• November 22, 2024

Optimisme menemukan pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang

Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo telah menunjuk Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk memimpin pencarian pesawat Air Asia dengan kode penerbangan QZ 8051 yang hilang dalam penerbangan Surabaya menuju Singapura pada Minggu pagi (28/12). Penunjukan tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat berkunjung ke Kantor Pusat Badan SAR Nasional, hari ini (29/12).

Tak lama kemudian, saya mendapat informasi bahwa Profesor Mardjono Siswosudarmo, guru besar metalurgi Institut Teknologi Bandung, ikut serta dalam pencarian pesawat fatal tersebut.

Untuk beberapa alasan, saya optimis bahwa tim gabungan multi-lembaga yang sekarang dipimpin oleh Bapak. JK yang terkoordinasi, akan dapat menemukan lokasi pesawat QZ 8501 yang membawa 162 penumpang dan awak tersebut.

Kami berharap yang terbaik, serta mukjizat dari Allah SWT, untuk nasib seluruh penumpang dan awak kapal. Apapun yang terjadi, mencari tahu di mana letak pesawat setidaknya bisa meredakan rasa penasaran dan ketidakpastian yang dialami keluarga penumpang dan awak pesawat. Juga menjawab pertanyaan masyarakat tentang kemampuan tim gabungan menemukan lokasinya.

Indonesia dan pengalaman pencarian pesawat Adam Air

Tn. Pada 1 Januari 2007, JK ikut serta dalam seluruh pencarian pesawat Adam Air yang hilang di perairan Sulawesi. Saya ingat bagaimana Pak. JK menyemangati tim pencari di tempat. “Jangan biarkan Amerika menjadi yang pertama menemukannya,” kata Mr. kata JK.

Hal ini bukan dimaksudkan untuk menolak bantuan luar negeri, melainkan untuk mendorong semangat tim gabungan berbagai instansi, mulai dari Basarnas, TNI, KNKT, Polri hingga BPPT.

Profesor Mardjono menjadi penyidik ​​senior di Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, dan berperan dalam menemukan lokasi pesawat Adam Air. Butuh waktu delapan bulan dengan menggunakan seluruh teknologi yang ada, hingga akhirnya kotak hitam pesawat ditemukan.

Pada 27 Agustus 2007, kotak hitam Adam Air ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat. Profesor Mardjono mengatakan kepada media massa, selain menemukan perekam data penerbangan, timnya juga menemukan perekam suara kokpit di kedalaman laut 2.000 meter.

Saat itu, Indonesia dibantu kapal khusus Amerika Serikat yang bermarkas di Filipina. Kapal tersebut memiliki teknologi sonar dan hidrofon untuk menangkap Underwater Locator Beacon atau pinger. “Perangkatnya macet kotak hitam dan mengeluarkan suara ping, ping, ping terus menerus selama 30 hari. Makanya ditangkap,” jelas Mardjono seperti dikutip Liputan6.com.

Kapal Baruna Jaya milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi juga ikut terlibat dalam pencarian pesawat Adam Air.

Bisakah nasib Air Asia QZ 8501 ditemukan seperti Adam Air?

Dalam kasus Air Asia QZ 8501, nuansa optimisnya lebih besar. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, perairan di sekitar Bangka Belitung tergolong landai. Daerah ini diyakini menjadi tempat hilangnya pesawat.

Sekali lagi pemerintah akan mengandalkan kapal Baruna Jaya. Laksamana TNI DA Mamahit, Pj Kepala Badan Keamanan Laut, mengatakan kedalaman air hanya sekitar 40 meter. Dengan begitu, teknologi Baruna Jaya atau kapal yang memiliki sistem sonar lain bisa melakukan pencarian.

Kemarin sore saat jumpa pers bersama Wakil Presiden JK, Kepala BasarNas Marsekal FHB Sulistyo mengatakan ada dua kendala dalam pencarian pesawat Air Asia tersebut. Pertama cuaca, kedua jika kedalamannya lebih dari 200 meter. Membutuhkan peralatan khusus. Jika apa yang disampaikan Menko Maritim hari ini benar, berarti cuaca hanya salah satu faktornya.

Jika benar, maka kekhawatiran yang digambarkan pihak Australia juga sama besarnya tulisan ini tidak terjadi.

Menemukan lokasi pesawat yang hilang sulit dilakukan, bahkan dengan teknologi canggih sekalipun. Australia memimpin pencarian pesawat Malaysia Airlines MH 370, yang hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada Maret tahun ini. Hingga saat ini, belum ditemukan jejak lokasi MH 370.

