• November 28, 2024
MA Belum Dikaji, Menpora Tuntut Janji PSSI Cabut Gugatan PTUN

MA Belum Dikaji, Menpora Tuntut Janji PSSI Cabut Gugatan PTUN

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi belum mengaktifkan kembali Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan menerbitkan surat keputusan (SC) baru. Mengapa?

JAKARTA, Indonesia – Menpora Nahrawi menyatakan belum akan mengeluarkan keputusan untuk mengaktifkan kembali PSSI. Ia sebenarnya menunggu PSSI mencabut gugatannya terhadap keputusan pembekuan PSSI di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Pasalnya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam pertemuan di Istana Wakil Presiden, Senin 25 Mei 2015, memerintahkan PSSI untuk mencabutnya.

“Salah satu perintah Wapres kepada PSSI adalah mencabut gugatan dari PTUN. Dan kami juga menunggunya. “(Perintah) itu disampaikan kepada saya dan beberapa orang yang datang kemudian, (seperti) Hinca Pandjaitan (Wakil Ketua Umum PSSI), Agum Gumelar (mantan Ketua Umum PSSI), dan Rita Subowo (Ketua Olimpiade Indonesia). Panitia ),” kata Nahrawi di Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga, Selasa 26 Mei 2015.

Oleh karena itu, Nahrawi tidak akan mengeluarkan perintah apapun terkait skorsing PSSI. Baik berupa keputusan pengaktifan kembali maupun peninjauan kembali isi Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga nomor 01307 tanggal 17 April 2015 yang menjadi dasar hukum sanksi bagi Federasi Sepak Bola Indonesia.

“Kami sedang mempelajarinya (revisi). Karena ini terkait dengan keputusan sementara PTUN yang memperbolehkan keputusan kami ditunda sementara. Keputusan sementara harus kita patuhi, kata Nahrawi.

Padahal, tanpa revisi SK tersebut, PSSI bisa kembali beraktivitas. Sebab, surat perintah sementara yang dikeluarkan Ketua Hakim Ujang Abdullah menyatakan surat tersebut akan ditunda. Dengan begitu, roda organisasi di bawah kepemimpinan La Nyalla Mattalitti, tanpa menunggu Menteri Pemuda dan Olahraga, bisa mulai bergerak kembali.

Namun dalam pertemuan dengan Wakil Presiden JK, Menteri Nahrawi meminta agar gugatan tersebut dicabut sesuai kesepakatan kedua kubu. Jika hal itu dilakukan, dia akan mengeluarkan surat untuk mengaktifkan kembali PSSI.

Nahrawi menolak anggapan pihak Istana terpecah dalam menyikapi persoalan PSSI. Ia membela Wakil Presiden JK dan Presiden Joko Widodo yang dikabarkan berbeda pendapat.

“Ini sebenarnya merupakan tanda bahwa wakil presiden dan presiden memandang serius masa depan sepak bola kita. Oleh karena itu, kami terus menjajaki opsi-opsi tersebut. “Tentunya pilihan untuk tidak mengakui keberadaan PSSI bukan hanya sekedar pikiran seseorang, tapi harapan jutaan orang di negeri ini yang menginginkan perubahan terjadi di sepak bola,” kata Nahrawi.

Nahrawi juga menegaskan, keberadaan tim transisi harus terus berlanjut. Sebab tim inilah yang akan mengawal transparansi di PSSI. “Tim transisi perlu diperkuat untuk mengawal perjalanan sepak bola di negeri ini. Mereka tidak dapat lagi melakukan apa yang mereka inginkan. Mereka tidak bisa lagi tertutup atau tertutup terhadap ekspektasi publik yang luar biasa ini. “Memperkuat tim transisi juga merupakan pilihan kami,” kata Nahrawi.

Diakui Nahrawi, statuta FIFA tidak mengakui keberadaan tim transisi. Apalagi tim tersebut dibentuk oleh pemerintah. Meski demikian, ia menegaskan tim tersebut dibentuk karena sepak bola Indonesia sedang dalam keadaan darurat.

(BACA: Menpora Imam Nahrawi Lawan Burung Hering Sepak Bola)

“Semua orang di negeri ini tahu bahwa sepak bola punya masalah. Dan masalah sepakbola sudah jelas. Oleh karena itu, keberadaan tim transisi ini akan memantau apakah sepak bola ini memenuhi ekspektasi publik atau tidak. ujar Nahrawi.

Selain itu, kata Nahrawi, statuta FIFA juga memerintahkan federasi sepak bola untuk menghormati hukum positif di negara yang bersangkutan. “Kami memperkuat kepatuhan (PSSI) terhadap peraturan positif Indonesia. (PSSI) harus mematuhi hukum positif yang ada di negeri ini,” ujarnya.

Nahrawi kembali menegaskan mengapa pemerintah harus turun tangan dan membenahi PSSI secara langsung. Karena organisasi ini tidak hanya mempunyai masalah besar pada kinerjanya saja. Namun juga pelaksanaan kompetisinya kacau dan tidak profesional.

“(Apakah) masih ada pengaturan skor, apakah masih ada pelatih dan pemain yang tidak diberi porsi buruk, apakah masih ada penampilan yang biasa-biasa saja? Kami memang mengharapkan kinerja. Apakah kita bisa kalah dari Timor Leste? “Itu benar,” kata Nahrawi. –Rappler.com

Pengeluaran SGP