• October 7, 2024
Jumlah pencari suaka Rohingya yang terdampar di Aceh kian meningkat

Jumlah pencari suaka Rohingya yang terdampar di Aceh kian meningkat

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Salah satu pencari suaka Rohingya mengatakan bahwa mereka harus meninggalkan Myanmar karena disiksa oleh pihak berwenang. Ada yang mengatakan mereka disiram air panas, dan ada pula keluarga mereka yang ditembak mati

BANDA ACEH, Indonesia (PEMBARUAN ke-3) — Jumlah pencari suaka Jumlah warga Rohingya yang terdampar di perairan Pantai Seneudon, Kabupaten Aceh Utara, Aceh dan Langkawi, Malaysia bertambah menjadi 1.400 orang.

“Kami perkirakan ada 3 perahu yang membawa 1.018 migran,” kata Wakil Kepala Polisi Langkawi Jamil Ahmed, seraya menambahkan bahwa jumlah ini masih bisa bertambah seiring dengan meningkatnya penangkapan imigran gelap di sekitar pulau.

Sementara di Indonesia, pada Minggu, 10 Mei, ditemukan 469 pendatang asal Bangladesh dan Myanmar di Aceh. Pada Senin pagi, tim SAR Indonesia kembali meluncurkan kapal yang membawa 400 orang. Nelayan membantu tim pencarian dan penyelamatan berpatroli di wilayah pesisir untuk menemukan korban lainnya.

“Kami siap menyelamatkan mereka jika mendapat sinyal,” kata Ketua Tim SAR Aceh Budiawan.

Para pendatang yang terdampar di Indonesia awalnya ingin berangkat ke Malaysia. Namun, menurut Darsa, Komandan tim pencari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, para pendatang tersebut tertipu.

“Salah satu imigran yang bisa berbahasa Melayu mengatakan, agen mereka mengatakan mereka sudah berada di Malaysia, dan meminta mereka berenang ke pantai,” kata Darsa.

Menurut Kapolres Aceh Utara AKBP Achmadi, jumlah mereka mungkin bertambah karena sebagian dari mereka berbaur dengan masyarakat saat tiba di darat.

“Beberapa dari mereka kelaparan karena sudah 4 hari berada di laut tanpa makanan.”

Dilarikan karena penyiksaan yang dilakukan pihak berwajib

Darsa kembali mengatakan, ratusan manusia perahu meninggalkan Myanmar sekitar seminggu lalu dengan tujuan Malaysia untuk mencari pekerjaan.

“Orang tersebut mengatakan bahwa mereka dipukuli dan disiksa oleh pasukan keamanan di negaranya. Bahkan ada pula yang disiram air panas. “Ada juga saudara laki-lakinya yang ditembak mati,” kata Darsa merujuk kesaksian warga etnis Rohingya yang bisa berbahasa Melayu.

Dari pengakuan warga, mereka juga diketahui berangkat dengan menggunakan 3 perahu, dengan jumlah penumpang hampir sama dengan yang terdampar di Seneudon.

Para pendatang yang terdata kemudian dibawa ke Polres Aceh Utara di Kota Lhoksukon untuk proses pendataan lebih lanjut.

“Rencana kami saat ini mereka akan ditampung di GOR sambil menunggu proses imigrasi,” ujarnya. —dengan laporan dari AFP/Rappler.com