• September 8, 2024
Kabut asap menyebabkan kebakaran di rumah pohon masyarakat adat di Maluku

Kabut asap menyebabkan kebakaran di rumah pohon masyarakat adat di Maluku

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kebakaran hutan di Maluku dilaporkan mencapai 40.000 – 50.000 ribu hektar

JAKARTA, Indonesia – Kebakaran hutan akibat kebakaran hutan di Maluku menghanguskan rumah masyarakat adat terpencil (KAT) Huaulu.

Padahal, kebutuhan pangan KAT Huaulu tertuju pada olahan umbi-umbian karena belum terbiasa makan nasi.

Pemukiman Huaulu yang biasa disebut “rumah pohon” juga dilalap api.

KAT Huaulu tinggal di rimbunan pepohonan sebagai rumahnya. Namun kini pepohonan telah terbakar sehingga “rumah pohon” itu sendiri hancur.

Saat ini mereka tersebar di Yamalise, Tiluba dan Laihaha.

Karena tidak terbiasa tinggal di rumah, mereka pasti akan mengalami guncangan sosial jika harus tinggal di tenda darurat atau pengungsian.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya disebut sedang berkomunikasi intensif dengan Gubernur Maluku Said Assagaff soal kebakaran hutan di Maluku.

Menteri memantau secara intensif perkembangan kebakaran hutan yang dilaporkan mencapai 40.000 – 50.000 hektare di Pulau Seram, kata Said pada Sabtu 17 Oktober di Ambon.

Padahal, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan keterangan Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal, tercatat sekitar 1.000 hektare hutan di Maluku yang terbakar.

Untuk itu, Bupati Maluku Tengah diminta berkoordinasi dengan personel TNI untuk memadamkan api yang lokasinya sulit dijangkau.

Lokasi api berada di kawasan pegunungan tinggi dengan jurang terjal sehingga sulit dipadamkan.

Selain itu, kebakaran dipicu oleh hembusan angin kencang sehingga api cepat menyebar.

“Yang terpenting adalah penanganan terhadap para korban, terutama kebutuhan pangan yang telah diberikan ke tempat pengungsian,” kata Said.

Belum mengganggu penerbangan

Said memastikan kebakaran hutan di Pulau Seram tidak mengganggu aktivitas penerbangan.

“Kepulan asap terlihat tidak mengganggu aktivitas masyarakat dibandingkan di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Namun, bukan berarti kita lalai dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran lanjutan, ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal mengatakan, pihaknya telah berupaya maksimal dalam menangani kebakaran hutan yang terjadi di Kabupaten Seram Utara Timur Kobi, baik dari segi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang menjadi korban. terutama bagi mereka yang perkebunannya terbakar dan upaya pemadaman api.

Kondisi hutan dengan medan yang sulit dan jarak menuju titik api sangat sulit dijangkau dengan kendaraan bermotor sehingga api tidak bisa dipadamkan, kata Abua. —Dengan laporan Antara/Rappler.com

BACA JUGA:


Hongkong Malam Ini