Kekecewaan menyambut struktur kabinet Jokowi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Saat kampanye, Jokowi berjanji akan membangun kabinet yang ramping dan profesional, namun pada hari Senin ia mengumumkan struktur kabinet yang sangat mirip dengan struktur kabinet saat ini.
JAKARTA, Indonesia – Kritikus dan pendukung menyatakan kekecewaannya terhadap struktur kabinet Presiden terpilih Joko “Jokowi” Widodo, yang akan tetap pada 34 kursi dengan kesenjangan yang hampir merata antara profesional dan anggota partai politik “profesional”.
Jokowi beberapa kali berjanji selama kampanye bahwa ia akan membangun kabinet yang ramping dan profesional. Tetapi dalam konferensi pers singkat tentang Senin malam, bersama Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla dan tim transisinya, ia mengumumkan struktur kabinet yang mirip dengan struktur kabinet saat ini.
“Untuk pemerintahan yang bekerja dan pemerintahan yang hadir di tengah rakyat, sore ini kami putuskan jumlah kementerian menjadi 34. Pembagiannya akan diisi oleh 18 profesional dan 16 profesional partai.” kata Jokowi. (“Untuk struktur pemerintahan yang berkinerja dan dekat dengan rakyat, sore ini kami putuskan akan ada 34 jabatan menteri yang terdiri dari 18 profesional dan 16 profesional dari partai politik.”)
Kabinet Yudhoyono saat ini mempunyai 34 jabatan, 17 di antaranya dipegang oleh “profesional” atau teknokrat. Skor ini melihat Menteri Energi masih memiliki kursi politik, meski Jero Wacik, salah satu pejabat Partai Demokrat, baru-baru ini mengundurkan diri setelah ia ditetapkan sebagai tersangka kasus suap. Ia juga menilai kursi Menko Perekonomian akan diisi oleh teknokrat, Ketum Tanjung, padahal hingga Mei 2014, ia diduduki oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa, sebelum ia menjadi Wakil Presiden mencalonkan diri bersama Prabowo Subianto.
Pendukung Prabowo dengan cepat menunjukkan ketidakkonsistenan antara janji kampanye Jokowi dan pengumuman pada hari Senin, khususnya pernyataan presiden terpilih bahwa ia akan memangkas kabinet.
Sebelum pemilu presiden: kabinet ramping setelah pemilu presiden: jumlah kementerian 34 (Sama seperti sekarang) #SalamGigitJari pic.twitter.com/nDwlwoQ2q2
— Rizki Aljupri (@RizkiAljupri) 15 September 2014
Penulis asal Yogyakarta, Arman Dhani, yang mendukung Jokowi selama kampanye, tidak berbasa-basi, mengatakan bahwa presiden terpilih itu “berbohong”. Dia juga men-tweet bahwa penggemar harus bisa mengatakan yang sebenarnya kepada “idola” mereka.
Jokowi berbohong ya? Ia mengatakan ingin menciptakan pelayanan yang ramping. Itu bohong, hanya bohong.
— Dhani (@arman_dhani) 15 September 2014
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon dengan cepat menggarisbawahi fakta bahwa 16 menteri akan datang dari partai politik, meskipun Jokowi menggambarkan mereka sebagai “profesional”.
Kabinet 34: 18 profesional, 16 PARTAI POLITIK PROFESIONAL. Hehehe. #KUTIPUKAU
— Fadli Zon (@fadlizon) 15 September 2014
Tagar yang digunakan Fadli, “KUTIPUKAU”, artinya “Aku berbohong padamu”.
Jokowi sebelumnya telah berulang kali menyatakan tidak akan menukar kursi menteri demi dukungan politik. Meskipun Jokowi menerima beberapa pertanyaan selama konferensi pers, ia tidak memberikan jawaban langsung ketika ditanya mengapa ada “profesional dari partai politik” dalam struktur kabinet.
Dalam wawancara di TvOne, Tim Wakil Presiden Jokowi Andi Widjajanto mengatakan perpecahan 18-16 dipandang perlu untuk membangun kabinet yang solid.
Menanggapi pertanyaan wartawan yang menanyakan perbedaan antara “profesional” dan “profesional suatu partai politik”, Jokowi hanya mengatakan seorang profesional tidak berasal dari partai politik.
Jokowi memang mengatakan akan diangkat tenaga profesional di Kementerian Keuangan, BUMN, Energi, dan Pertanian.
Namun beberapa pendukung Jokowi masih men-tweet kekecewaan mereka karena terlalu banyak “petugas partai politik profesional”.
Rupanya, hal pertama yang dilakukan Jokowi JK adalah membagi kuota kabinet parpol. Setelah janji kampanye manis yang panjang…
— hay (@haye) 15 September 2014
Hari ini, mari kita mulai mengingat kembali daftar janji-janji Jokowi JK, dan mulai mencatat seperti apa realisasinya.
— Ahmad Azhar Muslim (@azhmoes) 15 September 2014
– Rappler.com