Ki Gendeng Pamungkas dipanggil karena rasis
- keren989
- 0
Ki Gendeng Pamungkas yang pernah dipuji sebagai tokoh pendukung rasisme dituduh mengunggah pesan anti etnis Tionghoa di timeline Facebook miliknya.
JAKARTA, Indonesia – Paranormal kondang Ki Gendeng Pamungkas mendapat petisi ribuan orang karena dituduh berencana menyebarkan kaos berisi pesan-pesan rasionalis terhadap etnis Tionghoa.
“Kami menuntut lembaga/lembaga pemerintah yang terkait dengan hak asasi manusia, khususnya negara, membawa KGP ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang meracuni generasi muda dengan menyebarkan pesan-pesan kebencian/rasisme,” kata penggagas petisi ini, Donny Anggoro. situs web perubahan.org.
“Petisi ini juga berlaku antara lain kepada artis musik band metal/rock/bawah tanah MENOLAK KGP SEKARANG yang telah mengganggu stabilitas negara. “Terakhir, kepada seluruh masyarakat yang peduli terhadap kemanusiaan, TOLAK KGP yang mencoba menyebarkan pesan-pesan kebencian (SARA).”
Hingga Sabtu 14 Maret, petisi ini sudah ditandatangani 4.302 orang dari target 5.000 orang.
Rencana konser Ki Gendeng
Ki Gendeng berencana mengadakan festival musik bertema metal Brutal dalam kegelapan di Stadion Pajajaran, Bogor, pada 10 Mei.
nomor N tape metal lokal seperti Burgerkill dan Down for Life juga tape Gorgoroth dari Norwegia dan Disavowed dari Belanda dijadwalkan tampil di konser tersebut.
//
Menurut Ki Gendeng, dirinya mengeluarkan dana sebesar Rp1,175 miliar untuk menyelenggarakan acara tersebut. Sedangkan tiket masuk yang dijual untuk acara ini hanya Rp 25.000 saja.
Status Facebook Marah
Rencana konser ini telah selesai. Namun status Facebook Ki Gendeng menuai kemarahan warganet.
“Ada 50 kaos anti China yang akan diserahkan kepada anda pada tanggal 10 Mei 2015 di Stadion Pajajaran, Bogor. Berita ini akan dihapus 10 Maret 2015 00:00!!! Terima kasih.”
Namun status tersebut telah dihapus dari timeline Facebook Ki Gendeng tangkapan layar statusnya sudah beredar.
Tiga artis mengundurkan diri
Setidaknya 3 grup musik yang membawakan acara tersebut menyatakan mundur dari konser Ki Gendeng karena status Facebook mereka, yakni Down for Life, Burgerkill, dan Deadsquad.
Down For Life dan Burgerkill mengumumkan kepergian mereka melalui akun Twitter masing-masing di hari yang sama.
Sore guys, kami informasikan kepada anda bahwa Burgerkill telah batal tampil pada acara yang diadakan pada tanggal 10 Mei 2015 di Std Padjajaran, Bogor. Terima kasih 🙂
— Burgerkill Resmi (@burgerkill666) 11 Maret 2015
Burgerkill juga menulis bahwa mereka tidak bisa menghadiri konser tersebut karena tidak ingin bergabung dengan gerakan anti-rasis tertentu.
“Kami percaya metal adalah musik yang tidak memperdulikan ras dan latar belakang penggemarnya. :),” tweet mereka.
“Kami menghormati setiap individu tanpa membeda-bedakan ras. Semoga isu hangat ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai keberagaman. :)”
Kami memutuskan untuk Mundur dari acara Brutalize in The Darkness di Bogor pada tanggal 10 Mei 2015 sampai ada kejelasan dari panitia propaganda rasis.
— down seumur hidup (@downforlifesolo) 11 Maret 2015
Nanti, tape Deadsquad juga mundur. Melalui akun Facebooknya, mereka berkata:
“Kami menghormati perbedaan setiap individu di Indonesia. Kami mencintai negara ini. Kami tidak ingin menjadi bagian dari gerakan-gerakan yang memecah belah persatuan dan persaudaraan di negeri ini maupun di belahan dunia lain. Oleh karena itu kami menyatakan mundur dari ajang yang digelar pada 10 Mei 2015 di Stadion Padjadjaran, Bogor tersebut.
Khusus grup musik Burgerkill, Ki Gendeng sendiri mengaku yang menolak, bukannya mengundurkan diri.
“Saya menelpon mereka: ‘Karena ada isu rasis, saya ingin menyukai kalian TIDAK bergabunglah dengan pertunjukanku.’ Burgerkill punya peluang sekali TIDAK Saya ingin ikut, tapi akhirnya ikut,” kata Ki Gendeng Metrotvnews.com.
“Saya harap band-band mereka yang mengundurkan diri tetap profesional. Tapi saya bisa memaklumi karena situasinya memang sedang panas. Tapi saya yakin tidak tape yang mudah terhasut oleh isu-isu seperti itu. Ini akan menjadi situasi yang buruk pada akhirnya, apa yang bisa kami lakukan?” katanya seperti dikutip situs tersebut Rollingstone Indonesia.
bantahan Ki Gendeng
Ki Gendeng membantah menulis status Facebook tersebut.
“Saya tidak punya ide (secara teknologi Terbelakang). Aku hanya mengirim pesan dan menelepon. Twitter TIDAK punya, situs web TIDAK Memiliki. Aku tahu surel keluar masuk anakku. Saya (punya) Facebook, tapi saya menulis ini rasis itu bukan saya,” katanya seperti dikutip metrotvnews.comKamis 13 Maret.
“Saya punya uang dan saya mendukung logam. Sejak awal, saya memulai acara ini tanpa sponsor. Setiap bulan saya mengadakan acara di Taman Topi Bogor, tiketnya Rp 5 ribu dan gratis. Tape Akulah yang membayar. Silakan karena saya sering menyukainya peristiwa logam seperti ini, mereka bertanya, pernahkah saya berteriak rasisselebaran atau spanduk berbicara rasis atau tidak? Kalau dulu ada, mereka (band metal) TIDAK “Aku sedang bermain,” kata Ki Gendeng.
Meski Ki Gendeng membantah tuduhan rasisme, media diberitakan, dirinya ditetapkan sebagai tokoh rasis oleh Forum Anti Rasis Surabaya (FARS), karena menyatakan orang Tionghoa di Indonesia adalah penyebab kerugian di negeri ini. — Rappler.com