• November 22, 2024

Mulyono pamit menemui cucunya namun tak sempat

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Ini cucu pertama (Alesha), ayah bilang rindu melihat cucunya”

MALANG, Indonesia — Pensiunan Mulyono sudah lama tidak bertemu keluarganya di Pulau Bintan. Ia pamit, meninggalkan kebun obat bersama tetangganya dan terbang dengan pesawat Hercules dari Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, Malang.

“Ayah saya pergi menjenguk cucunya, sejak terakhir kali dia melihatnya saat istri saya melahirkan,” kata menantu Mulyono, Letnan Fajri Narotama, kepada Rappler, Rabu 1 Juli. Istri Fajri, Adilia Yusticia, melahirkan enam bulan lalu.

Sebuah pesan singkat bernama Joy tiba di ponsel Fajri pada Selasa, 30 Juni siang hari.

“Itu SMS dari Ayah, katanya sudah meninggalkan Medan,” ujarnya.

Fajri tak sempat membalas SMS tersebut karena berada di belakang kemudi. Ia, Adilia, dan anak pertama mereka Alesha Choirunnisa bergegas menuju pangkalan Tanjung Pinang, tempat pesawat Hercules yang ditumpangi Multono dijadwalkan mendarat.

“Ini cucu pertama (Alesha), kata ayah kangen ketemu cucunya,” ucapnya.

Sementara itu, di kediaman Fajri di Tanjung Uban, para tetangga Fajri bersiap menyambut Mulyono. Pria hangat dan supel ini akrab dengan tetangga sekitar rumah Fajri setelah tiga kali berkunjung ke sana.

Setelah 15 menit, pesan singkat kembali. Aldino Dwi, adik Adilia, mengabarkan pesawat Hercules A-1310 jatuh dan terbakar di Medan. Fajri tidak mudah percaya dan mencari tahu kebenarannya dengan segera menghubungi markas Suwondo di Medan.

“Kami hanya bisa pasrah dan jujur,” kata Fajri. “Para tetangga yang ingin berkunjung akhirnya menunjukkan rasa hormat mereka.”

Serahkan taman itu kepada warga

Mulyono dikenal berhati ringan. Suami Manise memang dikenal enggan diam. Beliau dipercaya menjadi Bidang Bina Lingkungan dan Kebersihan RW 9 Perumahan Asrikaton Kecamatan Pakis. Bersama warga lainnya, almarhum diketahui antusias meramaikan suasana kelurahan RW 9.

“Beliau dan beberapa warga sangat gemar berkebun dan melakukan pemugaran balai RW. “Lapangan sekitar aula RW kini disulap menjadi kebun toga (tanaman obat keluarga) dan sayur mayur, itu semua hasil karyanya,” kata Novi Satya Kurniawati, ketua RT 2 sekaligus tetangga almarhum.

Berbagai tanaman mulai dari cabai, terong, buncis, singkong, pare, kecipir hingga jagung dan bawang tumbuh subur di halaman aula RW. Semuanya merupakan hasil aktivitas santai almarhum mencangkul tanah di sekitar aula RW.

Namun, ayah dua anak ini kerap khawatir selama dua bulan terakhir bahwa kebunnya akan terbengkalai jika berangkat ke Tanjung Pinang.

“Dia sering bertanya siapa yang akan menyiram tanaman, saya waktu itu tidak menyangka kepergiannya permanen kali ini,” kata Novi.

Ia merasa tertimpa musibah ini. Rasa kehilangan yang sangat terlihat membebani dirinya dan warga lainnya

“Saya tidak bisa membayangkan kehilangan warga negara yang seringan dia,” kata Novi.

Kini anggota keluarga dan kerabat di sekitar kediaman Mulyono kelahiran 1959 itu sabar menunggu kedatangan jenazah untuk memberikan penghormatan terakhir. Usai dikebumikan, rencananya jenazah akan dimakamkan di Taman Makan Marga Baka, pemakaman di Komplek Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, Malang. — Rappler.com

sbobet88