• November 22, 2024
Kabut asap melanda Sumatera, jadwal penerbangan terganggu

Kabut asap melanda Sumatera, jadwal penerbangan terganggu

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kabut asap tersebut diduga berasal dari kebakaran hutan

JAKARTA, Indonesia — Kabut asap yang melanda Kota Jambi, Provinsi Jambi melumpuhkan aktivitas penerbangan dari dan ke sana.

Dilaporkan oleh Tribun JambiPada Kamis malam, 3 September, jarak pandang di Bandara Sultan Thaha terus berkurang hingga hanya mencapai 600 meter.

“Karena tidak berani mengambil risiko dan penerbangan terpaksa dibatalkan. “Ini visibilitas terendah dibandingkan sebelumnya,” ujarnya Kepala Operasional Bandara Parolan Simanjuntak.

Salah satu penyebab meningkatnya kabut asap tebal di Jambi adalah banyaknya titik panas yang terus meningkat di wilayah Provinsi Jambi. Titik panas merupakan indikasi terjadinya kebakaran hutan yang pada akhirnya menjadi sumber asap.

Berdasarkan informasi Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jambi Bahar Abdullah, pada 2 September 2015 sebanyak 304 poin, meningkat hanya 216 poin dari hari sebelumnya.

Situasi serupa juga terjadi di Provinsi Riau.

“Kami mencatat informasi dari alat deteksi dan diperoleh bahwa asap saat ini sudah mencapai tingkat berbahaya sehingga masyarakat diminta untuk memakai masker,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Suhardi. media.

Seperti di Sultan Thaha, aktivitas penerbangan di bandara Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau, juga merasa terganggu dengan kabut asap.

“Sejak pukul 06.00 WIB hingga 13.00 WIB siang tadi, kondisi jarak pandang di Bandara CBD II hanya mencapai 500 meter sehingga tidak memungkinkan untuk aktivitas penerbangan,” kata Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan JA Barata, Kamis. . dalam pernyataan tertulis kepada media.

Provinsi Jambi dan Riau sudah familiar dengan kebakaran hutan.

Berdasarkan data Global Forest Watch yang dikembangkan oleh Institut Sumber Daya Dunia (WRI), kedua wilayah ini telah kehilangan kawasan hutan dalam jumlah yang relatif signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Peneliti WRI Indonesia, Andhyta Firselly Utami, hilangnya kawasan hutan merupakan salah satu akibat dari kebakaran hutan.

Soal penyebabnya, secara ilmiah menurut Andhyta mayoritas kebakaran hutan di Indonesia bukan disebabkan oleh alam, atau dengan kata lain merupakan ulah manusia.

“Itu sebuah cara pembukaan lahan bukan itu berkelanjutan. Itu harus pembukaan lahan dilakukan dengan peralatan mekanis, bukan pembakaran. Namun ada insentif ekonomi untuk melakukan pembakaran karena lebih murah,kata Andhyta.

— Rappler.com

Baca juga:

akun demo slot