• November 23, 2024
Kick-off Piala Kemerdekaan terancam ditunda lagi

Kick-off Piala Kemerdekaan terancam ditunda lagi

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

BOPI meminta kick-off ditunda dua minggu lagi. Persyaratan klub dan penyelenggara turnamen belum lengkap.

Jakarta, Indonesia – memulai Piala Kemerdekaan kembali misterius. Hal itu setelah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) meminta Tim Transisi melengkapi syarat verifikasi klub terlebih dahulu.

BOPI menyarankan penundaan hingga dua minggu. Karena berkas yang harus diselesaikan cukup banyak. Mulai dari pengisian daftar pemain hingga pendaftaran akun klub. Selain itu pihak penyelenggara turnamen juga belum melengkapi dokumennya.

Nasihat untuk menunda-nunda memulai Dua minggu sebenarnya adalah waktu yang cukup lama. Pasalnya, sejumlah klub peserta Piala Kemerdekaan bisa menyelesaikannya dalam waktu satu pekan.

(BACA: 18 klub sepak bola terbagi dalam tiga grup Piala Kemerdekaan)

“Kami mendapat masukan yang baik dari BOPI pada pertemuan malam ini. Melihat kenyataan, banyak klub peserta yang belum siap. “Setelah berkas diverifikasi, ternyata hanya 14 klub yang memberikan daftar pemainnya,” kata Kelompok Kerja Komunikasi Tim Transisi, Cheppy Wartono, Senin 27 Juli.

Padahal, masih ada sekitar tiga hari lagi untuk tiba memulai pada tanggal 2 Agustus. Tim Transisi harus bisa menekan klub dan penyelenggara turnamen untuk segera menyelesaikannya. Tapi mereka tidak mau melakukan itu.

“Masukan BOPI juga bagus. Terima kasih ya, tapi yang pasti kita akan rapat dulu, kata Cheppy.

Kinerja Tim Transisi dinilai terlalu lambat

Memanggang memulai Piala Kemerdekaan telah ditunda beberapa kali. Setidaknya tiga kali Tim Transisi mengkajinya. Awalnya, turnamen tersebut akan digelar pada 24 Juli.

Kemudian diundur hingga 1 Agustus. Belakangan, jadwal tersebut kembali diundur menjadi 2 Agustus.

Bahkan, Tim Transisi menyebut tanggal 2 Agustus merupakan jadwal terbaru memulai. Sebab, saat tim menghadapi Presiden Joko “Jokowi” Widodo, tim berjanji akan menjadi turnamen terlama kedua yang akan dimainkan kembali setelah jeda panjang.

Meski demikian, BOPI yakin Presiden Jokowi akan memaklumi. “Daripada turnamen berjalan tapi berantakan. “Biarlah ini menjadi pelajaran bagi Tim Transisi bahwa mengelola sebuah turnamen tidaklah mudah,” ujarnya Sekretaris Jenderal BOPI Heru Nugroho.

Akmal Marhali, pengamat sepak bola setempat, mengkritik kebijakan tersebut. Mantan jurnalis ini menilai Tim Transisi seharusnya bisa bergerak lebih cepat. Tak hanya segera memulai kembali kompetisi, namun juga mengatur kembali sanksi skorsing Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) oleh federasi sepak bola dunia (FIFA).

“Tugas mereka membentuk PSSI baru lalu melobi FIFA agar ada jalan agar bisa diakui. “Sekarang ada gap, setelah kondisi FIFA saat ini sedang terpuruk,” kata Akmal.

Lambatnya kinerja Tim Transisi, kata Akmal, tak sebanding dengan langkah berani yang dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

“Kasihan Menteri Pemuda dan Olah Raga yang kerja keras, tapi kerja tim lambat,” ujarnya. —Rappler.com

slot gacor hari ini