Indonesia vs Filipina: Peluang menang besar lagi
- keren989
- 0
Timnas sepak bola U-23 akan melakoni laga ketiganya melawan Filipina U-23 pada Selasa, 9 Juni 2015. Tujuannya adalah untuk menang besar. Apa yang sedang dipersiapkan pelatih Aji Santoso?
Setiap pertandingan Timnas U-23 di Grup A ibarat laga final. Mereka harus menghapus semua kemenangan. Kondisi tersebut terpaksa dialami grup Garuda Muda setelah mereka kalah di laga perdana dengan skor telak 2-4 melawan Myanmar pada 2 Juni 2015.
Total ada tiga pertandingan setelah mereka kalah dari Myanmar. Laga pertama dimenangkan saat mengalahkan Kamboja 6-1 pada 6 Juni 2015. Kini laga kedua melawan Filipina di Stadion Jalan Besar, Kallang, Singapura menanti hasil yang sama.
Mental pemain Indonesia saat ini sedang dalam kondisi bagus usai unggul 6-1. Optimisme, kepercayaan diri, dan kerja sama tim kembali muncul di kalangan pemain. Karena itu, pelatih Aji Santoso melihat peluang besar untuk menang melawan skuad Azkals Muda.
(BLOG TERKINI: Azkals U23 vs Indonesia — SEA Games 2015)
“Kami sangat siap. Tiga poin harus diraih. Karena setelah pertandingan pertama, semua pertandingan di babak penyisihan grup ini seperti final bagi kami. Pilihannya hanya menang terus atau kalah lalu pulang, kata Aji, Selasa pagi, 9 Juni.
Untuk itu, pelatih berusia 44 tahun itu menyiapkan formula tersendiri untuk menekan tim Filipina. Berdasarkan pantauan langsung saat Filipina kalah 1-3 dari Kamboja (3 Juni 2015) dan 1-5 dari Myanmar (7 Juni 2015), lawan punya semangat juang yang besar.
Apalagi beban psikologis kedua tim berbeda. Filipina yang tak lagi berpeluang lolos ke babak selanjutnya dipastikan akan bermain lepas. Sementara itu, tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia membutuhkan kemenangan untuk menjaga asa melaju ke babak semifinal tetap hidup.
Pemain andalan Filipina Arnel Amita pun kembali dari skorsing setelah mendapat kartu merah di laga pertama. Oleh karena itu, rombongan Garuda Muda harus ekstra waspada.
“Melawan Tanpa beban, kami tidak. Kami punya modal untuk menang sebelumnya. “Melawan Filipina kita harus cepat mencetak gol, mencetak gol dulu,” kata Aji.
Sementara itu, Marlon Maro, pelatih Filipina, juga mengungkapkan optimisme yang tinggi terhadap akomodasi Indonesia. Setelah dua kali kalah, ia mengaku banyak belajar dan melakukan evaluasi. Menurutnya, para pemain terlalu berani menyerang dan bermain terbuka melawan tim yang punya kecepatan.
“Kami benar-benar tidak punya kesempatan untuk melarikan diri. Tapi kami tidak ingin hanya menjadi pengasuh. “Kami akan bermain lebih tertutup agar bisa meraih poin pertama di grup,” kata Maro.
Rotasi atau tidak, mana yang efektif?
Saat ditanya kemungkinan adanya perubahan, Aji enggan membeberkan apa pun. Namun rotasi tersebut dilakukan setelah Timnas kalah 2-4 melawan Myanmar.
Pada laga melawan Kamboja, Aji mengubah formasi tiga tim awal dengan pemain cadangan. Tujuannya untuk mendukung perubahan formasi tim dari 4-1-4-1 menjadi 4-2-3-1. Alhasil, Timnas menang 6-1!
Perubahan formasi ini membuat lini tengah grup Garuda Muda semakin solid. Apalagi Aji melakukan perubahan drastis dengan memberikan alias kebebasan gulungan bebas hingga empat gelandang, Evan Dimas, Ahmad Nuviandani, Paulo Sitanggang, dan Adam Alis.
Meski berstatus gelandang bertahan, Adam Alis mampu berkoordinasi baik dengan Paulo Sitanggang untuk bergantian naik turun. Dengan begitu, kedalaman dan perlindungan pertahanan yang dilakukan para gelandang bertahan menjadi kuat.
