• November 27, 2024
Jokowi serukan komitmen pemberantasan kejahatan lingkungan

Jokowi serukan komitmen pemberantasan kejahatan lingkungan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kejahatan lingkungan di negara-negara berkembang mengakibatkan kerugian sebesar US$70 miliar per tahun

Jakarta, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo menegaskan niat pemerintah untuk memberantas kejahatan lingkungan hidup tanpa kompromi.

“Komitmen ini harus diikuti dengan langkah tegas dalam pengawasan dan penegakan hukum terhadap kejahatan lingkungan hidup. Harus tegas, jangan ragu, kata Jokowi pada Jumat, 5 Juni, saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Istana Bogor.

Jokowi mengatakan hal ini perlu dilakukan terutama terkait pengelolaan sumber daya alam, seperti sektor pertambangan, kehutanan, dan kelautan.

Ia memerintahkan anak buahnya menindak tegas pelaku pembalakan dan penambangan liar, serta pencurian ikan.

“Mari kita jadikan bumi tempat yang nyaman. “Bumi bisa memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia, namun tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan segelintir orang yang rakus,” kata Jokowi.

Pidato Jokowi erat kaitannya dengan pernyataan Wakil Presiden Bank Dunia Leonard McCarthy tentang kejahatan lingkungan.

Kerugian sebesar US$70 miliar

Menurut informasi Bank Dunia, kejahatan sumber daya alam dan lingkungan hidup di negara-negara berkembang menimbulkan kerugian hingga $70 miliar per tahun.

“Insiden kejahatan lingkungan hidup, dan permintaan perdagangan yang terkait dengan kejahatan tersebut, sering kali diperburuk oleh permasalahan yang ada dalam tata kelola, korupsi, dan lemahnya akuntabilitas di tingkat nasional,” kata Wakil Presiden Bank Dunia Leonard McCarthy. Di antara.

Menurut dia, korupsi yang mendukung kejahatan terhadap sumber daya alam dan lingkungan hidup dapat diatasi melalui jalur hukum yang tegas, transparan, dan adil.

Jokowi mengajak masyarakat untuk terlibat

Jokowi mengatakan, langkah penanggulangan kejahatan lingkungan memerlukan inisiatif, kerja sama, dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat.

“Meningkatkan kesadaran masyarakat juga penting untuk perilaku ramah lingkungan,” kata Jokowi.

Partisipasi masyarakat tersebut salah satunya terlihat pada upaya salah satu peraih Kalpataru Award 2015 kategori pionir lingkungan hidup, N. Akelaras dari Deli Serdang, Sumatera Utara. Ia mengembangkan komunitas di pinggir hutan dan membentuk kelompok untuk menghasilkan benih tanaman keras seperti mangga, manggis dan lain-lain.

“Saya melakukan ini demi kehidupan masyarakat luas,” kata Akelaras. “Sepertinya sudah menjadi sifat saya apa yang saya lakukan, jadi saya tidak pernah berpikir saya akan mendapat hadiah.”

Menurut Jokowi, masyarakat seperti Akelaras berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan.

“Kita tidak butuh yang banyak, kita tidak butuh jutaan, seribu seperti Pak. Akelaras untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup di Indonesia,” kata Jokowi.

Berikut daftar pemerhati lingkungan yang menerima Penghargaan Kalpataru 2015:

  1. Kategori Pelopor Lingkungan: Dian Rossana Anggaini dari Kepulauan Bangka Belitung, N. Akelaras dari Sumatera Utara, dan Laing Usat dari Kalimantan Utara.
  2. Kategori Jasa Lingkungan: Januinro dari Kalimantan Tengah, Mashadi dari Jawa Tengah, dan Sri Partiyah dari Jawa Timur.
  3. Kategori penyelamat lingkungan: Lembaga Adat Lekuk 50 Tumbi, Lempur dari Desa Lempur Mudik, Jambi, LSM Tunas Hijau dari Kota Pakuwon, Jawa Timur, dan Yayasan Bambu Indonesia dari Jawa Barat.
  4. Pemenang kategori Bina Lingkungan adalah Kamir Raziudin Brata dari Jawa Barat dan Sri Gratisari dari DKI Jakarta.

Rappler.com

taruhan bola online