Jokowi menegaskan, pemerintah tidak akan meminta maaf kepada keluarga PKI
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Tidak ada pemikiran untuk meminta maaf, kata Jokowi tentang korban Tragedi 1965 dan keluarga PKI
JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo menegaskan pemerintah Indonesia tidak akan meminta maaf kepada keluarga anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) atas pembunuhan massal 30 September 1965.
“Tidak ada pemikiran untuk meminta maaf, sampai saat ini belum ada yang ke arah sana,” kata Jokowi usai menjadi inspektur upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur, Jumat.
Jokowi kemudian meminta para jurnalis meminta kepada para penyebar berita agar pemerintah Indonesia meminta maaf kepada para korban dan keluarga korban tragedi 1965.
Sebelumnya, Jokowi pernah menyampaikan pidato kenegaraan pada 14 Agustus 2015 untuk meminta maaf kepada para korban tragedi tersebut di hadapan wakil rakyat di Senayan, Jakarta.
Namun, Jokowi tidak pernah secara tegas menyebutkan klausul permintaan maaf dalam pidatonya.
Suara sebagai berikut:
“Saat ini Pemerintah sedang berusaha mencari solusi yang paling bijaksana dan paling mulia dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM di tanah air.
Pemerintah menginginkan rekonsiliasi nasional agar generasi mendatang tidak terus menerus menanggung beban sejarah masa lalu. Anak bangsa harus bebas menatap masa depan yang terbuka lebar. “Semua ini merupakan langkah awal pemerintah dalam menjaga kemanusiaan di nusantara.”
Meski tidak pernah disebutkan secara spesifik, namun yang dimaksud dengan kasus pelanggaran HAM di tanah air secara umum meliputi tragedi Gerakan 30 September 1965 dan tragedi Mei 1998.
Luhut Panjaitan, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia, juga mengatakan pemerintah tidak akan meminta maaf.
“Tidak ada pemikiran untuk meminta maaf, meminta maaf kepada siapa? Siapa maafkan siapa, karena ada kejadian di kedua belah pihak, kalau boleh dibilang korban. Jadi saya kira tidak berhenti sampai situ saja,” kata Luhut, Rabu 30 September.
Meminta maaf kepada para korban, menurut Luhut, justru bisa membuat pemerintah terkesan disusupi PKI.
FPI mengultimatum Jokowi
“Merekalah yang meminta maaf kepada negara, bukan? Apalagi presidennya tidak tegas. Mengangguk sejenak. Seperti Katak.” Habib Rizieq Cc @jokowi
— Febriana Firdaus (@febrofirdaus) 30 September 2015
Sementara itu, Rizieq Shihab, pada Rabu malam, 30 September mempertanyakan kebimbangan sosok Front Pembela Islam (FPI) terhadap Jokowi.
“Apakah perlu meminta maaf kepada PKI? Haram! “Kepada Presiden Jokowi, jangan pernah minta maaf, nanti kita turunkan!” kata Habib dalam sambutannya yang dihadiri ratusan anggota FPI dalam rapat anggota di kawasan Cawang, Jakarta Timur.
Para anggota yang hadir malam itu meneriakkan takbir sebanyak tiga kali.
Rizieq menambahkan, jika pemerintah meminta maaf, berarti memberikan kompensasi sebesar belanja anggaran.
“Kalau minta maaf, maka negara harus membayar ganti rugi sebesar Rp 1 miliar. Kalau keluarga PKI ada 3 juta, berarti Rp 3.000 triliun. Dengan uang itu PKI bisa bangkit lagi kan?” ujarnya.
Rizieq Ia bahkan meminta Jokowi merobohkan patung Tugu Tani yang saat itu dianggap sebagai simbol kejayaan komunisme. Ia pun menyatakan akan melayangkan permintaan resmi ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar permintaan pembongkaran patung tersebut bisa dilaksanakan.
“Paling tidak senjatanya diganti dengan cangkul atau sekop,” ujarnya. —Rappler.com
BACA JUGA: