• October 6, 2024

Menteri Anies Baswedan tentang koruptor yang sangat terlatih

“Koruptor adalah pengkhianat bangsa. Bukan hanya pelaku pidana,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan kepada jurnalis Rappler Adelia Putri, Sabtu sore, 2 Mei 2015, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.

Jawaban Anies soal korupsi mengacu pada pertanyaan warganet melalui Twitter @RapplerID, tentang tingginya indeks korupsi terkait dengan tingginya pendidikan pelaku korupsi.

Para koruptor, kata Anies, mengkhianati sumpah jabatannya yang didahului dengan janji kepada Tuhan. Mereka yang mengelola uang dalam jumlah besar, termasuk mengambil keputusan mengenainya, adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi.

Jadi, kata Anies, wajar jika yang melakukan korupsi didominasi oleh mereka yang berpendidikan tinggi, bahkan yang bergelar guru besar atau profesor. Setidaknya 10 profesor dinyatakan bersalah melakukan korupsi, termasuk Rudi Rubiandini, guru besar Institut Teknologi Bandung, mantan Kepala BP Migas.

Rudi masih tinggal di hotel gratis. Pengadilan tipikor memvonis Rudi 7 tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider 3 bulan kurungan. Rudi ditangkap petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat menerima suap dari perusahaan minyak Kernel Oil senilai US$900.000 dan S$200.000 pada 13 Agustus 2013.

Terkait banyaknya koruptor yang berpendidikan tinggi, baik yang bergelar doktor, magister, maupun sarjana, Anies menambahkan, “Sama seperti saat kita masuk ke Lapas Cipinang, ternyata 90% pelaku tindak pidana korupsi adalah umat Islam. Ya, karena mayoritas penduduk kita beragama Islam. Yang perlu ditonjolkan, yang mengungkap kejahatan korupsi dengan cara yang canggih adalah mereka yang juga berpendidikan tinggi, ada yang belajar tinggi lalu mencuri. yang mempelajari akuntansi forensik untuk mengungkap kejahatan tersebut.”

Revolusi spiritual dalam pendidikan karakter

Anies menyebutkan pentingnya mewujudkan revolusi spiritual dalam proses pendidikan karakter, sehingga sekolah menghasilkan anak-anak yang berintegritas. Revolusi spiritual merupakan program kampanye Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Anies merupakan bagian aktif dari tim kampanye dan merupakan wakil ketua tim transisi sebelum pemerintahan Jokowi.

Revolusi spiritual ditunjukkan dengan menjadi ujian nasional, bukan syarat kelulusan. Risiko yang ditanggung dihilangkan. Anak belajar bukan karena takut tidak lulus, tapi karena ingin mendapat nilai ujian yang lebih tinggi.

“Jika tujuan belajar karena takut tidak lulus, maka tidak heran jika kuburan dikunjungi untuk meminta doa, dukun dikunjungi,” kata mantan rektor Universitas Paramadina ini. Semua kegiatan yang tidak relevan dengan proses PBB baru-baru ini ditolak. Anies menilai ini adalah bagian dari revolusi spiritual.

Selain itu, revolusi spiritual juga dilakukan dengan menerapkan Indeks Integritas Ujian Nasional, bukan Indeks Integritas Sekolah. “Kami ingin sekolah mengedepankan kejujuran. Ujiannya harus adil. “Beri anak pengalaman yang jujur,” kata Anies.

Indeks Integritas PBB dibuat dengan melihat pola respons. Dalam Ujian Nasional, soal disajikan dalam bentuk pilihan ganda (pilihan ganda). Menurut Anies, benar atau salahnya, termasuk jujur ​​atau tidak, akan terlihat polanya. Mereka yang menyontek akan dilihat dari pola tanggapannya, termasuk pola tanggapan dalam satu sekolah.

“Jadi revolusi spiritual itu berdasarkan laporan kepala sekolah. “Bukan bangga kita lulus 100 persen, tapi bangga sekolah menyelenggarakan Ujian Nasional 100 persen dengan jujur,” kata Anies.

100 persen jujur, tidak bisa berbohong. Lulus 100 persen bisa dicapai dengan cara berbohong, misalnya dengan membagikan kunci jawaban kepada peserta Ujian Nasional. Negara ini membutuhkan orang-orang yang berintegritas, dan itu dimulai dari gaya hidup di sekolah.

(BACA: Mereka yang Mencontek Saat Ujian Nasional)

Tiga hal utama yang dilakukan Anies usai menjadi menteri

Setelah 6 bulan menjabat menteri yang membidangi pendidikan dan kebudayaan, apa yang dilakukan Anies Baswedan? Ia mengungkapkan 3 hal utama.

Pertama, menurut Anies, pendidikan adalah interaksi antara manusia, pendidik, dan peserta didik. Di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, manajemen guru yang merupakan faktor kunci dalam pendidikan tersebar. Ada yang di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan juga Pendidikan Menengah. Masing-masing terpisah.

Saat ini restrukturisasi sedang dilakukan. Dalam satu gulungan. Namanya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pengajar. Sampai saat ini belum pernah ada Direktorat Jenderal Guru. Dengan bersatunya dalam satu lembaga diharapkan akan menghasilkan konsentrasi manajemen guru yang lebih baik.

Kedua, kurikulum dievaluasi. Menurut dia, Kementerian melakukan perubahan kurikulum, namun penerapannya sangat tergesa-gesa. “Kita punya waktu 7 tahun, tapi satu tahun akan dilaksanakan,” ujarnya.

Kini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang mengevaluasi isi kurikulum dan melaksanakannya secara bertahap. “Kemarin ada buku yang ajarannya ekstrim. Ini adalah salah satu buku yang dihasilkan dari proses yang tergesa-gesa. Karena belum diperbaiki, maka harus dihilangkan.”

(BACA: Kontroversi Buku Islam Radikal: Siapa yang Bertanggung Jawab?)

Ketiga, ritual tahunan ujian nasional yang seperti di atas sudah tidak menjadi syarat kelulusan lagi. Ujian Nasional dikembalikan ke fungsi semula yaitu untuk menentukan prestasi belajar anak.

“Itu hak mahasiswa, kewajiban pemerintah untuk memenuhi hak itu,” kata Anies. Kalau dulu UN itu resikonya tinggi, kalau nilainya kurang bagus bisa-bisa tidak lulus. Kini Ujian Nasional menjadi alat untuk mengukur kinerja, yang kemudian digunakan untuk jenjang pendidikan selanjutnya.

Acara Anies seharian ini sangat ramai. Pagi harinya, ia menghadiri peluncuran buku dan diskusi bidang kelautan yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo. Ia juga mendapat wawancara dari berbagai media dan mendapat laporan pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMA yang disampaikan Dewan Rektor Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia.

“Serah terima ini sesuai jadwal. Dengan baik. Karena ini baru pertama kali sesuai jadwal, kata Anies usai pertemuan dengan tim yang dipimpin Rektor Institut Pertanian Bogor Herry Suhardiyanto. Laporan tersebut juga memuat informasi mengenai penipuan. — Rappler.com

Uni Lubis, mantan Pemimpin Redaksi ANTV, menulis blog tentang 100 hari pemerintahan Jokowi. Ikuti Twitter-nya@unilubis dan membaca blog pribadinya unilubis.com.


SGP Prize