Kelompok intoleran menyerang warga Syiah di Yogyakarta
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Kami minta tidak ada lagi acara Syiah, kami bersinergi dengan pihak kepolisian untuk menindaklanjuti surat MUI yang menyatakan Syiah itu sesat.”
YOGYAKARTA, Indonesia – Aksi kelompok intoleran di Yogyakarta terus berlanjut. Usai mengusir pendatang asal Afghanistan yang beragama Islam Syiah beberapa waktu lalu, mereka kembali pada Jumat 23 Oktober mengunjungi warga Syiah di Dusun Manggung, Caturtunggal, Sleman.
Massa yang mengatasnamakan Forum Umat Islam Yogyakarta (FUI) dan Front Jihad Islam (FJI) bergantian mendatangi komunitas Rausan Fikr Syiah. Mereka datang mengusir pengikut Syiah karena dianggap meresahkan masyarakat Yogyakarta.
“Kami mohon tidak ada lagi acara Syi’ah, kami bersinergi dengan pihak kepolisian untuk menindaklanjuti surat MUI yang menyatakan Syi’ah itu sesat,” kata Amru, perwakilan FUI Yogyakarta usai menyambangi rumah kontrakan Safwan yang merupakan warga Syiah. seorang Syiah, dikunjungi. penduduk.
Tak lama kemudian, puluhan massa FJI bergantian mendatangi rumah Safwan yang dijadikan tempat kegiatan masyarakat Rausan Fikr. Sama seperti perwakilan FUI, mereka juga menolak keberadaan kelompok Syi’ah di Yogyakarta.
“Kami datang kesini karena kegiatan Rausan Fikr sudah aktif kembali. “Jujur kami umat Islam di Yogyakarta merasa tidak nyaman,” kata Abduroman, perwakilan FJI.
Abdurohman juga menunjukkan kepada Rausan Fikr, serta petugas polisi yang datang, surat dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) Yogyakarta yang menyatakan bahwa kaum Syi’ah adalah bid’ah. Dalam surat tersebut, MUI juga menyarankan agar pemerintah membubarkan organisasi dan kegiatan Syiah di Indonesia.
“Mereka beku, tapi kenapa masih ada aktivitas? “Anda mengaku Syiah, artinya itu ancaman bagi masyarakat di sini karena bisa menyesatkan,” ujarnya.
Sementara itu, Safwan mengaku dirinya merupakan penganut aliran Syiah. Namun, dia membantah warga khawatir dengan kehadiran kelompok Syiah di Dusun Manggung. Selama lebih dari 20 tahun berkiprah di Dusun Manggung, warga tidak pernah merasa was-was.
“Kami tidak menyebarkan ajaran, kami adalah komunitas percakapan yang mempelajari pemikiran Syiah, Sunni dan juga filsafat Barat. “Kalau memang warga khawatir silakan tanyakan ke RT, tanya warga, kalau dianggap mengganggu tentu kami siap menghentikan aktivitas,” tegasnya.
Safwan menjelaskan di hadapan petugas kepolisian dan perwakilan FJI, dirinya tidak pernah ada masalah dengan warga. Selama ini warga bersikap terbuka dan bisa hidup berdampingan dengan baik dan rukun.
“Biasanya kami salat berjamaah, ada kegiatan yang juga melibatkan warga kami. Disini semua mahasiswa, tidak hanya Syiah, ada pula yang Sunni, Katolik, kita berdiskusi tentang pemikiran dan filsafat. “Buku kami bukan ajaran Syiah, tapi buku filsafat,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi Gunawan, Safwan, Ketua RT 09 RW 04 Manggung, mengatakan keberadaan komunitas Rausan Fikr di masyarakat selama ini tidak menjadi masalah. Mereka bersosialisasi dengan baik dan tidak pernah menyebarkan doktrin sesat seperti yang dituduhkan FUI dan FJI.
“TIDAK beberapa warga kesal. Jika ada kegiatan, mereka selalu melaporkannya, memberikan izin dan juga nama-nama peserta kegiatan tersebut. Sebagai ketua RT, intinya masyarakat saya jangan khawatir, jaga keselamatan. Mereka ke masjid, salat berjamaah bersama kami, ikut kegiatan desa,” ujarnya.
Gunawan mengaku terbuka terhadap pandangan ormas Islam, namun merasa tidak ada masalah dengan komunitas Rausan Fikr.
“Kami terbuka untuk klarifikasi karena kami tidak tahu apakah itu sesat atau tidak. “Yang kami tahu, sosialisasi mereka dengan warga, baik-baik saja,” kata Gunawan.
Polisi pun berjanji akan mengakomodasi niat kedatangan ormas Islam tersebut. Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan mediasi. — Rappler.com
BACA JUGA: