• October 5, 2024

Mantan model kembali menawarkan bonus rumah kepada istrinya di Malang

MALANG, Indonesia – “Jual cepat rumah permata oranye 1,7m+furniture+bonus istri bila cocok hubungi 0812xxxxxxxxx”.

Demikian bunyi iklan baris yang beredar di salah satu harian lokal pada Kamis 28 Mei 2015 se-Jawa Timur, Kamis 28 Mei 2015. Beberapa kali Rappler mencoba menghubungi nomor tersebut, namun selalu tidak tersambung.

Namun, pengiklan sekaligus pemilik rumah tersebut mengklaim ada sekitar 200 calon pembeli yang menyatakan minatnya untuk menawar dan membeli rumah tersebut satu hari setelah iklan tersebut dipublikasikan.

Inilah Indira Astarisa, 40 tahun, warga Kota Malang yang menjual rumahnya dan menawarkan dirinya sebagai bonus istri.

Awalnya ia mengaku kaget karena tak menyangka kekasihnya, Lia Safira, memasang iklan jual rumah berbonus istri secepat itu. “Jadi saya terkejut ketika dia memberi tahu saya. Kabarnya sudah ada 200 orang yang berminat membeli rumah ini, kata Indira kepada wartawan di kediamannya, Jumat, 29 Mei.

Rumah dijual Rp 1,7 miliar

Rumah yang dijual merupakan rumah dengan luas tanah 135 meter persegi dan luas bangunan 66 meter persegi. Rumah dengan dua kamar tidur tersebut dibeli pada tahun 2005 seharga Rp 450 juta dan dilunasi seluruhnya secara mencicil setelah dua tahun.

Profesi Indira sebagai model lokal di Malang, sekaligus pemilik butik bernama Dorothee Butik dan konsultan kecantikan, mampu menghidupi dirinya dan anak tunggalnya dengan baik, meski ia telah bercerai dengan mantan suaminya pada tahun 2000. Saat itu , putranya bernama Arya Tereoga Gimbaralam. , masih berusia empat tahun.

Indira mengaku terpaksa menjual rumahnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya, serta untuk mengembangkan usaha butiknya.

“Karena tuntutan hidup, memenuhi kebutuhan kuliah anak saya dan bisnisnya. Dia memiliki bisnis penjualan sandwich dengan layanan pengantaran pesanan,” aku Indira.

Menurutnya, harga yang dipatok Rp 1,7 miliar bukanlah harga yang fantastis. Ia mengatakan, harga tanah per meter persegi di sekitar tempat tinggalnya saat ini adalah Rp 8 juta.

Jika menggunakan standar harga tersebut, harga tanahnya saja mencapai Rp 1,08 miliar. Pembeli mendapat harga Rp 1,7 miliar untuk rumah dengan dua kamar tidur, tanah, seluruh perabotan, dan bonus Indira Astarisa sebagai istri – jika cocok.

“Saya sedang mencari pembeli rumah dan suami, tapi kalau dia lebih tertarik dengan rumah saya dan harganya cocok, tidak apa-apa. Artinya kita bukan belahan jiwa, ujarnya.

Diakuinya, ide menjual rumah plus bonus untuk dirinya sebagai istri datang dari temannya, Lia Safira. Sebelumnya, pembeli tidak berhasil menjual rumah dengan harga yang sama.

Indira mengaku tak pernah mengenal seorang wanita bernama Wina Lia yang juga menawarkan rumahnya dan sedang mencari pria yang tinggal di Yogyakarta. Berita tentang Wina dulunya populer.

“Saya tidak pernah mengetahui hal itu,” katanya.

(BACA: Rumah Dijual di Indonesia gratis istri)

Meski caranya terbilang unik, namun Indira tak mendapat reaksi negatif dari orang-orang terdekatnya. Putranya yang kini berusia 19 tahun hanya berpesan kepada ibunya agar berhati-hati.

Ratusan orang menawarnya

Berbekal iklan baris di harian lokal, Indira mengaku banyak peminat yang menghubungi nomor yang tertera di iklan baris tersebut.

“Sudah ada 200 hingga 300 orang yang berminat hanya dalam satu hari,” ujarnya.