Hal ini membuat lini pertahanan semakin kuat. Pasalnya, celah yang tercipta saat dua bek Abduh Lestaluhu dan Saiful Indra Cahya naik, bisa ditutup dengan baik oleh gelandang bertahan tersebut.
Dengan koordinasi bertahan yang solid, lini serang pun semakin nyaman menjalankan skemanya. Terlihat dari kolaborasi dan kreativitas Muchlis Hadi, Evan, Paulo, Nuviandani dan Adam yang membuat serangan Garuda Muda semakin variatif, menghibur dan enak disaksikan.
Melawan Filipina yang tipe dan kualitasnya tak jauh berbeda dengan Kamboja adalah komposisinya tim pemenang layak dilestarikan. Aji tak perlu memaksa Wawan Febrianto untuk bangkit sejak awal. Max Nuviandani baru menjajaki sektor tersebut mengapit (sayap). Kombinasi trio gelandang Adam-Paulo-Evan akan mampu mengobrak-abrik lini tengah lawan.
Perubahan yang perlu dilakukan Aji adalah meningkatkan intensitas tembakan jarak jauh. Evan, Adam dan Paulo memiliki spesialisasi itu. Jika skenario tersebut bisa terlaksana, bukan tidak mungkin Garuda Muda bisa menang dengan skor lebih besar. Sesuai harapan Nuviandani yang memberikan kepercayaannya lewat pesan singkat.
“Kami optimistis bisa meraih tiga poin. “Kita perlu menang lagi dengan skor besar, untuk modal mental di laga berikutnya,” kata Nuviandani.
Untuk posisi striker tunggal tampaknya masih pantas diberikan kepada Muchlis Hadi Ning Syaifulloh. Trifecta Tiga gol alias Muchlis saat membenamkan Kamboja 6-1 menjadi bukti performanya terus meningkat. Namun, Aji harus memberinya kesempatan untuk pulih.
Striker Yandi Sofyan Munawar juga patut dicoba sebagai alternatif jika terjadi sesuatu pada Muchlis. Ia patut dicoba sebagai pemain pengganti untuk memberikan penyesuaian pada suasana pertandingan SEA Games. Penampilan Yandi tak kalah dengan Muchlis.
Di lini pertahanan, Aji akan kembali bermain untuk Hansamu Yama. Pemain yang melakukan blunder saat melawan Myanmar akan dipasang sejak menit pertama. Ia akan menggantikan posisi Kapten Manahati. Sedangkan bek kanan Saiful Indra akan digantikan oleh Vava Mario Zagalo.
Perubahan tersebut rupanya dilakukan Aji untuk menjaga kebugaran para pemainnya. Dengan diistirahatkannya dua bek tersebut, mereka akan lebih siap menghadapi tuan rumah Singapura pada Kamis, 11 Juni 2015, dua hari dari sekarang. Manahati kemungkinan besar akan dimasukkan pada 20 menit terakhir. Tapi, sebagai gelandang bertahan. Hal itu dilakukan sebagai persiapan menghadapi Singapura dan menghadapi semifinal.
Ada satu kekurangan pemain bertahan yang perlu diatasi oleh Aji, yaitu membuat pemain lebih berhati-hati. Tujuannya agar pemain tidak lengah di kotak penaltinya sendiri.
Saiful Indra sebelumnya sempat membahayakan tim dengan mengangkat kaki terlalu tinggi saat menyapu bola ke kotak penalti. Alhasil, wasit menghadiahkan tendangan penalti kepada Indonesia.
Hal tersebut seharusnya tidak terjadi jika para pemain Persija Jakarta bisa lebih tenang. Karena penjagaan Manahati dan Agung cukup baik, sehingga seharusnya Saiful bisa mengendalikan pergerakan lawan dengan cukup baik.
Di bawah mistar, pengalaman dan ketenangan Teguh Amiruddin memang pantas dipilih menjadi kiper utama. Setidaknya ia tak melakukan blunder seperti yang ditunjukkan M Natsir di laga pertama. Dengan begitu, para pemain bisa lebih tenang ketika membangun serangan. –Rappler.com