Malaysia menyambut positif usulan Indonesia untuk membentuk dewan kelapa sawit
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga membahas persoalan pekerja migran Indonesia di Malaysia
JAKARTA, Indonesia – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Senin, 12 Oktober mengatakan, Malaysia menyambut positif usulan Indonesia untuk membentuk dewan kelapa sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPs).
“Malaysia menyambut positif usulan Indonesia untuk membentuk Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPCs) untuk meningkatkan kerja sama antar produsen dalam produksi dan promosi industri kelapa sawit,” kata Retno dalam siaran pers yang diterima, Senin.
Mengingat Indonesia dan Malaysia merupakan dua produsen minyak sawit terbesar di dunia, Retno dan Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Anifah Aman mengatakan kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama di industri sawit, termasuk dalam memerangi kampanye negatif produk sawit. yang sering terjadi di pasar Eropa dan Amerika.
Pembentukan CPOPCs diusulkan saat Presiden Joko “Jokowi” Widodo bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di Istana Bogor pada Minggu, 11 Oktober.
“Beberapa kesepakatan sudah diputuskan, salah satunya terkait negara produsen sawit, karena kita tahu 85 persen produksi sawit ada di Indonesia dan Malaysia,” kata Jokowi usai menerima Najib, Minggu.
Memperhatikan pendidikan anak-anak migran
Selain menyepakati pembentukan CPOPCs, kedua menlu juga membahas persoalan pekerja migran Indonesia di Malaysia. Keduanya sepakat untuk bekerja sama untuk mempromosikan keselamatan, kesejahteraan dan hak-hak pekerja migran Indonesia di Malaysia.
Retno dan Anifah menilai penting bagi pekerja migran untuk mengetahui aturan dan mekanisme yang berlaku di Malaysia, termasuk deportasi sukarela.
Dalam acara yang sama, Retno juga mengangkat persoalan terkait hak pendidikan bagi anak pekerja migran Indonesia di Malaysia.
Ia berharap kesepakatan antara Jokowi dan Najib pada Februari 2015 tentang hak pendidikan anak pekerja imigran Indonesia dapat ditindaklanjuti, termasuk pemberian izin menetap. pusat pembelajaran masyarakat (CLC).
“Secara teknis, berbagai permasalahan seperti izin pembukaan GLC dan izin mengajar guru Indonesia masih akan diselesaikan,” kata Retno. —Dengan laporan Antara/Rappler.com
BACA JUGA: