• November 24, 2024

Jokowi harus bertanggung jawab atas kisruh KPK vs Polri

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sekitar 100 aktivis antikorupsi berkumpul di gedung KPK sambil meneriakkan ‘Selamatkan KPK’ dan ‘Selamatkan Indonesia’.

JAKARTA, Indonesia – Koalisi Masyarakat Sipil menyatakan Presiden Joko “Jokowi” Widodo adalah pihak yang bertanggung jawab atas kisruh antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. Kasus ini memuncak setelah Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri menahan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto pada Jumat (23/1) pagi.

“Ini adalah pesan panas dari presiden. Presiden harus bertanggung jawab. Berawal dari diangkatnya BG (Budi Gunawan) menjadi Kapolri yang kemudian dilantik.tertunda, hingga kemudian KPK melakukan proses penegakan hukum. Artinya, Jokowi melemparkannya ke KPK, kata Koordinator Badan Pegawai Indonesia Pengawasan Korupsi Ade Irawan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat.

(BACA: Wakil Ketua Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) ditangkap polisi)

Sekelompok aktivis antikorupsi kini berkumpul di gedung KPK untuk memberikan dukungan. Mereka antara lain mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, budayawan Butet Kartarajasa, direktur advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Bahrain, koordinator Komisi Orang Hilang dan Kekerasan (Contras) Haris Azhar, Indonesia Corruption Watch (ICW) peneliti Emerson Yuntho, Direktur Pukat Korupsi Universitas Gadjah Mada Zainal Arifin Mochtar, relawan Salam Dua Jari Fadjroel Rachman, dan dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Franz Magnis Suseno.

Selain mereka, lobi Gedung KPK juga dipenuhi elemen masyarakat lain yang berjumlah sekitar seratusan orang.

“Kami ingin agar Jokowi, setelah melempar bola, tidak berdiam diri, mengawalnya dan memastikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa bekerja dengan baik dalam proses penegakan hukum,” kata Ade.

“Agenda kami mengumpulkan BW (Bambang Widjojanto) dari Bareskrim. Soal ditahan atau tidak, itu persoalan yang tender. “Dalam suasana keresahan, keresahan sosial muncul di opini masyarakat, kalau presiden diam saja lihat bagaimana presiden bermain di level ini,” kata Direktur Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Bahrain.

Ironis sekali jika ingin melemahkan KPK, padahal yang meratifikasinya adalah KPK Mega, kata Bahrain.

Saat ini, sekitar 100 pegiat antikorupsi berkumpul di Gedung KPK menunggu kedatangan Bambang Widjojanto sambil meneriakkan “Selamatkan KPK”, “Selamatkan Indonesia” dan “Hidup Polisi Bersih” yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. (BACA: #SaveKPK jadi trending topic di Twitter)

“Saya datang ke sini pertama kali untuk solidaritas, untuk mencari tahu dulu. Intinya kami mendukung KPK, saya ingin tahu tentang penangkapan BW, kata mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana.

Masyarakat sipil sendiri, menurut Direktur Penelusuran Korupsi Universitas Gadjah Mada Zainal Arifin Mochtar, saat ini sedang merumuskan langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam upaya mendorong penanganan proses korupsi.

“Kami selalu berharap hal-hal seperti ini tidak mengganggu kami karena setiap kali terjadi hal seperti ini, yang suka adalah para koruptor. KPK sibuk sekali, polisi sibuk sekali, kata Zainal. —dengan laporan dari Febriana Firdaus/Rappler.com


BACA JUGA:


sbobet terpercaya