• October 6, 2024
Kisah 14 pelajar Indonesia yang tersesat di pegunungan Alpen

Kisah 14 pelajar Indonesia yang tersesat di pegunungan Alpen

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

14 pelajar Indonesia tersesat saat mendaki Pegunungan Alpen. Untungnya, polisi Jerman mampu menyelamatkan mereka.

Jakarta, Indonesia – 14 pelajar Indonesia tersesat saat mendaki Pegunungan Alpen, Jerman, pada 24 Mei 2015. Untungnya, polisi setempat berhasil menyelamatkan mereka.

Operasi penyelamatan dilakukan dengan helikopter di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Ketika mereka diselamatkan, para siswa menghabiskan liburan musim panas mereka di Lembah Watzmannkar, bagian dari Pegunungan Appalachian dekat perbatasan Jerman dan Austria.

Veronica Primastuti, salah satu dari 14 siswa, mengatakan kepada Rappler melalui telepon pada tanggal 27 Mei apa yang sebenarnya terjadi.

15.00 waktu setempat: Rombongan memulai proses pendakian setelah makan siang. Mereka berjalan hingga tiba di sebuah jalan sempit dengan kemiringan yang relatif tinggi. Jalannya juga penuh salju dan bebatuan.

Setelah melewati jalan tersebut, rombongan menyadari bahwa mereka telah mengambil jalur yang salah dan keluar dari jalur pendakian yang benar.

17:00: Sejumlah anggota kelompok melihat peta digital di ponsel pintarnya masing-masing. Dari hasil pengecekan peta, mereka menyimpulkan saat itu rombongan berada di sebelah timur kawasan Hütte yang menjadi tujuan mereka.

Rombongan kemudian berjalan ke barat, berharap bisa kembali ke jalan menuju Hütte.

20:00: Masih belum ada tanda-tanda bahwa Hütte ada di dekatnya. Sementara itu hari mulai gelap dan angin semakin kencang.

20:26: Sadar keselamatan mereka terancam, rombongan akhirnya memutuskan untuk memanggil tim penyelamat. Melalui telepon, tim penyelamat meminta mereka menunggu 30 menit.

20:56: Sebuah helikopter terlihat di atas lokasi rombongan. Veronica dan rekan-rekannya berusaha sekuat tenaga untuk menarik perhatian helikopter tersebut. Sayangnya, helikopter itu terus melaju.

Veronica kemudian memanggil tim penyelamat lagi. Penerima telepon kemudian menanyakan apakah ada anggota grup yang telepon selulernya terhubung ke jaringan internet. Pasalnya, tim penyelamat berencana mengirimkan pesan singkat berisi link yang menunjukkan lokasi mereka.

Skenario ini berhasil, lokasi Veronica dan 13 rekannya diketahui. Mereka diselamatkan. Veronica mengaku sudah tidak ingat lagi kapan tepatnya tim penyelamat tiba. Yang jelas beberapa jam telah berlalu sejak panggilan telepon kedua.

Persiapan yang tidak memadai?

Baca berita tentang kejadian ini media, ada anggapan rombongan Veronica melakukan pendakian tanpa persiapan matang. Salah satu indikasinya adalah mereka tidak membawa perlengkapan pendakian yang memadai.

Meski mengaku bersama teman-temannya bukan pendaki berpengalaman, Veronica menegaskan, pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin untuk mempersiapkan pendakian kali ini.

“Kami memakai jaket yang serasi, sepatu hiking (sepatu gunung), dan tas yang bagus. “Kami juga menyortir barang bawaan kami agar tas kami tidak terlalu berat,” kata Veronica. —Rappler.com

pragmatic play