• November 24, 2024
Indonesia menyiapkan Rp 75 miliar untuk mengatasi kekeringan

Indonesia menyiapkan Rp 75 miliar untuk mengatasi kekeringan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kekeringan terbanyak terjadi di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, dan Bali.

JAKARTA, Indonesia – Pemerintah Indonesia mulai mempersiapkan program dan dana yang dibutuhkan untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau ini.

Kekeringan dan El Nino kembali datang dan keduanya selalu membawa kekeringan. Panen gagal, masyarakat kekurangan air dan kebakaran merajalela.

Mengantisipasi kekeringan tahun ini, Presiden Joko “Jokowi” Widodo memerintahkan jajaran pemerintahannya untuk mengantisipasi periode ini.

Menurut anggota tim komunikasi kepresidenan Teten Masduki, Jokowi meminta laporan terkini dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Kepala Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) tentang El Nino dan dampaknya di Indonesia.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah diminta untuk mengambil tindakan pencegahan.

BNPB mencatat, sedikitnya 102 kabupaten mengalami kekeringan akibat musim kemarau.

Saat ini kekeringan melanda 16 provinsi yang mencakup 102 kabupaten kota dan 721 kecamatan di Indonesia hingga akhir Juli 2015, kata Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jumat, 31 Juli 2015. . media.

Kekeringan terbanyak terjadi di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, dan Bali.

Untuk itu, BNPB telah menyiapkan dana sebesar Rp75 miliar untuk membiayai perbekalan dan perbaikan infrastruktur.

“Untuk mengatasi kekeringan jangka pendek, BNPB menyediakan dana sebesar Rp75 miliar yang sebagian besar digunakan untuk membantu BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dalam menangani darurat kekeringan,” kata Sutopo.

Dana tersebut akan digunakan untuk distribusi air bersih, perbaikan pipa air, dan pembangunan tangki penampungan air di kawasan tersebut.

Akibat musim kemarau, kebakaran hutan juga menjadi kekhawatiran pemerintah.

Dalam beberapa tahun terakhir, kebakaran hutan selalu terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

“Presiden minta kalau ada api kecil segera dipadamkan. “Tidak bisa menunggu sampai api membesar yang bisa berakibat bencana,” kata Teten.

“Presiden tidak mau mendengar ada lagi kebakaran hutan/lahan tahun depan.”

Selain BNPB, Presiden juga menginstruksikan para menterinya untuk bersiap menghadapi musim kemarau.

Menteri Koordinator Perekonomian ditujukan mengambil langkah penyelamatan bagi para petani yang gagal panen akibat kekeringan.

Menteri BUMN dan Direktur Utama Badan Usaha Logistik (Bulog) diminta melakukan operasi pasar untuk mengantisipasi kenaikan harga akibat kekurangan pangan.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan diminta mewaspadai adanya angin kencang yang dapat membahayakan nelayan melaut.

Terakhir, Mendagri diperintahkan berkoordinasi dengan gubernur untuk bekerja sama dengan pemerintah pusat dalam upaya meminimalisir dampak El Nino yang diperkirakan akan berlangsung hingga Desember 2015. —Rappler.com


pragmatic play