sistem pembelajaran

Berbicara mengenai kurikulum dan sistem pembelajaran, setiap orang tua mempunyai pandangannya masing-masing.

“Saya memilih sekolah ini untuk putri saya karena menerapkan sistem pembelajaran berbasis proyek, jadi anak saya belajar melalui pemecahan masalah dan manajemen proyek, bukan proses pembelajaran biasa,” kata Andina (32), ibu dari Azzie, 6 tahun. .

Sementara itu, Vivi (38) ingin memastikan putranya, Cerish, yang kini berusia 6 tahun, bisa belajar lebih dari sekadar sains di sekolah.

“Saya mencari sekolah untuk anak yang mengedepankan pembentukan karakter dan pendidikan agama, karena menurut saya dua hal itu yang paling penting sebagai landasan,” ujarnya.

3. Pekerjaan rumah dan materi pelajaran

“Saya menghindari sekolah yang pekerjaan rumah (PR) dan kegiatannya berlebihan dan tidak sesuai dengan kapasitas usia anak,” kata Vivi.

“Pekerjaan rumah komputer misalnya, disuruh mencari dan menghafal ikon, bukan cara menggunakan program. Saya juga memperhatikan jika ada pelajaran-pelajaran aneh yang melenceng dari nilai-nilai agama.

Misalnya saja kasus Pendidikan Lingkungan Hidup Budaya (PLBJ) Jakarta yang ramai di media sosial beberapa waktu lalu, di mana buku pelajaran kelas 2 SD memuat cerita tentang perselingkuhan dan kriminalitas, kata perempuan yang juga berprofesi sebagai dosen. . .

Menurutnya, materi seperti itu tidak mendidik dan dapat membingungkan pikiran anak.

4. Lingkungan persahabatan

“Saya dan suami sepakat untuk memilih sekolah untuk anak-anak kami kelompok teman sebayaItu bagus. Kami tidak ingin pengalaman kami bersekolah di tempat seperti itu kelompok teman sebayaTidak baik hal ini terjadi lagi pada anak kita, karena pengaruhnya bisa sangat buruk.

Apalagi sering kali terbukti kebanyakan orang sukses punya teman kelompok teman sebaya itu bagus dari kecil,” kata Annie mengenang kisah masa remajanya yang menghadapi fitnah di sekolah.

5. Kualitas guru dan bimbingan konseling

Anak-anak seringkali mempunyai mata pelajaran favorit di sekolah, salah satunya dipengaruhi oleh seberapa besar mereka menyukai guru yang mengajarnya. Oleh karena itu, jika ada kesempatan untuk mengikutinya kelas percobaan (kelas uji coba) di sekolah yang dituju, ada baiknya para orang tua mengajak anak-anaknya untuk ikut serta agar mereka mendapat gambaran bagaimana guru akan mengajar nantinya.

Selain itu, orang tua juga harus menanyakan keberadaan Bimbingan Konseling di sekolah – baik yang fokus pada permasalahan anak maupun yang menggali potensi anak.

“Kalau zaman saya kalau dipanggil konselor itu musibah karena berarti ada masalah. “Tapi sekarang di sekolah anak saya, guru BK justru seperti teman curhat bagi siswanya, karena dia protektif dan dekat dengan semua siswa,” kata Annie.

Berdasarkan pertimbangan di atas, kini Anda bisa mulai mencari informasi tentang sekolah dari internet, brosur, bahkan meminta rekomendasi dari keluarga dan teman yang sudah menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. — Rappler.com

Tips di atas berasal dari Zaitun Langsungsebuah website yang membekali perempuan Indonesia dengan pengelolaan keuangan pribadi.

Data SGP