• November 24, 2024

Menjadi putri Ir.Soekarno

Hai Bu Mega, apa kabarnya? Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada Anda.

Di usia dewasamu, kamu masih terlihat seperti dulu. Tapi tentu saja yang saya tulis ini bukan tentang wajah ibu saya, saya hanya ingin berbagi, mungkin anda ada waktu untuk membacanya. Tidak ada salahnya menulis, bukan? Saya ingat pertama kali saya membaca tulisan ayahmu, Bung Karno, yang menulis tentang Sontoloyo Islam. Tulisannya adalah salah satu dari beberapa karya yang membuat saya ingin menulis.

Ibu Mega yang terhormat, Ibu pasti paham kenapa saya menulis ini, sebagai orang yang pernah menjabat Presiden, Ibu pandai menebak maksud dan keinginan orang. Saya menulis ini karena saya khawatir banyak tuduhan terhadap sang ibu. Ada yang bilang Bu Mega adalah presiden sebenarnya, Bu Mega merupakan dalang penindakan Jokowisaya, bahwa Jokowi tidak lebih dari sekedar boneka yang diperankan oleh Ny. Mega dikendalikan dan diarahkan.

Kebijakan yang dimaksud tentu saja pilihan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri. Budi dinilai tidak layak menjadi Kapolri karena terkendala rekening besar dan diduga bermasalah. Beberapa orang menuduh hal itu ada hubungannya dengan Ny. Mega yang harus dilakukan. Di sisi lain, partai Ibu, PDI-Perjuangan, partai yang pernah membela rakyat, tak jelas pada 27 Juli. bersikeras menuntut petinggi KPK. Kecurigaan ini semakin mengukuhkan Bu Mega sebagai sosok yang tidak berkomitmen memberantas korupsi.

Saya pribadi menolaknya karena saya yakin Ibu sebagai putri pendiri bangsa ini, pendiri NKRI, tidak mungkin mengkhianati perjuangan ayahmu sendiri. Bung Karno dalam pidatonya di Surabaya, 24 September 1955 mengatakan: “Negara Republik Indonesia bukan milik golongan mana pun, bukan milik agama apa pun, bukan milik suku mana pun, bukan milik golongan adat mana pun, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!”

“Negara Kesatuan Republik Indonesia ini bukan milik golongan manapun, bukan milik agama apa pun, bukan milik suku mana pun, bukan milik golongan adat mana pun, melainkan milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!”

Anda memahaminya dengan jelas, bukan? Indonesia bukan milik satu kelompok, bukan milik satu orang, apalagi satu partai, tapi milik kita semua. Nyonya. Mega jelas mengetahui masyarakat Indonesia saat ini sedang dilanda gejolak. Situasi dimana Budi Gunawan dikriminalisasi sebagai Kaplori dengan status tersangka atau sementara satu demi satu Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tentu saja kamu berhak untuk tetap diam, namun di tengah suara-suara teredam yang menandakan bahwa BG telah dititipkan kepadamu oleh ibumu, menurutku inilah saat yang tepat bagimu untuk angkat bicara.

Mengapa sebagai putri pendiri bangsa ini kamu mengkhianati cita-cita perjuangan ayahmu sendiri? Ini adalah sesuatu yang sangat mustahil. Saya kira sebagai putri Sukarno yang dekat dengan pendiri bangsa ini, Ny. Kata-kata Mega Bung Karno pada peringatan Proklamasi 1956. Saat itu dia berkata: “Tidak ada seorang pun yang menghitung: Berapa keuntungan yang akan saya peroleh dari Republik ini, jika saya berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya.”

