• October 6, 2024

Jalan mulus Pembayun menggantikan Sri Sultan HB

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Besar kemungkinan Yogyakarta akan memiliki raja baru, kali ini bukan laki-laki, melainkan putri pertama Sultan Hamengkubuwono X, Pembayun.

Jakarta, Indonesia Sri Sultan Hamengku Buwono

Menurut seorang pejabat istana yang tidak mau disebutkan namanya, pembacaan Sabda Raja yang kedua berlangsung secara tertutup. Hanya keluarga dan abdi dalem saja yang hadir. Awak media tidak diperbolehkan memberitakan.

“Ada pengukuhan gelar Mangkubumi (putri mahkota) untuk putri pertama Sultan dari sebelumnya bergelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun menjadi GKR Mangkubumi,” ujarnya di Keraton Yogyakarta, seperti dikutip dari berita metro.

Sementara itu, Raden Wedono Ngabdul Sadak, salah satu abdi dalem yang bertugas di Masjid Panepen mengatakan, inti Sabda Raja adalah perubahan nama GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi sekaligus mengangkatnya sebagai putri mahkota. “Ganti nama GKR Pembayun menjadi GKR Mangkubumi,” ujarnya.

Sinyal dari istana

Kata-kata yang dikeluarkan Sultan bukanlah yang pertama. Proses penyiapan jalan Pembayun menjadi orang nomor satu di Istana sudah berlangsung selama 3 tahun.

Awalnya, Sultan mengeluarkan Sabda Raja, perintah tertinggi seorang raja, pada 10 Mei 2012 tentang keistimewaan Yogyakarta.

Saat itu Sultan menyatakan Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman adalah satu kesatuan. Kerajaan Mataram Islam mempunyai adat istiadat, budaya, sistem hukum dan pemerintahan tersendiri yang terus menjaga nusantara.

Sabdatama kemudian mendapat dukungan besar hingga akhirnya Undang-Undang Hak Khusus (SRA) diterima sebagai landasan hukum pemberian hak khusus kepada Daerah Istimewa Yogyakarta (SIY).

Pada tanggal 6 Maret tahun ini, Sultan kembali mengeluarkan sabdatama berupa 8 poin penting mengenai suksesi keraton.

Perintah tertinggi ini ditujukan untuk urusan dalam negeri keraton, intinya melarang siapa pun membicarakan keberhasilan Keraton Yogyakarta.

(BACA: Sabdatama dan Peluang Pemimpin Perempuan Keraton Yogyakarta)

Kemudian pada tanggal 1 Mei 2015, Sultan mengeluarkan Sabda Raja pertamanya. Itu telah mengubah namanya. Antara lain:

  • Pertama, nama Buwono akan digantikan oleh Bawono.
  • Kedua, Sultan tidak akan menggunakan gelar Khalifatullah.
  • Ketiga, penyebutan Kaping Sedasa setelah nama Sri Sultan anak diubah menjadi Kaping Sepuluh.
  • Keempat, Sri Sultan akan mengubah perjanjian antara pendiri Mataram Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pemanahan.
  • Dan yang terakhir Sri Sultan akan melengkapi keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek dengan Kanjeng Kyai Ageng Joko Piturun.

Untuk apa perubahan nama ini? Tidak ada istana yang mau buka mulut soal ini.

Hingga akhirnya Sabda Raja yang kedua keluar pada Selasa lalu.

Pengbayun memutuskan tradisi keraton

Dugaan Pembayun akan menjadi penguasa Yogya semakin kuat setelah ia dilantik sebagai putri mahkota pada Selasa lalu. Dia akan menjadi penguasa perempuan pertama di Yogya.

Dahulu Yogya selalu dipimpin oleh laki-laki. Seperti yang dituturkan Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH) H Prabukusumo, pembantu Sultan sekaligus adiknya. Dari abad ke abad, peraturan di Istana hanya memperbolehkan laki-laki menjadi raja.

Kenapa harus laki-laki?

“Gelar dan nama Sultan sudah mengacu pada laki-laki. Asma Dalem ‘Hamengku Buwono’ menampilkan seorang laki-laki. Sultan adalah Sulthon yang artinya pendeta, dan imam adalah laki-laki. Gelar Khalifatullah berarti laki-laki yang ditugasi Allah menjadi khalifah di dunia ini untuk mendakwahkan Islam, jelas Prabukusumo.

Prabukusumo menambahkan, “Gelar Sayyidin Panatagama artinya pemimpin laki-laki yang mengatur agama apa pun. Jadi, meski kerajaan Islam, umat agama lain tidak perlu takut karena pemimpin Islam harus bersikap adil, arif, dan bijaksana terhadap segala hal. judul dan nama, nama keluarga penampilan rumah dan warisannya jelas bahwa Sultannya pasti laki-laki.”

Namun gelar Khalifatullah dan Sayyidin dicabut oleh Sultan atas titah Raja pada tanggal 1 Mei. Apakah ini berarti tidak ada kendala bagi Pembayun untuk menjadi orang nomor satu di Yogyakarta? —dengan laporan dari Mawa Kresna/Rappler.com

taruhan bola online