• November 24, 2024
Oksigen, Barang Mewah di Tengah Kabut Asap di Riau

Oksigen, Barang Mewah di Tengah Kabut Asap di Riau

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Saya tidak mampu membeli tabung oksigen, harganya sangat mahal. Saat ini saya sudah kehabisan nafas. Setelah menerima oksigen ini, kondisi saya mulai membaik.”

PEKANBARU, Indonesia – Puluhan masyarakat bergegas menuju Rumah Singgah Oksigen yang baru saja dibuka gerakan Pramuka di Riau pada Sabtu, 24 Oktober, di tengah kabut asap tebal.

“Satu warga mendapat layanan oksigen selama 15 menit,” kata Hesti, anggota pramuka yang bertugas mengoperasikan Rumah Singgah Oksigen.

Hingga Sabtu sore, sudah ada 70 warga yang datang untuk mengambil oksigen gratis. Ada empat tabung oksigen di sana.

Seorang warga Pekanbaru bernama Hesti membawa ketiga anaknya ke rumah singgah.

“Tadinya saya mencari tabung oksigen ini di Pekanbaru, tapi toko alat kesehatan tidak ada yang menjualnya. Salah satu anak saya, Marsha, mengalami batuk dan pusing. Jarinya membiru. “Setelah diberi oksigen di rumah sakit, alhamdulillah mulai pulih,” kata Hesti.

Salah satu anaknya, Keysa, yang baru berusia 7 tahun, juga menunjukkan gejala infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Sementara itu, Lili, 32 tahun, warga Jalan Durian yang ditemui saat mengambil oksigen di Kantor Pramuka Riau mengaku sangat bersyukur dengan adanya tempat penampungan oksigen.

“Saya tidak mampu membeli tabung oksigen, harganya sangat mahal. Saat ini saya sudah sesak napas. “Setelah saya mendapat oksigen ini, kondisi saya mulai cukup baik,” kata Lili.

Gerakan Pramuka mempelopori hal ini untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap masalah kabut asap yang telah melanda Riau dan provinsi lain di Indonesia selama berbulan-bulan.

“Langkah konkrit harus segera dilakukan dalam kondisi seperti ini. “Walaupun baru dibuka sedikit (untuk empat tabung), semoga cukup untuk menyatakan kita berbuat sesuatu,” ujar Ketua Kwarda Pramuka Riau, Azali Djohan.

Ia berharap, dinas, perusahaan, atau lembaga lain bisa mengikuti langkah yang dilakukan Pramuka Riau. Pasalnya, ketika oksigen murni di Riau menipis, warga membutuhkan oksigen tambahan. Parahnya, saat ini warga kesulitan mendapatkan atau membeli tabung oksigen portabel di pasar.

Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, jumlah korban terpapar asap terus menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. Pada 22 Oktober, jumlah korban tercatat 81.370 orang. Sehari kemudian bertambah 86.443 orang atau bertambah 5.073 orang.

Sedangkan pada 22 Oktober yang terkena ISPA hanya 68.184 orang, namun pada 23 Oktober mencapai 72.340 orang atau bertambah 5.012 orang. Jumlah penderita terbanyak masih di Kota Pekanbaru sebanyak 18.761 orang, dengan penderita ISPA sebanyak 16.907 orang. Sisanya menderita pneumonia, asma, iritasi mata, dan masalah kulit. — Rappler.com

BACA JUGA:

Result HK