Lapisan minyak yang belum terverifikasi

Sore ini beredar kabar di media bahwa pesawat P3 Orion milik Australia yang membantu proses pencarian menemukan puing-puing dan larutan minyak di perairan Pulau Belitung. Beberapa media mengutip informasi tersebut, termasuk kantor berita asing.

Saya menghubungi Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya Didiet Herdiawan. Saat saya telepon siang tadi, dia sedang rapat di Basarnas. Dia menghubungkan saya dengan Letkol Mursjid. Saya memposting hasil percakapan di status Facebook saya, dan saya menyampaikannya di sini:

“Saya baru saja menelepon Wakil Kepala TNI Angkatan Laut Laksamana Didiet Herdiawan yang sedang sibuk rapat di markas Badan Pencarian dan Pertolongan. Saya mencoba mendapatkan konfirmasi atas kabar bahwa puing-puing Orion Australia berada di area pencarian #‎QZ8501. Bukan hanya puing-puing, tapi juga tumpahan minyak.

Pak Didiet mempersilahkan saya berbicara dengan Letkol Mursjid, penanggung jawab operasional. Menurut Pak Mursjid, salah satu kapal TNI Angkatan Laut, Kapal AL Manau, melakukan pencarian hingga 16 mil arah barat laut Laut Pulau Belitung. “Misi baru saja selesai dipimpin oleh Kapten Aan dan mereka TIDAK menemukan apapun. Bukan puing-puing atau tumpahan minyak”.

Jadi, itulah 2 sen saya untuk liputan #QZ8501 hari ini.

Saya sangat berharap tim SAR segera menemukan pesawat tersebut. Harapan akan keajaiban dari Tuhan. Insya Allah”.

Kemarin sore saya juga bilang ke Pak. Panggil Jusuf Kalla saat dalam perjalanan menuju kantor Basarnas. Ini hasilnya, seperti yang juga saya sampaikan melalui Facebook:

Saya hanya menelepon Pak Jusuf Kalla, Wakil Presiden. Ia sedang dalam perjalanan menuju Kantor Badan Penyelamat Nasional (BASARNAS) di Kemayoran Jakarta. Dia akan memantau proses pencarian dan penyelamatan terkait orang hilang #‎QZ8051. Dia pertama kali mendapat informasi dari TV pagi ini setelah berolahraga. Lalu dia menelepon Menteri Perhubungan Jonan yang ada di Surabaya.

Menurut Pak JK, BASARNAS akan memimpin dan mengkoordinasikan upaya bersama tersebut, termasuk dukungan dari lembaga dan negara tetangga seperti Spore.

Pak JK: Kita harus hati-hati memverifikasi semua informasi, termasuk informasi tentang “kecelakaan pesawat ditemukan di Laut Belitung Timur”, seperti diberitakan beberapa media. Belum dikonfirmasi.

Pak JK hingga saat ini belum berkomunikasi dengan Presiden Jokowi.

Pak JK juga ketua Palang Merah Indonesia.

Ya, saya tergoda untuk mencoba mengkonfirmasi informasi yang membingungkan tersebut meskipun informasi tersebut disampaikan oleh media arus utama. Fungsi jurnalis di era digital, seperti yang diungkapkan Bill Kovach dan Tom Rosenstiel dalam bukunya WASIG: Bagaimana Mengetahui Apa yang Benar di Era Kelebihan Informasi, adalah sebagai kurator. Untuk membantu masyarakat memilih dan memperoleh informasi yang dapat dipercaya.

Musibah hilangnya pesawat Air Asia QZ 8501 menjadi ujian di awal pemerintahan Jokowi-JK. Sejauh ini, saya melihat duo pemimpin mengambil langkah taktis dan sistematis untuk mengkonsolidasikan semua kekuatan dan kemampuan yang ada untuk menemukan pesawat ini. Dukungan moral masyarakat yang juga tinggi membuat bos Air Asia Tony Fernandez merasa terharu.

Sejauh ini saya menilai komunikasi publik pihak-pihak yang terlibat jauh lebih baik dibandingkan penanganan komunikasi publik saat bencana yang menimpa MH 370.

Saya optimis. Dan semoga perasaan ini menjadi kenyataan.-Rappler.com

Uni Lubis, mantan Pemimpin Redaksi ANTV, menulis blog tentang 100 hari pemerintahan Jokowi. Ikuti Twitter-nya @unilubis dan membaca blog pribadinya unilubis.com.

togel hongkong