OPM menebar ancaman, menyatakan perang terbuka dengan Indonesia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
OPM pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo menyatakan perang terhadap masyarakat Indonesia non-Papua, bukan hanya TNI dan Polri.
JAYAPURA, Indonesia – Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo yang bermarkas di Lany Jaya, Papua, mengancam akan melancarkan perang terbuka terhadap Indonesia.
“Mulai saat ini kami menyatakan perang revolusi total dari Sorong sampai Merauke, yaitu perang terbuka terhadap seluruh rakyat Indonesia di Papua,” kata Enden melalui telepon genggamnya, Jumat, 22 Mei.
Ancaman ini tidak hanya ditujukan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau Kepolisian Republik Indonesia (Polri), tetapi juga kepada masyarakat non-Papua.
Dalam perang terbuka atau disebut revolusi total dari Sabang sampai Merauke, OPM akan berusaha mengusir Indonesia dari Papua. “Pengusaha Indonesia, buruh bangunan, PNS akan dibunuh, diskors, tidak hanya tentara atau polisi, yang penting rambutnya lurus,” kata Puron.
Perang terbuka ini, kata Enden, untuk menegaskan bahwa perjuangan Papua merdeka tetap menjadi harga mati, menolak segala bentuk dialog.
Puron juga mengatakan hal serupa, bahwa pernyataan Presiden Joko “Jokowi” Widodo bahwa Papua aman tidaklah benar.
“Presiden bilang Papua aman, itu tidak benar, komando OPM siap berperang, kami tidak ingin ada dialog yang diselenggarakan oleh Indonesia yang suka berbuat curang,” kata Puron.
Menurutnya, kelompoknya saat ini telah mengumpulkan berbagai senjata dan amunisi untuk mendukung perang terbuka. “Kami sudah menyiapkan senjata untuk melancarkan perang terbuka,” ujarnya.
(BACA: Apakah Jurnalis Asing Bisa Meliput Secara Bebas di Papua?)
Puron juga menyerukan agar Indonesia segera meninggalkan seluruh Papua. “Indonesia hanya berasal dari Papua karena kita akan terus memperjuangkan Papua merdeka,” kata Puron.
Enden juga mengajak wartawan asing masuk ke Papua, untuk menyaksikan langsung aksi-aksi yang akan mereka lakukan. “Wartawan internasional dan nasional harus mempunyai kebebasan memberitakan di Papua,” kata Enden.
Pada awal Mei, Jokowi mengunjungi Papua untuk kedua kalinya sejak terpilih menjadi presiden tahun lalu.
Dalam kesempatan itu, Jokowi memberikan grasi kepada lima tapol Papua dan menyatakan Papua kini menjadi kawasan terbuka bagi jurnalis asing.
“Mulai hari ini jurnalis asing boleh dan bebas datang ke Papua, sama seperti (kalau datang untuk meliput) di daerah lain,” kata Jokowi, di Merauke, 10 Mei. —Rappler.com