• October 7, 2024
Jokowi ingin meningkatkan pendapatan negara melalui lembaga yang dibentuk khusus

Jokowi ingin meningkatkan pendapatan negara melalui lembaga yang dibentuk khusus

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Keberadaan lembaga pendapatan negara penting untuk meningkatkan penerimaan negara khususnya pajak yang masih belum optimal

JAKARTA, Indonesia — Presiden terpilih Joko “Jokowi” Widodo berencana membentuk badan khusus untuk meningkatkan pendapatan negara.

Wakil Tim Transisi Jokowi, Andi Widjajanto mengungkapkan, wacana tersebut dibahas tim transisi dan juga disampaikan kepada Jokowi.

“Hanya bisa memperkuat perpajakan menjadi badan otoritas pajak. Bisa juga lembaga pendapatan negara (di mana) semua sektor yang menerima penerimaan negara seperti pajak, bea cukai, dan pajak kendaraan digabungkan menjadi satu lembaga, kata Andi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/9).

Menurut dia, baik lembaga penerimaan pajak maupun lembaga pendapatan negara nantinya bisa berada di bawah kementerian atau juga bertanggung jawab langsung di bawah presiden.

“Keberadaan lembaga atau penerimaan pajak negara dinilai penting untuk meningkatkan penerimaan negara, khususnya pajak yang masih belum maksimal,” kata Andi.

“Jadi target tax ratio saat ini (hanya) 12,3 persen sampai 12,4 persen, jadi mendekati 13,5 persen,” ujarnya.

Namun menurut Andi, wacana tersebut baru bisa terlaksana setelah melalui proses di Volksraad (DPR).

“Hal ini tidak bisa serta merta dilakukan ketika (Jokowi) dilantik karena harus ditetapkan dulu instrumen regulasinya. “Kalau harus diproses DPR, ada waktu persiapan 6 bulan,” ujarnya.

Rabu ini, tim transisi Jokowi menggelar pertemuan dengan Ketua Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Tanjung, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, dan Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi.

Pertemuan yang dihadiri empat anggota tim transisi yakni Rini Soemarno, Hasto Kristiyanto, Andi Widjajanto, dan Eko Putro Sandjojo itu membahas hal-hal terkait perekonomian, termasuk persoalan bahan bakar minyak bersubsidi.

“Ada kesepakatan soal bahan bakar untuk fokus pada pemerintah masing-masing. “Kami tidak akan melakukan intervensi untuk mengganggu kebijakan masing-masing,” kata Chairul.

Pertemuan hari ini merupakan rangkaian pertemuan dengan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dilakukan tim transisi untuk mempersiapkan transisi pemerintahan.

Sebelumnya, Presiden SBY menunjuk dua menteri koordinator yakni Ketua Umum dan Menteri Koordinator Hukum dan Hak Asasi Manusia Djoko Suyanto, serta satu menteri kabinet yakni Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi untuk mengkoordinasikan pertemuan dengan tim transisi. —Rappler.com

uni togel