La Nyalla mengklaim PSSI defisit, Djohar bilang surplus
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
PSSI mengumumkan anggarannya. Tapi itu hanya klaim.
JAKARTA, Indonesia – Harapan adanya transparansi diungkapkan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) saat menggelar forum terbuka bersama PT Liga Indonesia dan forum suporter di kantor PSSI di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Minggu, 5 Juli. Forum itu bertajuk “Suporter Bertanya, PSSI Jawab”.
Namun, harapan tersebut telah pupus. Karena tidak semuanya terbuka. Peristiwa itu seolah membuat salah satu pihak kesal, yakni mantan Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin.
Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti yang menjadi narasumber mengatakan, Djohar mendapat gaji sebagai Ketum PSSI sebesar Rp50 juta per bulan. Selain itu, Djohar juga beberapa kali mendapat bantuan APBN.
Djohar menjabat Ketua Umum periode 2011-2015. La Nyalla menggantikannya setelah terpilih pada Kongres Luar Biasa di Surabaya pada 18 April lalu.
La Nyalla mengklaim jumlah dana APBN yang diterima Djohar mencapai Rp400 juta. Saat Kongres PSSI digelar pada 2013, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengucurkan dana APBN sebesar Rp3,5 miliar.
“Dana Kongres dari Kemenpora sebesar Rp3,5 miliar, namun ternyata hanya Rp1 miliar yang mengalir ke PSSI. Dimana sisanya? Coba cari,” kata La Nyalla.
Bos Ormas Pemuda Pancasila Jatim itu pun mengakui, PSSI saat ini sudah tak punya uang lagi. PSSI saat ini defisit Rp 17 miliar. Apakah itu benar?
Djohar membantah klaim La Nyalla. Lagi-lagi dia mengira La Nyalla berbohong. Keuangan PSSI, kata Djohar, saat ini surplus Rp4,6 miliar. Saat menjabat sebagai ketua umum, ia merasa ditipu secara finansial.
“Surplus keuangan. Saya tidak pernah terlibat secara detail. Tanda tangan pencairan cek sering kali hilang tanpa saya. “Sekjen, Wakil Presiden, dan Bendahara melakukannya secara sembunyi-sembunyi, tanpa sepengetahuan saya,” kata Djohar.
Soal kontrak hak siar sepak bola, kata Djohar, dia juga tidak terlibat. Ia menuding La Nyalla bermain sendiri dan menentukan nilainya secara sepihak. “Seluruh kontrak PSSI (hak siar dan kerjasama) ditangani oleh La Nyalla. aku melakukannya kadang-kadang TIDAK diberitahukan. Jadi harus cari sendiri informasinya, kata pria 67 tahun itu.
Soal gajinya yang disebut-sebut Rp 50 juta, Djohar tak membantahnya. Namun, ia tak mau disebut gaji karena pada awalnya sudah menjadi kesepakatan seluruh manajemen untuk memberikan insentif kepada manajemen PSSI.
Nilai itu sudah disepakati, kata Djohar, saat menjabat pada 2011. Menurutnya, insentif sebesar itu pantas karena posisinya di PSSI. waktu penuh dan kerap mewakili seluruh kegiatan PSSI.
“Kami berusaha profesional. Sepp Blatter sendiri dibayar oleh FIFA. Insentif ini sudah disepakati sejak awal. Nyalla (mengetahui hal ini) karena dia adalah Exco saat itu (Komite Eksekutif). “Tidak hanya Ketum, wakil ketua, sekjen, dan bendahara juga mendapat (insentif),” kata pria asal Medan itu. —Rappler.com