Indonesia bungkus: 10 April 2015
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Memilih” adalah budaya Barat, kata Megawati. Nenek Asyani divonis 1 tahun penjara. Dan anggota DPR dilaporkan ke polisi karena saling pukul.
JAKARTA, Indonesia — Terkejut? Megawati Soekarnoputri terpilih kembali menjadi Ketua Umum PDI-P, sementara dua anggota dewan terhormat terlibat baku hantam akibat adu mulut saat rapat. Berikut 5 berita yang perlu Anda ketahui dari hari terakhir.
Megawati terpilih kembali menjadi Ketua Umum PDI-P
Dalam paripurna Kongres IV PDI-Perjuangan di Sanur, Bali, Megawati Soekarnoputri kembali diangkat menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2015-2020. Menurut Kompas.com, ia dipilih berdasarkan senisecara aklamasi tanpa interupsi. “Nyonya. Megawati diangkat menjadi ketua umum secara aklamasi. “Terima kasih kepada Ny. Megawati yang siap dan rela berkorban untuk partai ini,” kata ketua sidang Frans Lebu Raya, Kamis, 9 April.
Sebelumnya, dalam sambutan pembukaannya, Megawati mengapresiasi cara tersebut pengambilan keputusan yang tidak melalui proses suara. “Suara “Bukan budaya kita, tapi budaya impor Barat yang dibawa ke tempat kita,” kata Megawati.
Nenek Asyani yang diduga mencuri kayu Perhutani divonis 1 tahun penjara
Terdakwa kasus pencurian kayu jati, Ouma Asyani, divonis satu kali penjara dan masa percobaan 18 bulan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Situbondo, Jawa Timur, Kamis 9 April.
Asyani alias Buk Muaris juga didakwa denda Rp 500 juta termasuk pidana penjara. Menurut jaksa, Asyani terbukti memuat, membongkar, mengangkut, mengeluarkan, dan menguasai kayu hutan tanpa izin sesuai UU No. 18 Tahun 2013. Selengkapnya di Rappler.com.
Terlalu lama bicara, anggota DPR RI saling pukul
Dalam rapat kerja dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Sudirman Said, dDua anggota Komisi VII DPR RI saling pukul. Kejadian bermula ketika anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mustofa Assegaf melontarkan pertanyaan melebihi batas waktu 3 menit. Pemimpin rapat, anggota Partai Demokrat Mulyadi, menegurnya karena Mustofa baru berbicara 10 menit.
Saat istirahat, Mulyadi yang baru pulang dari toilet berpapasan dengan Mustofa di koridor. Di sanalah tabrakan terjadi. Mulyadi dikabarkan mengalami luka di pelipis kiri dan pipi kanannya. Kacamatanya juga pecah akibat pemukulan tersebut.
Sementara itu, Fraksi PPP meminta maaf atas tindakan salah satu kadernya. Mustafa sendiri sudah dilaporkan ke Polisi oleh Mulyadi.
Arema Cronus dilarang mengunjungi Mitra Kukar?
Arema Cronus Club gagal tampil pada laga ketiga kompetisi Qatar National Bank League yang digelar Minggu 12 April. Meski klub asal Malang itu dijadwalkan bertanding melawan Mitra Kukar di Kutai Kartanegara, “Tadi pagi kami tiba-tiba diberitahu bahwa kami tidak akan berpartisipasi di Kalimantan. Tentu saja kami semua terkejut. Kami belum tahu alasannya apa, kata pelatih Arema Cronus Suharno, Kamis 9 April Tempo.co.
Arema Cronus kini menunggu keputusan PSSI. Sebelumnya Arema Cronus dan Persebaya Surabaya tidak diperbolehkan bertanding pada musim ini, namun kedua klub tersebut bertanding sebanyak 2 pertandingan sepanjang musim ini. Kedua klub diberi batas waktu hingga Jumat sore, 10 April, untuk menyelesaikan dokumen rekonsiliasi. Jika melebihi batas waktu tersebut, Badan Olahraga Profesional Indonesia akan melarang mereka tampil di kompetisi tersebut.
Pelarangan sepeda motor di jalur protokol mengurangi kemacetan hingga 25%
Larangan sepeda motor melintasi Jalan MH Thamrin hingga Jalan Medan Merdeka Barat dinilai efektif mengurangi kemacetan di kawasan itu hingga 25%. Dari beberapa titik kinerja lalu lintas yang kami ukur kemarin, kepadatan lalu lintas di sana rata-rata berkurang 20 hingga 25 persen, kata Kepala Bidang Teknik Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Masdes Arrofi. BeritaJakarta.com.
Waktu tempuh kendaraan dari Bundaran HI menuju Istana Merdeka, lanjut Masdes, juga lebih cepat dari 8,2 menit menjadi 6,9 menit. Namun, strategi tersebut diakuinya membuat jalan alternatif seperti Jalan Abdul Muis dan KH Mas Mansyur semakin ramai.—Rappler.com