• November 26, 2024

Jokowi berjanji akan membangun 50 kawasan perbatasan

Belajar dari kasus sengketa Pulau Ambalat, kelalaian dalam mengembangkan wilayah terpencil di perbatasan berisiko melepaskan wilayah tersebut ke negara tetangga. Infrastruktur jalan yang buruk menyebabkan biaya ekonomi yang tinggi.

Siapa presiden Indonesia yang pertama kali mengunjungi Pulau Sebatik, sebagai salah satu pulau yang terletak di perbatasan Indonesia dan Malaysia, tidaklah terlalu penting. Hal terpenting setelah mengunjungi perbatasan, apa yang Anda lakukan? Apakah ada perubahan dari segi sarana prasarana? Sebatik tidak bisa dijadikan patokan. Ada fasilitas TNI di sana. Pos pengawasan perbatasan oleh Marinir.

Begitulah perasaan warga Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang dirindukan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dua hari lalu saat Jokowi mampir ke Nunukan. Menurut warga, situasi di sana lebih mengkhawatirkan. ada masalah Masalah Batas yang Luar Biasa (OBP) yang kondisinya berisiko.

Telah dilakukan tujuh kali perundingan OBP ruas Sungai Sumantipal dan Sungai Sinapad antara Indonesia dan Malaysia. Perundingan terakhir diadakan pada tanggal 26 November di Johor. Dari lima ruas yang ada di Kalimantan, tiga ruas berada di Kecamatan Lumbis Ogong. Jika tidak ada kesepakatan, kawasan ini bisa hilang. Infrastruktur juga menjadi perhatian. Lebih lengkapnya bisa diikuti di sini.

Pada Agustus lalu, tim liputan ANTV juga menyusuri jalan di kawasan Sanggau-Sosok-Tayan, Kalimantan Barat, yang bagian utaranya berbatasan dengan Sarawak, Malaysia. Jalan nasional Tayan-Sanggau di Kalimantan Barat, khususnya ruas Sosok-Tayan dan Tanjung-Sanggau, kondisinya sangat buruk. Banyaknya lubang terjadi akibat truk besar berkapasitas lebih dari 8 ton melintasi jalan yang berkapasitas hanya 8 ton.

Kemacetan panjang yang dialami truk pengangkut barang yang melintas di sepanjang jalur di kawasan perbatasan merupakan pemandangan sehari-hari. Jalan rusak, padat, yang pada akhirnya menambah waktu dan biaya jalan. Dapat digandakan. Tak heran jika harga barang menjadi lebih mahal. Tak aneh pula jika warga di daerah perbatasan lebih memilih berbelanja di negara tetangga karena kemudahan akses dan harga.

Keamanan juga merupakan masalah. Para pengemudi truk yang diwawancarai tim ANTV mengeluhkan perampokan yang mereka alami saat berkendara sepanjang 75 kilometer jalan rusak menuju perbatasan. Edi Kurniawan, salah satu pengelola, mengatakan situasi ini sudah berlangsung lama.

“Sejak 2007, jalan tersebut rusak parah. “Setahu saya belum pernah ditinjau oleh pejabat,” ujarnya.

Bahkan, pada tahun 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Sebatik, saat ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia sedang meningkat akibat sengketa Pulau Ambalat.

Pusat belum menunjukkan komitmen

Lemahnya komitmen pemerintah pusat dalam membangun perbatasan menjadi alasan Malaysia berani mencoba menguasai Ambalat saat itu. Ceritanya bisa didengar di sini. Situasi ini mengancam pulau dan wilayah lain di sepanjang perbatasan.

Christ Lomon, ketua Asosiasi Pengusaha Perbatasan (Aspindo) mengeluhkan kecenderungan pemerintah pusat yang berkonsentrasi pada pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa. Setiap tahun jalan di jalur Pantura diperbaiki. Persimpangan Kalimantan terlewatkan.

“Jalanan di Kabupaten Sanggau rusak. “Padahal itu wajah bangsa,” kata Christ Lomon kepada tim ANTV. Laman Wikipedia menyebutkan Sanggau merupakan tempat kelahiran Gubernur Kalimantan Barat Cornelis MH.

“Jalanan di Kabupaten Sanggau rusak. Faktanya, ini adalah wajah bangsa.”

Liputan ANTV ditampilkan pada program tersebut Mencaridan menerima Penghargaan Komisi Penyiaran Indonesia 2014 untuk program terbaik tentang perbatasan Indonesia.

Mengingat kunjungan SBY ke perbatasan pada tahun 2005 tidak membawa perbaikan infrastruktur yang signifikan, maka Jokowi jelas tidak ingin dikenang seperti itu di akhir masa jabatannya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bulan lalu mengumumkan akan membangun infrastruktur di 50 wilayah perbatasan. Menteri Basuki Hadimuljo menjelaskan rencana tersebut usai pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Rencana ini merupakan bagian dari perintah Presiden Jokowi.

“Masalah perbatasan semakin kuat dan kuat. Terdapat 50 titik dari 180 titik yang kekurangan infrastruktur dan irigasi. Itu tugas PU dan Pera, makanya saya datang ke sini. “Kami juga sudah sepakat PU-Pera akan membangun infrastruktur di kawasan tersebut,” kata Tjahjo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/11), seperti dikutip dari Detik.com.

50 yang akan dibangun akan dipilih yang paling tertinggal dalam hal pembangunan infrastruktur bahkan belum terkena dampak pembangunan infrastruktur. Namun Tjahjo tidak merinci wilayah mana saja, namun ada 50 wilayah perbatasan yang sebagian besar berada di Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan (perbatasan Malaysia).
“Itu hal terburuk. “Infrastrukturnya buruk,” kata Tjahjo.

Sebagai bagian dari kalender penugasan, saya berharap ada yang mengingatkan saya untuk mengetahui perkembangan rencana pemerintahan Jokowi membangun perbatasan. Ini bulan Desember tahun depan, maukah Anda mengingatkan saya? —Rappler.com

Uni Lubis, mantan Pemimpin Redaksi ANTV, menulis blog tentang 100 hari pemerintahan Jokowi. Ikuti Twitter-nya @unilubis dan membaca blog pribadinya unilubis.com.


Data SGP