Meski ditolak, Tim Transisi PSSI ngotot ingin bertemu dengan FIFA
- keren989
- 0
JAKARTA, Indonesia— (DIPERBARUI) Federasi Sepak Bola Internasional akhirnya menanggapi surat Kementerian Pemuda dan Olahraga tersebut. Mereka menolak kedatangan Tim Transisi, namun penolakan tersebut sama sekali tidak dihiraukan.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menerima balasan dari Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke pada Sabtu 23 Mei 2015. Dalam surat tersebut, FIFA menyatakan tidak bisa menemui delegasi Indonesia yang akan berangkat ke markas FIFA di Zurich, Swiss. Sebab, sesuai surat tersebut, FIFA menggelar Kongres ke-65 di waktu yang bersamaan.
Dalam surat tersebut juga disebutkan jika skorsing Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak dicabut hingga 29 Mei 2015, FIFA akan menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia. Segala tindakan yang dilakukan Kemenpora atau organisasi yang diwakilinya (membekukan PSSI) harus dicabut paling lambat 29 Mei 2015. Jika tidak, FIFA akan mempertimbangkan sanksinya, tulis Valcke dalam suratnya.
Selain itu, disampaikan juga bahwa laporan Kemenpora terkait PSSI akan dianalisis dan diteruskan ke lembaga FIFA terkait jika diperlukan. tenggat waktu itu tidak diamati. Salinan surat itu juga telah dikirimkan ke PSSI dan AFC.
Tolak penolakan
Zuhairi Misrawi, anggota Tim Transisi, mengatakan meski surat tersebut berisi ancaman sanksi, namun surat tersebut membawa kabar baik karena FIFA tetap akan memproses laporan Kementerian Pemuda dan Olahraga mengenai situasi sepak bola di Indonesia. Dalam surat tersebut, Valcke menyatakan akan meneliti mengapa kisruh sepakbola di Indonesia belum terselesaikan.
“Pada dasarnya ada tiga poin dalam surat itu. Pertama, masalahnya mereka sedang mengadakan kongres sehingga tidak mungkin bertemu delegasi di sana. Kedua, mengingatkan bahwa ada pelanggaran yang memungkinkan sanksi. Ketiga, mereka bilang (laporan Kemenpora) akan dianalisis FIFA. “Jadi, laporan kami (sudah) diterima,” ujarnya.
Tim transisi akan tetap berada di Zurich
Presiden PSSI ingatkan Menpora, FIFA tidak akan memenuhi batas waktu tim transisi dan sanksi 29 Mei – #LawanMenpora pic.twitter.com/rFuEjdTjw8
— PSSI-FAI (@PSSI_FAI) 23 Mei 2015
Tim transisi akan tetap berangkat ke Zurich, kata Zuhairi. Padahal, dengan adanya surat tersebut mereka ingin bertemu dengan petinggi FIFA terlebih dahulu tenggat waktu 29 Mei 2015. “Untuk memperkuat poin ketiga, kami minta diadakan pertemuan sebelum tanggal 29 Mei. “Ya, kami akan tetap pergi karena kemungkinan ditemukan ada jika kami di sana,” kata pakar Timur Tengah itu.
Perwakilan tim transisi PSSI bentukan pemerintah rencananya akan bertemu perwakilan FIFA di Swiss pada pekan depan.
“Kami siap diterima Wakil Ketua FIFA pada 25 Mei,” kata Zulhairi Misrawi, anggota tim transisi, Jumat, 22 Mei 2015 melalui akun Twitter-nya.
Humas Kemenpora Gatot S. Dewa Broto sebelumnya membeberkan rencana pertemuan ini.
“Kami tidak akan membicarakan masalah pembekuan, kami akan menjelaskan mengapa sepak bola di Indonesia harus diperbaiki,” kata Gatot. media. “Kami akan berbicara tentang 29 Mei.”
FIFA sedang menyiapkan sanksi bagi Indonesia akibat intervensinya terhadap PSSI. Rencananya sanksi tersebut akan diberikan sebulan setelah skorsing PSSI, kemungkinan pada 29 Mei.
Hingga berita ini ditulis, belum ada rincian mengenai waktu dan siapa saja yang akan mengikuti pertemuan antara perwakilan tim transisi dan FIFA.
Samad Rianto, ketua tim transisi Saad, mengatakan ada lima nama yang diajukan untuk berangkat ke Swiss. Mereka adalah Cheppy T Wartono, Zuhairi Misrawi, Ricky Yakobi, Francis Wanandi dan Bibit sendiri.
Namun kabar yang beredar di lingkungan Kemenpora, ada lebih dari 5 nama yang bakal hengkang. Sebab, Kemenpora juga akan mengikutsertakan perwakilan klub untuk ikut serta. Mereka akan menjadi bagian tim yang akan membeberkan segala permasalahan PSSI kepada FIFA.
“Keputusannya mungkin paling cepat akhir pekan ini. Tunggu saja. Namun tidak menutup kemungkinan akan keluar lebih dari 5 orang. “Jumlahnya sangat besar,” kata sumber di Kementerian Pemuda dan Olahraga.
La Nyalla Mattalitti masih mempertanyakan alasan penangguhan tersebut
Sementara itu, Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti menulis surat terbuka kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Dalam surat tersebut, La Nyalla menanyakan kesalahan apa yang dilakukannya hingga PSSI diskors. Ia pun mengaku sibuk melawan mafia sepak bola.
Apakah Anda bersedia mengambil langkah? @persib Dan @PERSIPURA_ berhenti di @AFCCup hanya karena Indonesia dikenai sanksi @FIFAcom? pic.twitter.com/7iFM64qikn
— PSSI-FAI (@PSSI_FAI) 22 Mei 2015
Berikut ini beberapa koleksi surat buka La Nyalla:
“Jadi saya bertanya. Kejahatan luar biasa apa yang pernah saya lakukan sebagai Presiden PSSI? Sehingga PSSI diperlakukan seolah-olah organisasi terlarang yang harus dimusnahkan dari tanah air ini?
Tentu tak butuh waktu lama, surat melankolis ini mendapat reaksi dari para pegiat sepak bola di Twitter.
Mafia tidak hanya sekedar jual beli skor, namun juga merupakan tindakan yang diremehkan oleh hukum dan tidak diakui oleh negara. Abaikan pajak, gaji, teror ormas, dll.
— REVOLUSI PSSI (@revolupssi) 22 Mei 2015
Pialang hak siar liga dengan pendapatan ratusan miliar dari berbagai stasiun TV, hanya sebagian kecil yang disalurkan ke klub-klub dan tidak lagi dibayar. Ini juga mafia.
— REVOLUSI PSSI (@revolupssi) 22 Mei 2015
Selain surat terbukanya yang menuai komentar tajam di media sosial, penyebutan La Nyalla yang menyebut dirinya adalah “Presiden” PSSI, bukan Ketua Umum PSSI sebagaimana jabatan resminya disebut, juga memancing reaksi.
Minul baru tahu kalau jabatan ketua dicopot, digantikan presiden…xexeke https://t.co/esPUwtC2SY
— PSSI-FAI (@reformPSSI) 22 Mei 2015
La Nyalla menulis surat terbuka yang menyebut dirinya “Presiden PSSI”. Presiden #melawan
— REVOLUSI PSSI (@revolupssi) 22 Mei 2015
Hingga saat ini masih belum jelas siapa sebenarnya pihak yang bermasalah dengan manajemen sepakbola. Kunjungan perwakilan tim transisi ke FIFA diharapkan dapat mengungkap permasalahan tersebut. — Rappler.com