Jakarta berada di urutan terbawah ‘Indeks Kota Aman 2015’
- keren989
- 0
Mana yang paling aman? Kota terpadat di dunia – Tokyo.
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) – Seberapa amankah ibu kota Indonesia yang ramai? Tampaknya tidak banyak, menurut Indeks Kota Aman 2015 Dirilis oleh Economist Intelligence Unit (EIU) pada hari Senin.
Dalam daftar tersebut, yang mencakup 50 kota besar di seluruh dunia, termasuk Moskow, Mumbai dan Meksiko – dipilih berdasarkan faktor-faktor seperti keterwakilan regional dan ketersediaan data – Jakarta berada di urutan paling bawah. Di bawah Teheran.
Mana yang paling aman? Kota terpadat di dunia – Tokyo – juga paling aman. Ibu kota Jepang memiliki performa terkuat di kategori keamanan digital, unggul 3 poin dari Singapura yang berada di peringkat kedua.
“Keamanan berhubungan erat dengan kekayaan dan pembangunan ekonomi,” kata laporan itu. “Tidak mengherankan, perpecahan dalam indeks muncul antara kota-kota di pasar negara maju, yang cenderung berada di paruh atas daftar keseluruhan, dan kota-kota di pasar berkembang, yang muncul di paruh terbawah.”
Oleh karena itu, kota-kota kaya di Asia – Tokyo, Singapura dan Osaka – menempati 3 posisi teratas dalam indeks, sementara kota-kota tetangga yang lebih miskin – Ho Chi Minh City dan Jakarta – mengisi dua dari tiga posisi terbawah.
5 Teratas dalam Indeks Kota Aman 2015
Pangkat | Kota | Skor/100 |
1 | Tokyo | 85.63 |
2 | Singapura | 84.61 |
3 | Osaka | 82.36 |
4 | Stockholm | 80.02 |
5 | Amsterdam | 79.19 |
5 terbawah dalam Indeks Kota Aman 2015
Pangkat | Kota | Skor/100 |
46 | Riyadh | 57.09 |
47 | Johannesburg | 56,26 |
48 | Kota Ho Chi Minh | 54.93 |
49 | Teheran | 53.78 |
50 | Jakarta | 53.71 |
Bagaimana Jakarta mencetak gol
Laporan tersebut menilai 50 kota dalam 4 kategori: keamanan digital, keamanan kesehatan, keamanan infrastruktur, dan keamanan pribadi. Dan secara keseluruhan, Jakarta berada di posisi terbawah.
Peringkat tertinggi di ibu kota Indonesia adalah untuk ketahanan kesehatan, yaitu di peringkat 44, meskipun kembali berada di peringkat terbawah pada sub-indikator tertentu, seperti jumlah dokter per 1.000 orang.
Dalam kategori ini, Zurich menduduki peringkat teratas. Faktanya, 6 kota di Eropa, dengan sistem layanan kesehatan universalnya, masuk dalam 10 besar dalam kategori ini.
Nilai terburuk di ibu kota Indonesia adalah pada bidang keamanan digital dan keselamatan infrastruktur, dimana negara ini berada pada peringkat ketiga dari bawah.
Dalam hal keamanan infrastruktur, yang menilai kota-kota berdasarkan faktor-faktor seperti kualitas jalan dan jumlah kematian akibat bencana alam, Jakarta lebih buruk dibandingkan kota-kota di India seperti Mumbai dan Delhi.
Dalam hal keamanan digital, kota-kota dinilai berdasarkan faktor-faktor seperti tim keamanan siber yang berdedikasi dan frekuensi pencurian identitas. Di sini, tak heran jika Tokyo dan Singapura masing-masing menduduki peringkat pertama dan kedua.
Dalam hal keamanan pribadi, Jakarta berada di peringkat ke-45, di bawah Guangzhou dan di atas Sao Paulo. Meskipun Jakarta bukan negara dengan kinerja terburuk dalam hal kejahatan dengan kekerasan, namun tingkat kejahatan kecil di kota ini cukup tinggi, menurut laporan tersebut.
Apakah Jakarta benar-benar tidak aman?
“Tingkat kejahatan di Indonesia lebih rendah dibandingkan kejahatan serupa yang dilaporkan di banyak kota besar di Belahan Barat,” ujarnya laporan keamanan 2014 kata Dewan Penasihat Keamanan Luar Negeri Departemen Luar Negeri AS.
Dilaporkan bahwa pada tahun 2013 terdapat 13.440 kejahatan kekerasan yang dilaporkan di ibu kota berpenduduk hampir 10 juta jiwa: 105 pembunuhan; 70 pemerkosaan; 2.249 penyerangan berat; 101 penculikan; 5.805 perampokan; 1.440 pencurian; dan 3.670 pencurian kendaraan.
Pada tahun 2014, Polda Metro Jaya mencatat penurunan total kasus pidana sebesar 5,71% dari 51.444 kasus pada tahun 2013 menjadi 48.503 kasus pada tahun 2014.
Di Jakarta Selatan saja, polisi mengatakan kejahatan terjadi setiap 2 jam 11 menit pada tahun 2014, suatu peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, ketika kejahatan terjadi setiap 1 jam 44 menit, menurut Tempo.co. Statistik tidak membedakan antara kejahatan kekerasan dan kejahatan kecil.
Sebaliknya, kasus yang terdaftar di Delhi – kota berpenduduk 16 juta jiwa – meningkat menjadi 147.230 pada tahun 2014 dari 73.902 pada tahun 2013, menurut statistik polisi publik. –Rappler.com