• November 26, 2024
‘Orang-orang di Persimpangan Jalan’

‘Orang-orang di Persimpangan Jalan’

Pangeran Siahaan, penulis politik muda, mengajak kita mengenang sebagian kecil perjalanan Bung Besar, Bung Kecil, Muhammad Hatta, Tan Malaka, Chaerul Saleh, Wikana, Soekarni, Darsono, Semaun, Alimin dan Amir Sjarifuddin, melalui sebuah puisi. .

Berikut puisi yang dibacakannya pada sebuah acara mikrofon terbuka Unmasked 2: Malam Puisi Akar dilaksanakan di Paviliun 28, Jakarta Selatan.

Orang-orang di persimpangan jalan

Sejarah tidak hanya ditulis oleh mereka yang memenangkan perang

tetapi juga oleh mereka yang menyukai perang

yang terus mengamuk ketika ada cahaya di dalam roh

membebaskan jiwa-jiwa dari tangan korup PNS yang berakhir dengan bayonet dan peluru

Saat Ibu mengadakan pesta pindah rumah

itu memanggil semua orang untuk datang dan membantu

Mulai dari tukang batu, penjahit, tukang baru, hingga yang ragu.

Selalu ada ruang kosong di dalam rumah yang belum selesai

untuk menampung beberapa rakit

dari Banda Aceh hingga Bandar Lampung

Dari ujung ke ujung

Kota ke kota

Saku ke saku

Tutupi untuk menutupi

Mulut ke perut

Yang membuat panggilan rumah bordil pada umumnya terdengar revolusioner:

Astaga, ayolah!

Namun saat pesta usai dan ibu tertidur dalam keadaan mabuk karena kacang panggang

Mereka yang berada di persimpangan jalan

Terpaksa menghapus nama mereka dari catatan

Tidak untuk diketahui oleh peradaban

Untuk diingat

Agar bisa menguap seiring perkembangan zaman

Sehingga hilang dari buku-buku yang diajarkan mulai dari SD Inpres hingga SMA unggulan

Pada akhirnya bukan peluru Belanda yang membunuh mereka

Bukan pedang Jepang yang membuat mereka mengerang

Tanyakan mengapa mereka terpaksa melarikan diri dan tidak bisa pulang

Tanyakan mengapa Soekarno hanya dirawat oleh dokter hewan

Tanyakan mengapa Sjahrir harus tinggal di Swiss

Tanyakan mengapa tangan itu akhirnya meraihnya

Inilah tangan yang mereka sebut saudara pada suatu pagi di bulan puasa

Oleh karena itu saya bersaksi atas nama:

Orang besar

Orang kecil

Muhammad Hatta

Tan Malaka

Chaerul Saleh

Bahasa

Sukarni

Darsono

Semaun

Alimin dan

Amir Syarifuddin

Sekali lagi saya katakan bahwa saya bersaksi atas nama:

Orang besar

Orang kecil

Muhammad Hatta

Tan Malaka

Chaerul Saleh

Bahasa

Sukarni

Darsono

Semaun

Alimin dan

Amir Syarifuddin

Inilah kesimpulan penting dari dramaturgi republik minyak, darah, dan api

Tinju di Ikada sama dengan tinju di Trisakti dan Semanggi

Dihapus, disingkirkan, dipinggirkan, namun tidak akan hilang sama sekali.

Dari dalam kubur suara kita akan lebih nyaring dari pada di bumi!

—Rappler.com

Data SGP Hari Ini