• September 20, 2024

Orangutan dibakar untuk dimakan saat berbuka puasa

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pelaku berhasil diidentifikasi dan diperiksa oleh Polri dan BKSDA Kalimantan Tengah.

JAKARTA, Indonesia – Dunia maya dihebohkan dengan status pengguna Facebook yang mengunggah foto orangutan usai dibakar untuk dimakan saat berbuka puasa.

Foto tersebut diunggah oleh pengguna dengan nama akun Polo Doomsday Committee. Dalam statusnya, ia menulis: “Dimasak untuk berbuka puasa.”

Dalam status beserta foto keduanya, pelaku berkata, “Yooo, dimasak dengan kecap segar.”

Organisasi perlindungan hutan dan satwa liar ProFauna pertama kali menerima laporan pembantaian orangutan pada Selasa 23 Juni. Tindakan kejam pelaku langsung memicu kemarahan para pecinta binatang.

Berdasarkan pernyataan ProFauna dalam situsnya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, telah berhasil mengidentifikasi pelaku dan akan segera diperiksa oleh Polres Kotawaringin Barat.

Akun Facebook Polo Komite Kiamat sendiri kini tidak aktif setelah mendapat reaksi dan komentar negatif dari pengguna media sosial lainnya.

Kobarkan kemarahan netizen

//

Netizen di Twitter banyak menggunakan hashtag #Selamatkan OrangUtan untuk menyampaikan kesedihan mereka.

Seorang pengguna Facebook bernama Ian Ardyan pun mengungkapkan kemarahannya melihat tindakan keji tersebut.

“Saya, Ian Ardyan, warga Dayak asli suku Kenyah & Punan (Ayah dan Ibu), sedih melihat kelakuan pihak-pihak yang tega melakukan tindakan kejam terhadap orangutan. “Alih-alih melindungi diri sendiri, kita malah bertindak tanpa belas kasihan terhadap sesama makhluk Tuhan,” tulis Ian, yang juga anggota. seorang aktivis hak asasi manusia untuk masyarakat adat dan lingkungan hidup.

Sementara itu, Bambang Pramudia Nordiansa menulis: “Hampir separuh hidup saya berada di Kalimantan. Saya merasa suku-suku asli dan satwa eksotiknya mulai dipinggirkan dan dikucilkan… Perasaan apa yang ada di benak mereka melakukan hal ini? Seperti memakan bayi.”

Sementara itu, pengguna Facebook lainnya bernama Putri Ramdhani mengatakan, “Hewan pun masih punya perasaan, kadang suka membantu menyelamatkan manusia. Kenapa manusia malah menyembelih hewan?”

Syahrifuddin pun mengecam perilaku keji tersebut. “Kurangnya pengetahuan tentang keseimbangan alam membuat mereka buta terhadap pemikiran tentang satwa langka. “Perilaku seperti ini sungguh tercela,” katanya.

Bukan orangutan?

Meski menghebohkan internet, kasus ini juga menjadi perdebatan di kalangan pakar orangutan. Ada yang bilang, yang dibakar Polo Komite Kiamat bukanlah orangutan, melainkan monyet.

Namun, apa pun spesiesnya, tindakan ini tidak dapat dibenarkan.

“Kalaupun yang dibakar bukan orangutan, tetap melanggar etika dan hukum, karena pembunuhan satwa liar di hutan tetap memerlukan izin,” kata Swasti Prawidya Mukti, juru kampanye PROFAUNA Indonesia.

Hal tersebut didukung komentar pengguna Facebook lainnya, Yasmin Putri. “Sangat kejam. “Kalau saya mau orangutan atau monyet, tetap tidak pantas disembelih seperti itu,” ujarnya.—Rappler.com


slot online gratis