Saya hanya ingin Anda berbicara dan bertindak seperti negarawan. Saya ingat bahwa Ny. Mega berjanji kepada masyarakat Aceh pada 30 Juli 1999. Sambil menangis, sang ibu berkata, “Kepada masyarakat Aceh, percayalah, Cut Nyak tidak akan membiarkan setetes darah pun tertumpah di Tanah Rencong.” Namun Ibu tidak menepati janjinya. Pada bulan Maret 2003, Ibu mengumumkan penerapan darurat militer di Aceh. Akibat kebijakan tersebut, entah berapa tetes darah masyarakat Aceh yang tertumpah di tanah itu.

Namun kali ini Ibu bisa mengubah keadaan. Sampaikan saja kepada masyarakat, kalau BG tidak layak, tidak perlu diangkat. Saya kira kalau mau bilang begitu, masyarakat Indonesia yang tidak dikenal akan kembali memberikan dukungan kepada Ibu Mega. Masih ingat ibu Mega saat kejadian Kudatuli? Masyarakat membela Anda karena mereka melihat Anda sebagai bagian dari kelompok yang saat itu ditindas penguasa.

Bukankah sekarang adalah saat yang tepat bagi Ma untuk membayar hutang tersebut kepada orang-orang tak dikenal tersebut? Ingatkah Anda kalau kantor PDI dulu kerap menjadi wadah yang bebas, dengan dukungan berbagai kalangan hadir untuk menunjukkan simpati, persis seperti yang ada di Gedung KPK saat ini. Ingat Bu Mega, orang-orang tak dikenal inilah yang mengangkat Anda menjadi presiden, simbol perlawanan terhadap Orde Baru?

Ayahmu pernah berkata, “Bahkan kekuasaan presiden pun ada batasnya. Karena satu-satunya kekuasaan yang abadi adalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa.”

Sebagai mantan presiden, Ibu Mega harusnya memahami hal ini. Saya tidak percaya dengan gosip yang mengatakan Ny. Mega masih berkeinginan menjadi presiden negeri ini. Tidak, sama sekali tidak. Ibu bukanlah Soeharto, ibu adalah putri Soekarno, seseorang yang rela memberikan nyawanya demi persatuan bangsa ini.

Mbak Mega tahu kan? Bahwa seribu orang tua hanya bisa bermimpi, satu orang muda bisa mengubah dunia. Aku tahu karena ayahmu bilang begitu. Jadi aku berharap untuk saat ini kamu akan menjadi seseorang yang bisa kamu banggakan. Sebagai putri Sukarno, ia turun memberikan ruang bagi negara ini untuk berkembang dan maju.

Tunjukkan bahwa Ny. Mega adalah seorang negarawan sejati. Buktikan bahwa Ny. Mega adalah putri Sukarno. Seseorang yang tidak mau berkompromi atas nama bangsa ini, seseorang yang tidak mau mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan rakyatnya. Tunjukkan bahwa Ibu Mega masih menjadi ibu rakyat kecil, berdiri di sisi rakyat yang dituduh tidak jelas, berdiri di antara orang-orang yang dituduh tidak jelas.

Apakah Ny. Mega mengatakan sendiri di hadapan Sidang Umum MPR tanggal 21 Oktober 1999, agar masyarakat tidak lagi tertipu? Ma mengatakan, “Tentu saja dengan sikap dan pemikiran spiritual yang baru, kita akan bergerak menuju era pemberdayaan masyarakat dan bukan era yang penuh dengan perilaku yang menipu masyarakat seperti yang terjadi selama ini.”

Jadi, menurutku ini saat yang tepat bagi Ibu untuk berdiri di podium dan melakukan hal yang benar. Mengatakan lagi: “Kepada anak-anakku di seluruh negeri, aku mohon kalian kembali bekerja dengan ikhlas, jangan melakukan hal-hal yang bersifat emosional karena di mimbar ini kalian melihat ibu kalian berdiri.” —Rappler.com

Arman Dhani adalah seorang penulis lepas. Penulisannya bergaya satir penuh sarkasme. Saat ini ia aktif menulis di blognya www.kandhani.net. Ikuti Twitter-nya, @Arman_Dhani.


sbobet terpercaya