• October 8, 2024
Harapan terakhir Indonesia: Hendra Setiawan/M Ahsan

Harapan terakhir Indonesia: Hendra Setiawan/M Ahsan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Satu-satunya peluang Indonesia meraih gelar juara Piala Dunia 2015 ada di tangan pasangan Hendra Setiawan/M Ahsan. Bagaimana peluang mereka?

JAKARTA, Indonesia – Ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/M Ahsan menjadi pilar terakhir Indonesia dalam merebut gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015. Setelah terpuruk di sektor lain, satu-satunya harapan Merah Putih ada di pundak Hendra/Ahsan.

Mereka lolos ke final setelah mengalahkan ganda putra Korea Selatan yang juga unggulan pertama Lee Yong Dae/Yoo Yeung Seung dengan skor telak. 21-17, 21-19. Hendra/Ahsan berpotensi mengulang hasil bagusnya dua tahun lalu saat menjadi juara dunia 2013 di Guangzhou, China.

Di final mereka akan menghadapi Liu Liu Xiaolong/Qiu Zihan dari China pada Minggu 16 Agustus malam. Liu/Qiu lolos ke final setelah mengalahkan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang), 21-16, 21-23, 22-20.

Meski gelar juara tinggal satu lagi, manajer tim Indonesia Rexy Mainaky berharap hal itu tidak menjadi beban. Performa apik Hendra/Ahsan di babak semifinal diharapkan bukan menjadi penampilan terbaiknya.

“Kami puas dengan penampilan Hendra/Ahsan. Semoga mereka bisa mencapai klimaksnya di final. Saya berharap mereka bisa mengatasi tekanan yang ada nanti, kata Rexy, Minggu 16 Agustus.

Rexy menilai kemungkinan besar kedua benteng tersebut akan tetap sama. Karena, secara harfiah kepala ke kepala, keduanya sudah empat kali bertemu dengan rekor kemenangan 2-2. Artinya kekuatan keduanya terbilang seimbang.

Rexy ingin anak didiknya tidak terbebani dengan dukungan masyarakat terhadap Istora Senayan. Dukungan tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk tampil lebih baik di final.

Sementara Hendra/Ahsan langsung melakukan persiapan terakhir pada Minggu pagi. Mereka tidak berlatih dengan enteng, namun memantau gaya bermain lawannya, yakni dengan menonton video calon lawannya di final.

“Kami sebenarnya cukup sering bertemu Liu/Qiu. Kami hanya akan mempelajari video pertandingannya saja. “Untuk strateginya, kami siapkan setelah melihat video mereka,” kata Hendra.

Hendra/Ahsan berjanji akan bermain bebas. Tidak ada yang perlu ditakutkan. “Saat kami bermain melawan Lee/Yoo, kami melakukannya Tanpa beban. Kami mencoba untuk tetap seperti itu. “Kali ini kami akan bermain dengan fokus poin demi poin,” tambah Ahsan.

Dari segi permainan, Liu/Qiu mirip dengan kombo Markis Kido/Hendra Setiawan saat masih berpasangan. Seorang pemain mempunyai kecepatan untuk bermain ke depan tetapi tidak cukup kuat dalam bertahan. Sedangkan pemain lainnya memiliki kekuatan bertahan di area belakang dan mahir mengatur alur permainan.

“Kami pasti akan mengevaluasi dan mengingat bagaimana event terakhir pada April lalu di Asian Championship 2015. “Kami memang menang, tapi kami perlu memperbaiki dan menutupi kekurangan di pertandingan itu,” kata Hendra.

Sementara pada pertandingan lainnya, China mendominasi sektor ganda campuran. Laga terakhir mempertemukan kedua negara. Mereka adalah Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Liu Chen/Bao Yixin. Di tunggal putri, Carolina Marin (Spanyol) akan bertemu Saina Nehwal (India) di final tunggal putri.

Tunggal putra akan mempertemukan Chen Long (China) melawan Lee Chong Wei (Malaysia). Sementara ganda putri Tian Qing/Zhao Yunlei (China) akan menghadapi Christina Pedersen/Kamyla Rhitter Juhl (Denmark).Rappler.com

BACA JUGA

situs judi bola online