• October 6, 2024
Pejabat FIFA Ditangkap FBI, Bagaimana dengan di Indonesia?

Pejabat FIFA Ditangkap FBI, Bagaimana dengan di Indonesia?

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Penangkapan pejabat FIFA oleh polisi Swiss bekerja sama dengan FBI menunjukkan bahwa organisasi sepak bola dapat dituntut jika melanggar hukum positif.

Jakarta, Indonesia Sejumlah pejabat federasi sepak bola dunia (FIFA) ditangkap pada Rabu 25 Mei 2015 oleh biro detektif Amerika (AS) yang bekerja sama dengan polisi Swiss. Mereka ditangkap dalam kasus korupsi sebesar USD 100 juta. Mereka juga didakwa melakukan suap dan pencucian uang terkait penyelenggaraan turnamen Piala Dunia 2018 dan 2022.

Penangkapan itu benar-benar memukul muka FIFA. Pasalnya, operasi penangkapan tak henti-hentinya dilakukan saat hendak menggelar Kongres ke-65. Presiden FIFA saat ini, Sepp Blatter, dilaporkan akan berjuang untuk mendapatkan kembali jabatannya pada masa jabatan kelimanya di FIFA. Hanya ada satu pesaing dalam kongres ini, yaitu Pangeran Ali bin al-Hussein dari Yordania.

Berikut daftar nama petugas yang ditangkap berdasarkan kabar dari Waktu New York.

  1. Jeffrey Webb, presiden Asosiasi Sepak Bola Amerika Tengah dan Karibia (Concacaf).
  2. Jack Warner, pengganti Jeffrey Webb.
  3. Eugenio Figueredo, komite eksekutif Asosiasi Sepak Bola Uruguay
  4. Eduardo Li, Presiden Federasi Sepak Bola Kosta Rika.
  5. Julio Rocha, pejabat FIFA
  6. Rafael Esquivel, Presiden Federasi Sepak Bola Venezuela
  7. Jose Maria Marin, mantan presiden Federasi Sepak Bola Brasil,
  8. Nicolas Leoz, mantan presiden Federasi Sepak Bola Amerika Selatan
  9. Alejandro Burzaco, pejabat eksekutif FIFA
  10. Aaron Davidson, eksekutif FIFA
  11. Hugo Jinkis, pejabat eksekutif FIFA
  12. Mariano Jinkis, pejabat eksekutif FIFA

Para pejabat yang ditangkap akan diekstradisi ke Amerika Serikat dan didakwa dengan tuduhan korupsi federal seperti pencucian uang, penipuan, dan pemerasan. Selain itu, mereka juga didakwa dalam kasus manipulasi pengelolaan hak siar, royalti, dan pemilihan tuan rumah Piala Dunia. Praktik korupsi ini terjadi secara terstruktur selama 20 tahun terakhir.

Ada spekulasi bahwa ada satu pejabat lagi yang ditangkap. Tuduhan itu ditujukan terhadap Blatter. Namun, tidak ada tanggapan dari FBI. Blatter juga tidak mengundurkan diri dari jabatannya atau pencalonannya.

Proses penangkapan para pejabat tersebut tidak terlalu sulit. Mereka dikunjungi FBI dan polisi di sebuah hotel bintang lima di Zurich, Baur au Lac Zurich. FBI tidak kesulitan menangkap mereka karena Amerika Serikat mempunyai kerja sama ekstradisi dengan Swiss.

Penangkapan ini menunjukkan bahwa hukum positif masih bisa digunakan untuk menjerat pengurus asosiasi sepak bola. Zuhairi Misrawi, anggota Tim Transisi menuding FIFA menjadi tempat persembunyian mafia.

Di Indonesia, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan, gerakan perbaikan tata kelola sepak bola nasional sebenarnya dimulai dari ketaatan pada hukum.

Sebelum membekukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada 17 April 2015, ia mendesak organisasi pimpinan La Nyalla Mattalitti itu menyelesaikan masalah pajak, kontrak pemain, dasar hukum pendirian klub, dan tunggakan gaji. Jika tidak diselesaikan maka tidak ada kompetisi. (BACA: Menpora Imam Nahrawi Lawan Burung Hering Sepak Bola)

Terakhir, Menteri Pemuda dan Olahraga serta Badan Organisasi Profesi Indonesia (BOPI) menyatakan menundanya memulai hingga akhirnya PSSI membeku.

Masalahnya, Menpora bukan aparat penegak hukum. Ia tak punya kuasa untuk menangkap tunggakan gaji, pelanggar kontrak, dan penghindar pajak—kalau benar apa yang dituduhkan, kecuali ia melaporkan terlebih dahulu ke Bareskrim Mabes Polri.

Wakil Ketua PSSI Erwin Budiawan saat dihubungi melalui BlackBerry Messenger mengaku mendengar kabar penangkapan pejabat FIFA tersebut. “Sebagai anggota FIFA, kami mendukung pemberantasan pelanggaran ini. Ketentuan ini juga masuk dalam kode etik FIFA, kata Erwin.

Ditanya, jika penegak hukum mengusut kasus yang sama di PSSI, siapkah Erwin? Pesan di BlackBerry Messenger Dia tidak menjawab apa yang dia kirimkan Rappler.com


link demo slot