Korupsi bisa menyebabkan Indonesia hilang dari peta dunia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
KPK melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan memberantas korupsi yang semakin mengakar di Indonesia
JAKARTA, Indonesia – Korupsi di Indonesia dinilai merajalela dan dilakukan di berbagai tingkatan. Pelakunya sangat beragam.
“Dulu pelaku korupsi hanya laki-laki dan mereka yang mempunyai kekuasaan. Sekarang wanita juga. Bahkan ada yang pelakunya adalah ayah dan anak, mereka merusak (memperoleh) Al-Quran, kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto yang menjadi salah satu pembicara dalam sidang antikorupsi pada acara tersebut. Sesi 2014, kata. Festival Konferensi Pemuda Indonesia (IYC) di Jakarta. , Sabtu (8/11).
Sesi antikorupsi ini dimoderatori oleh Lia Toriana dari Transparency International Indonesia (TII).
Dalam pemaparannya, Bambang mempertunjukkan film pendek dan memutarkan lagu-lagu antikorupsi. Ia juga mengatakan KPK telah melakukan kajian pemetaan masalah. Dari situ ia mengetahui beberapa fakta menarik.
Misalnya, saya sekarang tahu berapa banyak mobil Lamborghini yang ada di Jakarta, kata Bambang seraya menambahkan, KPK juga mengetahui siapa saja pengusaha batu bara di suatu provinsi.
Bahkan, KPK juga mengetahui Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) mereka yang masuk radar KPK dan apakah mereka sudah memenuhi kewajibannya sebagai warga negara untuk membayar pajak.
Selain penindakan, KPK juga melakukan upaya pencegahan yang dilakukan melalui sosialisasi melalui saluran televisi. saat ini dan radio.
Komisi Pemberantasan Korupsi juga menggunakan saluran media sosial melalui akun-akun di jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook. Akun Twitter KPK adalah @KPK_RI dan sudah memiliki satu juta pengikut. Sementara itu, halaman komunitas ada di Facebook memiliki lebih dari 875.000 menyukai.
Untuk memudahkan pendistribusian materi antikorupsi, kata Bambang, KPK juga memiliki modul e-pembelajaran melawan korupsi.
“Jika kita tidak memberantas korupsi, Indonesia mungkin tidak lagi masuk dalam peta dunia,” ujarnya.
Peran pemuda dalam pemberantasan korupsi
Selain menjadi aparat penegak hukum, beberapa aktivis antikorupsi juga mendedikasikan diri menjadi aktivis antikorupsi. Salah satunya Almas Sjafrina dari Indonesia Corruption Watch (ICW).
Pemuda berusia 23 tahun ini bergabung dengan ICW karena ingin berkontribusi dalam upaya pemberantasan korupsi.
Menurutnya, banyak hal yang bisa dilakukan generasi muda untuk ikut serta dalam pemberantasan korupsi, misalnya dengan kritis terhadap anggaran sekolah.
“Yang mungkin ditanyakan adalah mengapa buku sekolah mahal, atau mengapa harus membeli buku melalui sekolah,” kata Almas seraya menambahkan bahwa ICW kerap mendapat masukan dari masyarakat tentang praktik korupsi. ICW pun mengolah masukan tersebut menjadi laporan ke Komisi Pemberantasan Korupsi yang akhirnya mengungkap kasus korupsi tersebut.
Setelah Bambang dan Almas melakukan presentasi, para peserta dibagi menjadi 10 kelompok dan masing-masing kelompok berdiskusi merumuskan pertanyaan yang akan diajukan kepada Bambang.
Ada kelompok yang bertanya mengapa generasi muda harus percaya 100 persen pada Komisi Pemberantasan Korupsi.
“Tidak perlu percaya 100 persen kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Lihat saja hasil kerja kita, kata Bambang.
Kelompok lain menanyakan bagaimana cara mengurangi biaya politik yang tinggi.
Bambang mengatakan biaya politik tinggi karena calon politisi tidak mau berinvestasi di masyarakat, memilih membeli kursi di partai politik sehingga biaya politik mahal.
“Setelah sudah berinvestasi dan dikenal masyarakat, tidak perlu lagi memasang spanduk dengan biaya besar,” kata Bambang. —Rappler.com