• November 26, 2024

Hati-hati Mabuk Kopi Durian di Luwu

HALAMAN, Indonesia – Luwu Utara punya minuman khas yang belum pernah saya temukan di mana pun, yaitu kopi durian. Minuman campur dan durian ini disajikan oleh tuan rumah, Ismail Laenre, saat saya berkunjung ke rumahnya pada akhir Februari lalu.

Luwu Utara merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan. Perjalanan menuju Pulau Sulawesi sisi timur sekitar 9 jam perjalanan dengan mobil dari Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan.

Sesampainya di rumah Ismail, seorang petani di Desa Kalotok, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, kami langsung disuguhi secangkir kopi masing-masing. Berbeda dengan kopi-kopi lain yang berwarna hitam pekat, kopi yang disajikan kali ini berwarna agak kuning. Aromanya cukup harum, campuran aroma kopi dan durian.

“Namanya kopi dandun, apalagi di sini,” kata Jusman, Kepala Desa yang juga menemui kami di teras rumah Ismail.

“Kenapa disebut kopi dangdut?” Tanya saya

“Bukan kopi dangdut, tapi kopi dandu. “Singkatan dari kopi dan durian,” jawab Jusman yang juga seorang petani.

Oh tidak. Sepertinya aku salah dengar. Awalnya saya kira namanya kopi dangdut, mengacu pada lagu yang populer di tahun 1980-an. Ternyata kopi dandu berasal dari kata kopi dan durian.

Sesuai dengan namanya, kopi dandu disajikan dengan campuran daging durian. Menurut Ismail, kopi dandu merupakan sesuatu yang baru di Luwu. Ini baru populer di sini selama sekitar dua tahun.

Ayah delapan anak ini menuturkan, kopi dandu bermula dari adat istiadat warga Luwu saat berjaga di taman menunggu durian jatuh. Agar tetap terjaga mereka minum kopi. Karena ada durian juga, mereka mencampurkannya hanya untuk bersenang-senang. “Ternyata enak juga,” kata Ismail sambil tertawa.

Sejak saat itu, kopi dandu menjadi minuman baru warga Luwu. Dari kebun, kebiasaan minum kopi campur daging durian dibawa pulang. Bukan hanya untuk minuman sehari-hari, tapi juga sebagai suguhan bagi para tamu.

Hati-hati

Cara menyeduh kopi Dandu tidak jauh berbeda dengan kopi pada umumnya. Kopi bubuk diseduh dengan air panas mendidih. Satu sendok penuh daging durian kemudian ditambahkan ke dalam kopi dan diaduk hingga rata. Biarkan kopi tercampur dengan daging durian selama kurang lebih satu menit hingga ampas kopi dan daging durian mengendap. Kopi Dandu siap dinikmati.

Sebagai pecinta kopi amatir, menurut saya, rasa kopi dandu sungguh berbeda. Unik karena saya belum pernah menemukannya di tempat lain. Rasa pahit kopi terasa berbeda saat bertemu dengan aroma harum durian dan sedikit daging yang tertinggal di gelas. Kenikmatan.

Namun, sebaiknya berhati-hati saat menikmati kopi dandu. Dua orang teman saya, Syarifudin dan Ipul Gasing, mengaku merasa pusing setelah meminum beberapa teguk kopi dandu.

“Kepalaku langsung mulai berputar. “Keringatnya langsung keluar,” kata Ipul, teman blogger di Makassar. Syarif, temannya yang lain, mukanya sudah merah. Ia mengaku juga mengalami sakit kepala.

Keduanya hanya meminum setengah gelas kopi dandu.

Menurut beberapa literatur, terlalu banyak makan durian justru membuat suhu tubuh menjadi lebih hangat. Hal ini karena kandungan kalori yang tinggi pada daging durian. Namun, hal ini hanya berlaku pada sebagian orang yang kadar gula tubuhnya terlalu tinggi.

Saya sendiri merasa baik-baik saja. Saya tidak merasa pusing atau suhu tubuh lebih hangat. Oleh karena itu, dengan ikhlas saya menghabiskan satu cangkir kopi dandu ala Luwu.

Pusat Durian

Kehadiran menu kopi dandu khas Luwu merupakan sesuatu yang baru. Ia menjadi salah satu diversifikasi pengolahan durian di sentra produksi durian.

Bersama dua kabupaten lainnya, Luwu dan Luwu Timur, Luwu Utara dikenal sebagai sentra durian. Ketiganya dulunya berasal dari kabupaten yang sama, Luwu. Kini dikenal dengan nama daerah Luwu Raya.

Daerah ini dikenal sebagai sentra durian. Begitu memasuki Kabupaten Luwu setelah melewati Kabupaten Wajo, kami langsung disambut deretan pedagang durian di kiri-kanan jalan utama Trans Sulawesi. “Kalau musim durian pasti banyak penjual durian dadakan di sini,” kata Mustofa, sopir yang mengantar kami.

Rata-rata harga durian seukuran bola sepak adalah Rp 15.000 per tandan dengan tiga biji durian. Murah.

Salah satu jenis durian yang paling terkenal adalah durian montong yang oleh masyarakat setempat disebut durian otong. Durian ini berukuran sekitar empat kali lipat dari durian biasa. Harga per bibitnya bisa mencapai Rp 100.000 hingga Rp 150.000.

Selain besar, daging durian ini juga enak dan manis. Aromanya tidak sekuat durian pada umumnya. Durian otong merupakan andalan petani di Luwu.

Misalnya saja Husni Lamarewa, petani di Masamba, yang mengaku memiliki lahan seluas 10 hektar, dimana 2 hektar di antaranya merupakan perkebunan durian otong. Di lahan seluas 2 hektare terdapat sekitar 1.000 pohon durian. Setiap kali panen, ia bisa mendapat minimal Rp 50 juta. Ini hanya satu kali panen. Bahkan, mereka bisa panen hingga empat kali dalam sebulan pada musim durian seperti sekarang.

Dari Luwu, durian otong dan jenis lainnya dijual ke daerah lain, khususnya di Makassar. Namun, tidak ada satu pun kedai di Makassar yang menjual kopi dandu seperti di Luwu.

Nah, untuk saat ini jika ingin menikmati kopi Dandu, nikmatilah tepat di tengahnya, Luwu. —Rappler.com

Result SGP