Jokowi sedang mempertimbangkan pengurangan jumlah wakil menteri
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Untuk menghemat anggaran, tim transisi Presiden terpilih Joko Widodo mempertimbangkan pengurangan jumlah wakil menteri, kecuali wakil menteri luar negeri.
JAKARTA, Indonesia — Presiden terpilih Joko “Jokowi” Widodo sedang mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah wakil menteri yang ada, sehingga hanya menyisakan satu wakil menteri di kabinet masa depan.
Hal itu disampaikan salah satu wakil tim transisi Jokowi-Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, usai menggelar pertemuan dengan Lembaga Pertahanan Negara (Lemhannas) pada Selasa (9/9).
“Yang pasti tinggal satu, (yakni) Wakil Menteri Luar Negeri. Yang lain bisa dihilangkan, kata Andi di Gedung Lemhannas, Jakarta Pusat.
Pemerintahan saat ini memiliki 20 wakil menteri dari 34 kementerian.
Menurut Andi yang bertugas menyusun rencana kabinet pemerintahan Jokowi-JK, kehadiran wakil menteri tidak diperlukan jika menteri yang membawahi bisa berkoordinasi dengan jajaran di bawahnya.
Ya, harus bisa bekerja sama dengan sekjen (sekjen), dengan inspektur jenderal (irjen) untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut di pemerintahan, lanjutnya.
Andi yakin hal itu mampu memangkas anggaran negara di masa depan.
Sementara itu, tim transisi berpendapat bahwa posisi wakil menteri luar negeri harus dipertahankan mengingat kebutuhan menteri luar negeri untuk menjalankan agenda diplomatik.
Wakil Menlu karena Menlu harus berada di tempat lain di luar negeri karena banyaknya pertemuan bilateral dan forum internasional yang harus dihadiri, jelas Andi.
Pengurangan jumlah wakil menteri merupakan langkah pertama dari tiga langkah yang bisa dilakukan Jokowi untuk mengefektifkan anggaran di kementerian.
“Tingkat kedua dalam hal menghilangkan tumpang tindih urusan pemerintahan di kementerian, misalnya di UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah),” kata Andi.
Yang ketiga adalah peninjauan kembali cara kerja kementerian yang ada mulai dari proses perencanaan hingga akuntabilitas.
“Perampingan tingkat ketiga adalah proses bisnis mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penetapan, evaluasi hingga pertanggungjawaban dibuat lebih ringkas dan efisien sehingga pola siklus proses bisnis dapat dibuat lebih efisien,” kata Andi.
Menurutnya, bisa menghemat anggaran hingga 30% jika Jokowi bisa mengidentifikasi bagaimana penerapan lean business process pada kementerian.
“Jadi ada tiga tingkatan yang dilakukan. “Jadi mungkin jumlah menterinya tetap 34 menteri, tapi proses dan pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut akan lebih ramping,” kata Andi.
Dalam upayanya menghemat anggaran, Jokowi juga menolak memberikan mobil dinas Mercedes Benz kepada menteri seperti yang disarankan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.
“Saya serahkan ke Sekretariat Negara. “Saya bilang tidak perlu beli, pakai yang lama saja,” kata Jokowi di Balaikota, seperti dilansir Antara dikutip Tempo.co.
Menteri kabinet saat ini harus mengembalikan mobil dinas Toyota Crown Royal Saloon setelah pelantikan pemerintahan baru pada bulan Oktober. Mobil-mobil tersebut selanjutnya akan dikembalikan dan uangnya dikembalikan ke kas negara. —Rappler.com