Menurut dia, mereka datang dari berbagai tempat, mulai dari Surabaya, Lampung, Jakarta, hingga Singapura dengan penawaran terendah Rp 1,5 miliar dan penawaran tertinggi Rp 1,6 miliar.

“Itu karena tuntutan hidup, memenuhi kebutuhan kuliah anak saya dan bisnisnya.”

Ia mengatakan, pengusaha asal Lampung tersebut merupakan penawar tertinggi dan memiliki latar belakang sesuai kriteria yang dicari. Calon pembeli itu pun mengaku sedang mencari istri karena berstatus duda.

“Dia duda, istrinya sudah meninggal dan ingin tinggal di Malang,” kata Indira.

Meski mengaku belum pernah bertemu langsung dengan penawar, ia mengaku tetap menunggu jika ada pembeli yang menawarkan rumahnya hingga Rp 1,7 miliar.

Wanita kelahiran Jombang ini mengaku tak peduli dengan penampilan fisik maupun wajah suaminya. Ia hanya menetapkan tiga kriteria calon suaminya, yakni duda, sudah tua lajang, dan tidak sedang mencari istri muda atau berpoligami.

“Aku tidak ingin menikah,” katanya.

Pemasang iklan serupa sebelumnya, Wina Lia, nyaris mendapat kabar gembira ketika seorang duda tertarik membeli rumahnya, hingga belakangan diketahui ia masih terlibat kasus perceraian dengan istrinya saat ini.

(BACA: Pria Indonesia beli rumah dapat istri gratis)

Gunakan kekuatan untuk menjual rumah

Untuk menghindari permasalahan di hadapan hukum, Indira sengaja menyerahkan penjualan rumahnya kepada kuasa hukum khusus. Perempuan yang tak paham hukum ini mengaku tak ingin mendapat masalah di kemudian hari. Kuasa hukum tersebut akan mulai bekerja jika ada pembeli yang serius berminat untuk menawar dan membeli rumah tersebut.

Nanti dalam proses akan dicek pembeli mana yang serius untuk melakukan negosiasi lebih lanjut dengan saya, kata Rully Sugino, agen penjualan rumah Indira Astarisa.

“Saya sedang mencari pembeli rumah dan suami, tapi kalau dia lebih tertarik dengan rumah saya dan harganya cocok, tidak apa-apa. Itu berarti kita bukan belahan jiwa.”

Menurut Rully, hingga saat ini belum ada satu pun pembeli yang serius membeli rumah beserta isinya, sekaligus memperistri Indira. “Kalau ada yang serius, akan kami bawa ke dalam rumah untuk melihat kondisi rumah dan perabotannya,” ujarnya.

Manajemen East Java Real Estate Indonesia (REI) mengatakan, apa yang dilakukan Indira merupakan bentuk bahasa pemasaran untuk menarik pembeli dengan harga psikologis. Harga yang lebih mahal dari harga pasar ini mengacu pada harga normal di kawasan tersebut, yakni Rp8 juta per meter persegi untuk tanah dan Rp4 meter persegi untuk bangunan.

“Dengan harga klaster perumahan terbaru saat ini, harga rumah tersebut sekitar Rp 1,2 miliar untuk tanah dan bangunan. “Harga Rp 1,7 juta itu bahasa pemasaran plus harga psikologis pembeli,” kata Heri Mursyid, Pengurus REI DPD Jatim.

Dalam jual beli normal memang diakui ada harga psikologis, namun berkisar antara lima hingga 10% dari harga normal. Harga tersebut akan dibayarkan jika pembeli benar-benar merasa puas dengan rumah yang ditawarkan.

“Mungkin cocok karena dekat taman, bentuknya, dan hal-hal lain yang mempengaruhi psikologi pembeli,” kata Heri.

Jadi jika ada pembeli yang ingin mengambil rumah Indira seharga Rp 1,7 miliar, menurut Heri, hal itu akan terjadi jika pembeli memang merasa bonus wanita tersebut sesuai seperti yang terlihat di iklan.

“Kalau merujuk harga pasarnya di kisaran Rp 1,2 miliar, tapi kalau secara psikologis cocok bagi pemilik rumah, maka pembeli pasti bersedia membayar harga tersebut,” ujarnya. —Rappler.com

pragmatic play