‘Paus tidak punya agenda politik’ – Uskup Agung Manila
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Paus tidak akan menyerang PBB,” kata Uskup Agung Manila Luis Antonio Kardinal Tagle, menjelaskan bahwa Paus Fransiskus tidak memiliki agenda politik dalam menulis Laudato Si.
MANILA, Filipina – Uskup Agung Manila Luis Antonio Kardinal Tagle mengklarifikasi bahwa Paus Fransiskus tidak memiliki agenda politik untuk menulis Laudato Si (Terpuji), ensiklik kepausan terbaru tentang perubahan iklim.
Sebuah forum diadakan di Universitas Ateneo de Manila pada hari Kamis, 13 Agustus, membahas Laudato Si dan tantangan lingkungannya di lingkungan Filipina.
Laudato Si (Terpujilah) adalah ensiklik kedua Paus Fransiskus. Laporan ini membahas realitas dan dampak perubahan iklim terhadap masyarakat rentan dan menyerukan tindakan yang diperlukan.
“Agenda gereja, seperti yang diungkapkan oleh Paus Fransiskus, bukanlah untuk menjalankan kekuasaan atau pengaruh politik apa pun, namun untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah yang berasal dari interdisipliner ini,” kata Tagle. (BACA: T&J: Tesis Hijau Paus: Pengubah Permainan Global?)
Hal ini merupakan jawaban atas pertanyaan Antonio La Viña, dekan Sekolah Pemerintahan Ateneo, ketika ia menanyakan apakah gereja mempunyai agenda politik mengenai isu perubahan iklim.
“Tidak akan berlari lebih jauh PBB dan Paus, ”Tagle bercanda kepada hadirin. (Paus tidak akan mencalonkan diri untuk PBB.)
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Benjamin Tolosa, seorang profesor ekonomi politik di Ateneo, mengatakan bahwa meskipun gereja tidak memiliki agenda politik, masalah perubahan iklim memerlukan “tanggapan pemerintah global.” (BACA: Tagle di Ensiklik Paus: Revisi Kebijakan, Gaya Hidup)
“Makanya kita perlu punya agenda politik yang mungkin tidak datang (langsung) dari Paus,” ujarnya. (BACA: PH dinobatkan sebagai negara yang paling terkena dampak perubahan iklim pada tahun 2013)
Ketua Shell Filipina Edgar Chua menjawab pertanyaan ini dengan mengakui kerja PBB.
“Ada banyak inisiatif global seperti Conference of Parties (COP) yang diadakan pada akhir tahun dengan negara-negara yang membuat komitmennya sendiri,” katanya.
Chua juga menambahkan bahwa akhir tahun 2015 menandai peralihan dari Tujuan Pembangunan Milenium ke Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. (BACA: Fokus utama perubahan iklim dalam tujuan pembangunan baru PBB)
“Inisiatif global apa pun tidaklah mudah. Kita perlu menjaring banyak pemangku kepentingan, oleh karena itu interdisipliner perlu dilakukan,” tambahnya. – Rappler.com